oleh Drs. B.F. Drewes dan Drs. J. Slomp
ISNET Homepage | MEDIA Homepage | Program Kerja | Koleksi | Anggota
| Indeks Antar Agama | Indeks Artikel | Indeks Islam | Indeks Kristiani | |
|||
KATA PENGANTAR
Pembaca yang budiman,
Kabar angin atau gossip atau desas-desus dan
semacamnya merupakan sesuatu yang cepat berkembang dan terkenal memiliki daya
yang mematikan, apalagi bila terdapat pihak yang memancing di air keruh.
Banyak orang terdampar, tidak sempat atau tidak mampu lagi melihat apa
benarnya, atau memahami duduk persoalannya. Dan, aah, andai setiap orang
mampu melihat persoalannya; andai ada orang yang mampu memberikan pegangan
yang kuat dan dapat diandalkan, semua jadi lega; semua bilang "ah hanya
omong kosong belaka."
Buku ini; "Seluk-beluk Buku yang disebut Injil
Barnabas", bermaksud memberikan kelegaan, khususnya bagi kita umat
Kristen. Buku ini merupakan informasi; yang digali dari studi, sehingga
isinya bisa diandalkan, bisa menjadi penerang kita dalam kesimpangsiuran dan
kekalutan mengenai Buku yang disebut injil Barnabas tersebut. Syukurlah,
akhirnya jelas dan menjadi terang duduk persoalannya siapa Barnabas, kapan
buku ini ditulis, perkembangannya, dan apakah bisa disebut Injil dalam
pengertian kita; semuanya jelas.
Semoga buku ini memberikan kelegaan dan nafas yang
lapang.
Penerbit
|
|||
Seluk-beluk
buku yang disebut
Injil Barnabas
oleh Drs. B.F. Drewes dan Drs. J. Slomp
ISNET Homepage | MEDIA Homepage | Program Kerja | Koleksi | Anggota
| Indeks Antar Agama | Indeks Artikel | Indeks Islam | Indeks Kristiani | |
|||
PENDAHULUAN
Sering ada orang bertanya, "Apa sih itu injil
Barnabas, yang disebut-sebut orang? Kalau kita buka kitab suci Perjanjian
Baru, ternyata injil itu tidak dimuat!"
Buku kecil ini ditulis dengan maksud untuk memberi
jawaban atas pertanyaan tersebut di atas. Dalam buku kecil ini akan diuraikan
pokok-pokok sebagai berikut:
·
Bagaimanakah "injil" itu
ditemukan? Terjemahan manakah yang kini beredar, dan naskah-naskah kuno
manakah yang dipakai oleh para penterjemahnya? (Bab 1 );
·
Kapan "injil" itu
dikarang? (Bab 2);
·
Siapakah pengarangnya dan di
manakah "injil" itu ditulis? (Bab 3);
·
Selanjutnya akan ditinjau isi
"injil" itu dalam garis besarnya (Bab 4);
·
Akhirulkalam akan dikemukakan
beberapa kesimpulan (Bab 5), disusul dengan daftar kepustakaan.
Buku kecil ini disusun oleh Drs. B.F. Drewes
berdasarkan bahan-bahan penelitian ilmiah yang sebagian besar dikerjakan oleh
Drs. J. Slomp. Alihbahasa ditangani Galih Resi.
Untuk selanjutnya akan digunakan singkatan Barn
kalau dimaksudkan kitab "injil" Barnabas. Dan bila kitab itu
disebut injil, kata itu akan ditempatkan antara tanda kutip
("injil"), karena kitab itu bukan Injil dalam arti kitab-kitab Injil
yang terdapat dalam kitab suci Perjanjian Baru. Sebab Barn jauh lebih muda
usianya, dan dikarang oleh seseorang berdasarkan kitab-kitab Injil yang asli
yang terdapat daIam kitab suci Perjanjian Baru.
Besar harapan kami semoga buku kecil ini dapat
memberikan jawaban atas berbagai pertanyaan yang timbul di sana-sini sekitar
kitab '"injil" Barnabas.
|
|||
Seluk-beluk
buku yang disebut
Injil Barnabas
oleh Drs. B.F. Drewes dan Drs. J. Slomp
| |||
BAB 1. NASKAH-NASKAH KUNO MANAKAH
YANG KITA MILIKI TENTANG "INJIL BARNABAS"?
Terbitan Barn dalam bahasa Indonesia merupakan
terjemahan Barn yang sudah beredar dalam bahasa asing. Menurut penelitian
kami ada tiga terbitan Barn dalam bahasa Indonesia:
·
Indjil Barnaba terdjemahan J.
Bachtiar Affandie, Djilid ke-I (1969)1;
·
Indjil Barnabas, terdjemahan dari
bahasa Arab, oleh Husein Abubakar dan Abubakar Basjmeleh2; yang berisi a.l. banyak catatan
pinggir ayat-ayat Alkitab, yang diambil dari terjemahan Lonsdale and Laura
Ragg (lihat di bawah);
·
Terjemah Injil Barnabas, dengan diberi
notasi ayat-ayat Qur'an, oleh Rahnip M, B.A.3
Berhubung terjemahan Barn yang dilakukan oleh J.
Bachtiar Affandie tidak dapat kami peroleh, penelitian kami secara khusus
diarahkan pada kedua terjemahan yang lain. Terlebih dahulu perlu dikemukakan
bahwa terjemahan Husein Abubakar dan Abubakar Basjmeleh jauh lebih baik
dibandingkan dengan terjemahan Rahnip (periksa Catatan nomor 2 dan 3).
Jelaslah buku-buku tersebut merupakan terjemahan
dari bahasa asing. Karena kami berusaha untuk mencari naskah Barn yang paling
tua, kami bertanya-tanya terbitan Barn manakah yang dipakai sebagai dasar
terjemahan Indonesia.
Abubakar/Basjmeleh menggunakan terbitan Barn dalam
bahasa Arab. Tentu saja terbitan bahasa Arab itu pun merupakan terjemahan
pula. Bagaimanakah terjadinya terjemahan bahasa Arab ini? Besar kemungkinannya
terbitan bahasa Arab merupakan terjemahan dari terbitan Barn dalam bahasa
Inggris. Dan terbitan bahasa Inggris itu pun merupakan terjemahan dari naskah
Barn dalam bahasa Italia yang kita miliki. Yang belum jelas bagi kita ialah
apakah untuk terjemahan bahasa Arab dipakai juga naskah bahasa Italia.
Terjemahan Rahnip didasarkan atas terbitan Barn
dalam bahasa Inggris yang merupakan terjemahan dari naskah bahasa Italia,
seperti dikemukakan dalam "Kata Pengantar" dari buku Rahnip.
Mungkin anda agak bingung dengan segala macam
terjemahan Barn, karena itu pada bagan di bawah ini digambarkan apa yang
diuraikan lebih dahulu:
Naskah "injil Barnabas"
dalam bahasa Italia
| |
| |
|? Terjemahan Inggris
| | |
| | |
Terjemahan Arab
<----------+ |
| |
| |
Terjemahan Indonesia Terjemahan Indonesia
| |
| |
Abubakar/Basjmeleh Rahnip
Jadi jelaslah terbitan-terbitan bahasa Indonesia tersebut merupakan terjemahan dari terjemahan. Semua terbitan itu bersumber pada naskah bahasa Italia dan terjemahannya dalam bahasa Inggris yang turut dibubuhkannya. Terbitan naskah bahasa Italia dan terjemahan bahasa Inggris dilakukan oleh Lonsdale Ragg dan Laura Ragg pada tahun 1907 (di Oxford, At the Clarendon Press). Memang baru sesudah tahun 1907 banyak orang menaruh perhatian kepada Barn.
Dengan demikian semua terbitan yang kita kenal
bersumber pada naskah bahasa Italia yang dicetak pada tahun 1907 dengan
terjemahannya dalam bahasa Inggris, disertai kata pengantar yang kritis,
dalam mana dibuktikan kepalsuan "injil Barnabas". (Yang menarik,
meskipun terbitan Lonsdale Ragg dan Laura Ragg tersebut digunakan oleh
berbagai pihak sebagai dasar terjemahan mereka, namun kata pengantar yang
kritis itu tidak ikut diterjemahkan). Naskah Barn bahasa Italia yang dipakai
oleh Lonsdale Ragg dan Laura Ragg kini disimpan di dalam perpustakaan negara
di Wina, Austria.
Marilah kita tinjau naskah Barn tersebut. Naskah itu
terdiri dari 222 fasal. Kalau diperiksa cara penulisannya, kertas yang
dipakai dan cara naskah itu dijilid ternyata naskah itu tidak lebih tua dari
pertengahan kedua abad ke-16 sesudah Masehi, karena cara menulis, macam
kertas yang dipakai dan cara menjilid tidak dikenal sebelum masa itu.
Bahasa Italia yang digunakan memperlihatkan banyak
kesalahan. Sering kali huruf "h", misalnya, ditambahkan; padahal sebetulnya
dalam bahasa Italia sama sekali tidak perlu. Contoh: "anno" (tahun)
menjadi "hanno". Demikian pula kata "Chrissto" ditulis
dengan dua huruf "s" padahal cukup satu saja. Boleh dikata bahasa
yang dipakai dalam naskah itu merupakan campuran dari dua dialek Italia,
yakni dialek Tuska dan dialek Venezia. Lagipula terdapat banyak salah ejaan
yang tak dapat dibenarkan, baik dari sudut dialek Tuska maupun dialek
Venezia. Kedua dialek tersebut digunakan di kota universitas Bologna
(Italia). Di kota itu ada mahasiswa yang berasal dari Spanyol. Seorang
cendekiawan Spanyol, Prof. M. de Epalza, membuktikan bahwa banyaknya
kesalahan ejaan dalam "injil Barnabas"' adalah khas bagi seseorang
yang menggunakan bahasa Spanyol sebagai bahasa ibu. Selanjutnya masih dapat
dikemukakan bahwa kemungkinan besar Barn bukan terjemahan ke dalam bahasa
Italia dari bahasa lain. Sebab apabila suatu buku diterjemahkan sering kali
bahasa aslinya masih nampak samar-samar dalam susunan kalimatnya, gaya
bahasanya, dan lain-lain. Hal itu tidak kelihatan pada Barn, sehingga boleh
dikatakan bahwa naskah "injil Barnabas" yang asli dikarang dalam
bahasa Italia. (Bahasa Italia sendiri belum ada pada masa hidup Yesus, dan
baru pada abad ke-13 merupakan bahasa tulisan).
Selanjutnya yang menyolok ialah bahwa pada pinggiran
banyak halaman naskah tersebut di sana-sini dibubuhi catatan dalam bahasa
Arab. Mutu bahasa Arabnya pun buruk, lagipula pengarang membuat banyak
kesalahan. Jelaslah bahwa catatan itu ditulis oleh orang yang sama yang
mengarang naskah Barn tersebut.4
Bagaimanakah naskah itu sampai tersimpan di
perpustakaan negara di Wina. Untuk mengetahui asal-usulnya kita harus kembali
dalam sejarah. Pada tahun 1718, diterbitkan buku karangan John Toland
berjudul "Nazarenus". Dalam buku itu ditulis:
"Dalam karangan ini terlebih dahulu dimuat
sejarah singkat tentang injil yang baru, yang saya temukan di kota Amsterdam
pada tahun 1709, yakni sebuah Injil Islam yang belum pernah dikenal dan
diketahui di antara orang Kristen. Adapun orang yang memberitahukannya kepada
saya (Tuan Cramer, konsul raja Prusia yang tinggal di Amsterdam), menerimanya
dari perpustakaan pribadi seorang yang mulia dan berwibawa di kota tersebut,
yang selama hidupnya sering mengemukakan penghargaannya atas kitab
tersebut."
Siapakah gerangan orang yang "mulia dan
berwibawa" itu? Yang menarik perhatian ialah bahwa sejarawan
berkebangsaan Italia, Gregorio Leti (meninggal tahun 1701), pernah tinggal
dan bekerja di Amsterdam. Dia adalah penulis biografi Paus Sixtus V
(1585-1590). Leti berganti agama dan memeluk agama Kristen Protestan,
kemudian melarikan diri ke negeri Belanda dan menjadi sejarawan kota
Amsterdam. Menantunya, seorang ahli teologi bernama Jean le Clerc
(1637-1736), dalam tahun 1718 menulis analisis tentang Barn yang dimuatnya
dalam kumpulan karangan yang diterbitkannya.
Gregorio Leti inilah yang dimaksudkan oleh Toland
dengan "orang yang mulia dan berwibawa". Setelah Leti meninggal
perpustakaannya dilelang. Dari ungkapan negarawan Cramer dia memperoleh kitab
Barn dari perpustakaan seorang yang baru meninggal. Cramer kemudian menjual
kitab itu kepada Pangeran Eugene dari Savoye. Dan dari perpustakaan Pangeran
Eugene kitab Barn akhirnya pindah ke perpustakaan negara di Wina dan
tersimpan sampai hari ini.
Tentang sejarah naskah Barn dari akhir abad ke-16
sampai tahun 1700 tidak diketahui orang.
Di samping naskah Barn dalam bahasa Italia ada juga
naskah dalam bahasa Spanyol. Apakah yang kita ketahui tentang naskah itu?
Pada tahun 1734 diterbitkan Qur'an dalam bahasa Inggris yang dikerjakan oleh
Sale. Dalam kata pengantar dan catatan oleh Sale antara lain disebut Barn. Ia
tahu tentang buku karangan John Toland yang kami sebut di atas. Dan dari Dr. Holmes
dipinjamnya Barn dalam terjemahan bahasa Spanyol. (Dari karangan Dr. White
kami tahu sedikit tentang terjemahan bahasa Spanyol itu). Lama sekali kami
mengetahui adanya terjemahan Barn dalam bahasa Spanyol hanya dari
kutipan-kutipan yang diberikan oleh Sale dan Holmes. Namun beberapa tahun
yang lampau diketemukan naskah Barn dalam bahasa Spanyol, yakni di Sydney
(Australia), yang berisi sebagian besar dari "injil" Barnabas.
Naskah tersebut berasal dari abad ke-18, dan entah dipakai oleh Sale, entah
merupakan salinan dari naskah yang dipergunakan oleh Sale5. Naskah bahasa Spanyol adalah
terjemahan dari bahasa Italia yang dilakukan oleh seorang Muslim
berkebangsaan Spanyol bernama Mustafa de Aranda. Dalam kata pendahuluan
naskah bahasa Spanyol dikemukakan bahwa naskah bahasa Italia oleh seorang
rahib Kristen bernama Fra Marino diketemukan dan dicuri dari perpustakaan
Paus Sixtus V (1585-1590), ketika Paus sedang tidur sejenak di perpustakaannya.
Setelah naskah itu dibacanya, Fra Marino menganut agama Islam. Ada alasan
untuk menduga bahwa ceritera tentang diketemukannya dan dicurinya naskah itu
hanya merupakan isapan jempol belaka, sebab dalam Barn sendiri dimuat
ceritera semacam itu, yakni fasal 191 dan 192. Dalam fasal-fasal tersebut
oleh seorang ahli taurat diceriterakan kepada Yesus bahwa ia pernah melihat
kitab yang sungguh-sungguh merupakan kitab Musa, ditulis oleh Musa dan Yosua,
yang di dalamnya dinyatakan bahwa Ismael adalah ayah Sang Mesias; akan tetapi
imam agung yang menyaksikan percakapan itu melarangnya untuk membaca kitab
tersebut. Ada kemungkinan bahwa fasal 191 dan 192 memberikan gambaran pribadi
tentang pengarang Barn! Apalagi pengarang kitab Barn adalah seorang kelahiran
Spanyol dan dalam kata pendahuluan naskah bahasa Spanyol disinggung tentang
Paus Sixtus V (akhir abad ke-16), jadi besar kemungkinannya kedua naskah
tersebut dikarang oleh orang yang sama.
Kesimpulannya ialah: ada dua naskah kuno Barn; yang
satu isinya lengkap, dikarang dalam bahasa Italia dan berasal dari abad
ke-16; yang lain tidak lengkap dan merupakan terjemahan dalam bahasa Spanyol
dari abad ke-18.
Perlu kita perhatikan bahwa dari kitab-kitab yang
terkumpul dalam Perjanjian Baru, kita miliki ratusan naskah dalam bahasa
Yunani yang jauh lebih-tua dari kedua naskah Barn itu!
Setelah kita selidiki penanggalan naskah-naskah
Barn, dalam bab yang berikut akan dijawab pertanyaan: Kapankah Barn dikarang?
Catatan kaki:
1 Penerbit C.V. Jasana, Djakarta.
2 C.V. Pelita, Bandung (1970).
Dalam terjemahan ini dimuat banyak catatan yang
berasal dari Ragg bersaudara yang menunjuk pada Perjanjian Baru. Ditambah
dengan pembagian menurut fasal dan ayat yang tidak terdapat dalam naskah
aslinya.
Kalau terjemahan itu kita bandingkan dengan naskah bahasa
Italia atau dengan terjemahan Ragg, ternyata ada beberapa kekeliruan.
Misalnya:
Fasal8: Roma, seharusnya Ramah (mungkin salah
cetak?)
Fasal 14 dan 19: Bahasa Italia: iessu dan Jesu;
Ragg: Jesus; Abubakar: Al-Masih (seharusnya Yesus)
Fasal 145 Bahasa Italia: nosstro signore; Ragg: our
Lord; Abubakar: Bapak kita (seharusnya: Tuhan kita)
Fasal 152:Bahasa Italia: pero poriamo uedere d
nosstro DIO in hoggni loch; Ragg: wherefore we can see our God in every
place; Abubakar: Dari itu tidak mungkin kami melihat-Nya di tiap tempat
(seharusnya: sebab itu kami dapat melihat Allah kami d i tiap tempat).
Mungkin berbagai-bagai kesalahan ini disebabkan
karena Abubakar/Basjmeleh menggunakan naskah Barn bahasa Arab untuk
terjemahan mereka.
3 Penerbit PT Bina Ilmu, Surabaya (1980)
Dalam catatan-catatan yang dibnat oleh Rahnip sering
kali diberi penunjukan kepada Quran.
Menurut hemat kami terjemahan Abubakar/Basjmeleh
lebih baik daripada terjemahan Rahnip. Sayang sekali terdapat banyak
kekeliruan oleh Rahnip dalam menterjemahkan naskah bahasa Inggris ke dalam
bahasa Indonesia.
Berikut ini beberapa contoh:
Fasal 5: before he was conceived, diterjemahkan:
setelah ia dikandung, (seharusnya: sebelum ia dikandung).
Fasal 35:... knew that God of that mass of earth was
to take one hundred and forty and four thousand signed with the mark of
prophesy ..., diterjemahkan: ... telah tahu, bahwa Allah dari Massa bumi itu
untuk mengambil 144.000 isyarat dengan perlambang Nubuat ... (lebih baik
diterjemahkan ... telah tahu bahwa Allah dari massa bumi itu akan mengambil
144.000 orang yang ditandai dengan perlambang nubuat.
Fasal 82: the year of Jubilee, diterjemahkan: tahun
(Yubilee) hari peringatan, lebih baik diterjemahkan: tahun Yobel.
Fasal 97: Unworthy though I am to untie his hosen,
diterjemahkan: Tiada selayaknya walaupun aku adalah membuka ikatan kaus kaki
(sepatu)nya, lebih baik diterjemahkan: Walaupun saya tidak layak untuk
melepaskan kaus kakinya.
Fasal 98: ... none should call Jesus the Nazarene,
prophet of the Jews, either God or son of God, diterjemahkan: ... tidak
seorang pun akan menyebut Yesus orang Nazareth itu Nabi orang-orang Yahudi;
tidak juga Allah atau Putra Allah, lebih baik diterjemahkan: ... tidak
seorang pun akan menyebut Yesus orang Nazaret" nabi orang-orang Yahudi
itu dengan Allah atau anak Allah.
Fasal 152: kata-kata bahasa Aram Adonai Sabaoth
diterjemahkan dengan Keributan Sabbath! Lebih baik kata-kata itu tidak
diterjemahkan (sebagaimana dilakukan pula oleh Rahnip dalam fasal 20:
ungkapan Elohim Sabaoth tidak dialihbahasakan). Apabila Adonai Sabaoth mau
diterjemahkan ke dalam bahasa Indonesia kiranya dapat dialibbahasakan dengan
Tuhan semesta alam.
Fasal 194:... possessing with his sisters Magdala
and Bethany ... diterjemahkan: ... mempunyai saudari perempuan Magdala dan
Bethani..., seharusnya ... mempunyai bersama saudari-saudarinya, Magdala dan
Betani...
Membingungkan pula kalau Christ diterjemahkan dengan
Almasih, dan Messiah dengan Messiah, kata terakhir ini bukan kata Indonesia.
Lebih baik kalau Christ (yang memang berarti Al-Masih, namun kemungkinan
besar tidak diketahui oleh pengarang Barn.) dialihbahasakan dengan Kristus,
dan Messiah dengan Al-Masih atau Mesias.
4 Lihat L. Cirillo, L'Evangeli de Barnabe,
Recherches sur la composition et l'origine, Texte et traduction, Paris, 1977.
Namun buku ini banyak kekurangannya, periksa J. Slomp, Islamochristiana, IV,
1978 (Centre of studies for Muslim-Christian Dialogue, Roma), hlm. 67-111.
5 Lihat J.E. Fletcher, "The Spanish Gospel
of Barnabas, Novum Testamentum, Vol. XVIII (1976), hlm, 314-320.
|
Kamis, 27 Maret 2014
Seluk-beluk buku yang disebut Injil Barnabas editor arie zuya
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar