Definisi Ekonomi Makro
Ilmu
ekonomi yang dapat didefinisikan sebagai ilmu yang mempelajari bagaimana
manusia dalam usaha memenuhi kebutuhan -kebutuhannya mengadakan pemilihan di antara berbagai alternatif pemakaian atas
alat-alat pemuas kebutuhan yang tersedia relatif terbatas, dapat di bagi
menjadi tiga kelompok, yaitu kelompok ekonomi diskriptif, kelompok teori
ekonomi dan kelompok ekonomi yang di terapkan.
1.1
Ekonomi
Makro, Suatu Tinjauan Umum
Ekonomi
Makro merupakan bagaian dari pada ilmu
ekonomi yang menkhususkan mempelajari mekanisme bekerjanya perekonomian sebagai
suatu keseluruhan. Dengan demikian hubungan-hubungan kausal yang ingin
dipelajari oleh ekonomi makro pada
pokoknya ialah hubungan-hubungan antara variabel-variabel ekonomi agregatif,
diantaranya adalah tingkat pendapatan nasional, tingkat kesempatan kerja,
pengeluaran konsumsi rumah tangga, saving, investasi nasional, jumlah uang yang
beredar,tingkat harga, tingkat bunga, neraca pembayaran internasional, stok
kapital nasional, hutang pemerintah
1.2
Hubungan Kausal, Hubungan Fungsional Dan Peranan Asumsi-asumsi
Hubungan antara meningkatnya pengeluaran konsumsi pemerintah
dengan menurunnya tingkat pengangguran, dan juga hubungan antara menurunnya
pajak dengan menurunnya tingkat pengangguran masing-masing merupakan apa yang
kita sebut hubungan kausal yang
istilah lainnya adalah hubungan
sebab-akibat. Disebut demikian oleh karena dalam hubungan tersebut
perubahan variabel yang satu mengakibatkan berubahnya variabel yang lain.
Selain dari pada hubungan kausal kita juga mengenal hubungan fungsional, lebih
lanjut dapat dikatakan bahwa hubungan fungsional secara matematik dinyatakan
dalam bentuk identitas atau kesamaan, sedangkan hubungan kausal dinyatakan dalm
bentuk persamaan fungsi, dari sini bisa kita lihat bahwa hubungan fungsional
adalah lebih pasti dari pada hubungan kausal
1.3
Tujuan-tujuan kebijaksanaan Ekonomi Makro
Yang diharapkan dengan mempelajari ekonomi makro terutama
ialah untuk memperoleh pengetahuan mengenai hukum-hukum ekonomi atau
kesimpulan-kesimpulan umum teoritik yang diperlukan dalam memecahkan
masalah-masalah ekonomi makro
Ø Keadaan perekonomian yang diidamkan
1. Tingkat kesempatan
kerja/tingkat employment yang tinggi
2. Peningkatan kapasitas
produksi nasional yang tinggi
3. Tingkat pendapatan
nasional yang tinggi
4. Keadaan perekonomian
yang stabil
5. Neraca pembayaran
luar negeri yang seimbang
6. Distribusi pendapatan
yang lebih merata
1.4
Macam-macam Pasar Dalam Perekonomian
v Variabel-variabel yang banyak
dipakai dalm model-model dasar ekonomi makro
A.
PASAR KOMODITI :
Ø Pengeluaran konsumsi rumah tangga
Ø Saving atau tabungan
Ø Pendapatan nasional
Ø Investasi
Ø Tingkat harga
Ø Pajak
Ø Pengeluaran konsumsi pemerintah
Ø Transfer pemerintah
Ø Ekpor
Ø Impor
B.
PASAR UANG
Ø Permintaan uang untuk transaksi
Ø Permintaan uang untuk berjaga-jaga
Ø Permintaan uang untuk spekulasi
Ø Uang kertas dan uang logam
Ø Uang giral
Ø Alat-alat likuid lainnya
Ø Tingkat bunga
C.
PASAR TENAGA KERJA
Ø Permintaan akan tenaga kerja
Ø Penawaran tenaga kerja
Ø Upah riil
Ø Upah nominal
Ø Penganguran dan kesempatan kerja
D.
PASAR MODAL
Ø Permintaan akan surat-surat berharga
Ø Harga surat-surat berharga
Ø Penawaran surat-surat berharga
Perbedaan antara Ekonomi Mikro dan
Ekonomi Makro
Ilmu ekonomi adalah suatu bidang ilmu pengetahuan yang sangat luas cakupannya. Ilmu ekonomi digunakan untuk memcahkan berbagai masalah kehidupan terutama masalah-masalah ekonomi. Masalah kelangkaan bukan hal yang baru. Hal tersebut beralasan karena kelangkaan merupakan masalah yang mendasar bagi setiap manusia. Sudah dari sejak dulu kelangkaan dari setiap manusia hinggar akhirnya muncullah ilmu ekonomi
(economic science).
Salah
satu ahli ekonomi yang peduli terhadap upaya yang harus dilakukan manusia dalam
memenuhi kebutuhan hidupnya adalah Paul A. Samuelson. Ia merupakan ahli ekonomi
yang terkenal dan pernah menerima nobel untuk bidang ekonomi tahun 1970.
Menurutnya, ilmu ekonomi adalah suatu studi mengenai individu-individu dan
masyarakat membuat suatu pilihan dengan atau tanpa penggunaan uang, dengan
menggunakan sumber daya terbatas tetapi dapat digunakan dengan berbagai cara
untuk menghasilkan berbagai macam barang untuk dikonsumsi, sekarang dan masa
mendatang kepada berbagai individu dan golongan masyrakat.
Setiap individu pasti mempunyai kebutuhan, dalam mencukupi kebutuhan hidupnya pastilah individu mempertimbangkan secara rasional mengenai cara menggunakan sumber daya atau pendapatan tertentu agar penggunaa tersebut dapat memberikan kepuasan dan kemakmuran yang maksimum kepada individu dan masayarakat. Dalam mempelajari itu semua diperlukan analisis-analisis ekonomi yang dibedakan menjadi tiga golongan, yaitu: ilmu ekonomi deskriptif, teori ekonomi, dan ilmu ekonomi terapan.
1. Ilmu ekonomi deskriptif
Setiap individu pasti mempunyai kebutuhan, dalam mencukupi kebutuhan hidupnya pastilah individu mempertimbangkan secara rasional mengenai cara menggunakan sumber daya atau pendapatan tertentu agar penggunaa tersebut dapat memberikan kepuasan dan kemakmuran yang maksimum kepada individu dan masayarakat. Dalam mempelajari itu semua diperlukan analisis-analisis ekonomi yang dibedakan menjadi tiga golongan, yaitu: ilmu ekonomi deskriptif, teori ekonomi, dan ilmu ekonomi terapan.
1. Ilmu ekonomi deskriptif
Ilmu
ekonomi deskriptif adalah bagian ilmu ekonomi yang menggambarkan
keterangan-keterangan faktual tentang suatu keadaan ekonomi dalam bentuk
angka-angka, grafik, kurva atau penyajian lainnya. Ilmu ekonomi dipergunakan
oleh BPS (Badan Pusat Statistik) untuk menyajikan keadaan ekonomi baik makro
maupun mikro. Contoh ilmu ekonomi deskriptif,yaitu tentang pendapatan nasional,
jumlah pengangguran, dan neraca pembayaran.
2.
Teori ekonomi
Teori
ekonomi adalah bagian ilmu ekonomi yang menjelaskan mekanisme kegiatan ekonomi.
Teori ekonomi ini dibagi menjadi 2, yaitu teori ekonomi mikro dan teori ekonomi
makro.
a. Teori ekonomi mikro
Teori
ekonomi mikro adalah bagian ilmu ekonomi yang mempelajari perilaku unit-unti
ekonomi secara individual, seperti perilaku konsumen, produsen, pasar,
penerimaan, biaya, dan keuntungan perusahaan.
b. Teori ekonomi makro
Teori ekonomi makro adlah bagian ilmu ekonomi memplajari
unit-unit ekonomi secara agregat (keseluruhan), seperti pendapat nasional,
inflasi, pengangguran, dan kebijakan pemerintah.
3. Ilmu ekonomi terapan
Ilmu ekonomi terapan adalah bagian ilmu ekonomi yang
menggunakan kesimpulan-kesimpulan yang diperoleh dari teori ekonomi untuk
menjelaskan masalah-masalah yang dikumpulkan dalam ekonomi deskriptif. Dengan
kata lain, ilmu ekonomi terapan merupakan penerapan teori-teori ekonomi yang
dalam praktek kehidupan masyarakat secara nyata, seperti penerapan ekonomi koperasi
dan ekonomi perusahaan.
Berdasarkan pengelompokan ilmu ekonomi diatas, dapat diketahui perbedaan antara ekonomi mikro dan ekonomi makro. Ilmu ekonomi mikro mempelajari unit-unit ekonomi secara individual, sedangkan ilmu ekonomi makro mempelajari unit ekonomi secara agregat (keseluruhan). Untuk membedakan antara ekonomi mikro dan ekonomi makro seperti dikutip dari Joesron dan Fathorrozi (2003), setidaknya dapat dilihat dari tiga aspek, yaitu aspek harga, unit analisis, dan tujuan analisis. Berikut disajikan tiga aspek perbandingan antara ekonomi mikro dan ekonomi makro:
Berdasarkan pengelompokan ilmu ekonomi diatas, dapat diketahui perbedaan antara ekonomi mikro dan ekonomi makro. Ilmu ekonomi mikro mempelajari unit-unit ekonomi secara individual, sedangkan ilmu ekonomi makro mempelajari unit ekonomi secara agregat (keseluruhan). Untuk membedakan antara ekonomi mikro dan ekonomi makro seperti dikutip dari Joesron dan Fathorrozi (2003), setidaknya dapat dilihat dari tiga aspek, yaitu aspek harga, unit analisis, dan tujuan analisis. Berikut disajikan tiga aspek perbandingan antara ekonomi mikro dan ekonomi makro:
1.
Aspek
harga:
a.
Ekonomi mikro : harga ialah dari suatu komoditas.
b. Ekonomi makro : haraga adalah harga dari komoditas
b. Ekonomi makro : haraga adalah harga dari komoditas
secara agregat.
2. Unit analisis:
a. Ekonomi mikro:
membahas kegiatan ekonomi secara individual, anatar lain permintaan dan
penawaran, perilaku konsumen atau produsen, pasar, penerimaan, biaya, dana laba
atau rugi perusahaan.
b. Ekonomi makro: membahas kegiatan ekonomi secara keseluruhan (agregat), antara lain pendapatan nasional, pertumbuhan ekonomi, inflasi, pengangguran, investasi, dan kebijakan ekonomi.
b. Ekonomi makro: membahas kegiatan ekonomi secara keseluruhan (agregat), antara lain pendapatan nasional, pertumbuhan ekonomi, inflasi, pengangguran, investasi, dan kebijakan ekonomi.
3. Tujuan analisis:
a. Ekonomi mikro: lebih memfokuskan pada analasis bagaimana
mengalokasikan sumber daya agar dicapai kombinasi yang tepat
b. Ekonomi makro: lebih memfokuskan analisis pada kegiatan ekonomi
terhadap perekonomian secara menyeluruh (agregat).
ANALISIS, PERBEDAAN,
DAN HAL-HAL YANG HARUS DIPELAJARI DALAM MAKRO DAN MIKRO EKONOMI
1. Makro Ekonomi
Ilmu Ekonomi Makro
adalah ilmu ekonomi yang mempelajari kehidupan ekonomi nasional sebagai suatu keseluruhan. Analisis bersifat global
dan tidak memperhatikan kegiatan ekonomi yang dilakukan oleh unit-unit kecil
dalam perekonomian.
Ekonomi makro atau
makroekonomi adalah studi tentang ekonomi secara keseluruhan. Makroekonomi
menjelaskan perubahan ekonomi yang memengaruhi banyak rumah tangga (household),
perusahaan, dan pasar. Ekonomi makro dapat digunakan untuk menganalisis cara
terbaik untuk memengaruhi target-target kebijaksanaan seperti pertumbuhan
ekonomi stabilitas harga tenaga kerja dan pencapaiankeseimbangan neraca yang
berkesinambungan.
Ekonomi Makro, mengkaji mempelajari variabel-variabel ekonomi secara agregat (keseluruhan). Variabel-variabel yang juga berdampak atas beragam tindakan pemerintah tersebut, antara lain: pendapatan nasional, kesempatan kerja dan atau pengangguran, jumlah uang beredar, laju inflasi, pertumbuhan ekonomi, maupun neraca pembayaran internasional.
Ruang lingkup kajian ekonomi makro adalah usaha masyarakat dan pemerintah dalam mengelola faktor produksi secara efisien. Landasan kajian ekonomi makro adalah teori Keynes Ekonomi makro memusatkan perhatian pada usaha masyarakat sebagai satu kesatuan untuk melakukan efisiensi dalam menggunakan faktor-faktor produksi yang tersedia.
Ekonomi Makro, mengkaji mempelajari variabel-variabel ekonomi secara agregat (keseluruhan). Variabel-variabel yang juga berdampak atas beragam tindakan pemerintah tersebut, antara lain: pendapatan nasional, kesempatan kerja dan atau pengangguran, jumlah uang beredar, laju inflasi, pertumbuhan ekonomi, maupun neraca pembayaran internasional.
Ruang lingkup kajian ekonomi makro adalah usaha masyarakat dan pemerintah dalam mengelola faktor produksi secara efisien. Landasan kajian ekonomi makro adalah teori Keynes Ekonomi makro memusatkan perhatian pada usaha masyarakat sebagai satu kesatuan untuk melakukan efisiensi dalam menggunakan faktor-faktor produksi yang tersedia.
a. Asal Mula
Konsep-konsep Ekonomi Makro
Hingga 1930
sebagian besar analisis ekonomi terfokus pada industri dan perusahaan. Ketika
terjadi Depresi Besar pada tahun 1930-an, dan dengan perkembangan konsep
pendapatan nasional dan statistik produk, bidang ekonomi makro mulai
berkembang. Saat itu, gagasan-gagasan yang terutama berasal dari John Maynard Keynes, yang menggunakan konsep aggregate demand untuk
menjelaskan fluktuasi antara hasil produksi dan tingkat pengangguran, sangat
berpengaruh dalam perkembangan bidang ini. Keynesianisme didasarkan pada
gagasan-gagasannya.
b. Pendekatan
Analitik
Pembedaan
tradisional adalah antara dua pendekatan berbeda ke ekonomi: ekonomi Keynesian,
memusatkan pada permintaan; dan ekonomi sisi-penyediaan (atau neo-klasik) yang
memusatkan pada persediaan. Keduanya tidak bisa berjalan sendiri, namun ini
hanya permasalahan penekanan.
c. Permasalahan Dalam Ekonomi Makro
c. Permasalahan Dalam Ekonomi Makro
1. kemiskinanan
dan pemerataan
2. krisis nilai
tukar
3. hutang luar
negeri
4. perbankan, kredit macet
5. inflasi
6. pertumbuhan
ekonomi
7. pengangguran
d. Pelaku Ekonomi
Makro
Dalam ekonomi
mikro pelaku ekonomi hanya dikelompokkan atas dua kelompok besar yaitu konsumen
dan produsen. Dalam ekonomi makro ada lima pelaku utama yang menjalankan
kegiatan ekonomi di suatu Negara. Harap diingat walaupun jumlah pelaku ekonomi
makro ada lima tetapi semua pelaku tersebut bisa juga di sederhanakan menjadi
dua kelompok seperti dalam ekonomi mikro, yaitu produsen dan konsumen.
Keduanya, produsen dan konsumen, melakukan fungsi yang berbeda pada waktu yang
sama atau pada waktu yang berbeda. Kelima pelaku tersebut adalah:
1. Rumah tangga,
konsumen (households)
2. Produsen,
bisnis (business)
3. Pemerintah
(government)
4. Negara-negara
lain (foreign countries)
5. Lembaga
keuangan (financial)
e. Bentuk-bentuk
Pasar
Ada tiga pasar
didalam ekonomi makro yang penting untuk dipelajari, yaitu
a). pasar barang dan jasa,
a). pasar barang dan jasa,
b). pasar faktor
produksi atau sering disebut pasar tenaga kerja,dan
c). pasar
financial atau aset.
f. Gambar
Sirkulasi Makro Ekonomi
2. Mikro Ekonomi
Ilmu ekonomi mikro
(sering juga ditulis mikroekonomi) adalah cabang dari ilmu ekonomi yang
mempelajari perilaku konsumen dan perusahaan serta penentuan harga-harga pasar
dan kuantitas faktor input, barang, dan jasa yang diperjualbelikan. Ekonomi
mikro meneliti bagaimana berbagai keputusan dan perilaku tersebut memengaruhi
penawaran dan permintaan atas barang dan jasa, yang akan menentukan harga; dan
bagaimana harga, pada gilirannya, menentukan penawaran dan permintaan barang
dan jasa selanjutnya. Individu yang melakukan kombinasi konsumsi atau produksi
secara optimal, bersama-sama individu lainnya di pasar, akan membentuk suatu
keseimbangan dalam skala makro; dengan asumsi bahwa semua hal lain tetap sama
(ceteris paribus).
Kebalikan dari
ekonomi mikro ialah ekonomi makro, yang membahas aktivitas ekonomi secara
keseluruhan, terutama mengenai pertumbuhan ekonomi,inflasi, pengangguran,
berbagai kebijakan perekonomian yang berhubungan, serta dampak atas beragam
tindakan pemerintah (misalnya perubahan tingkat pajak) terhadap hal-hal
tersebut.
Ekonomi Makro, mempelajari variabel-variabel ekonomi dalam lingkup kecil misalnya perusahaan, rumah tangga. Ekonomi mikro juga mempelajari bagaimana berbagai keputusan dan perilaku tersebut memengaruhi penawaran dan permintaan atas barang dan jasa, yang akan menentukan harga; dan bagaimana harga, pada gilirannya, menentukan penawaran dan permintaan barang dan jasa selanjutnya.
Ekonomi Makro, mempelajari variabel-variabel ekonomi dalam lingkup kecil misalnya perusahaan, rumah tangga. Ekonomi mikro juga mempelajari bagaimana berbagai keputusan dan perilaku tersebut memengaruhi penawaran dan permintaan atas barang dan jasa, yang akan menentukan harga; dan bagaimana harga, pada gilirannya, menentukan penawaran dan permintaan barang dan jasa selanjutnya.
Ruang lingkup
kajian ekonomi mikro adalah produsen dan konsumen. Tradisi berlandaskan teori
Adam Smith. Ekonomi mikro dengan demikian memiliki ruang lingkup pada produsen
dan konsumen. Produsen dan konsumen tersebut dalam dunia ekonomi yang nyata
adalah individu-individu pada rumah tangga keluarga, masyarakat, atau
perusahaan.
a. Tinjauan Umum
a. Tinjauan Umum
Salah satu tujuan
ekonomi mikro adalah menganalisa pasar beserta mekanismenya yang membentuk
harga relatif kepada produk dan jasa, dan alokasi dari sumber terbatas diantara
banyak penggunaan alternatif. Ekonomi mikro menganalisa kegagalan pasar, yaitu
ketika pasar gagal dalam memproduksi hasil yang efisien; serta menjelaskan
berbagai kondisi teoritis yang dibutuhkan bagi suatu pasar persaingan sempurna.
Bidang-bidang penelitian yang penting dalam ekonomi mikro, meliputi pembahasan
mengenai keseimbangan umum (general equilibrium), keadaan pasar dalam informasi
asimetris, pilihan dalam situasi ketidakpastian, serta berbagai aplikasi
ekonomi dari teori permainan. Juga mendapat perhatian ialah pembahasan mengenai
elastisitas produk dalam sistem pasar.
a. Asumsi dan Definisi
a. Asumsi dan Definisi
Teori penawaran
dan permintaan biasanya mengasumsikan bahwa pasar merupakan pasar persaingan
sempurna. Implikasinya ialah terdapat banyak pembeli dan penjual di dalam
pasar, dan tidak satupun diantara mereka memiliki kapasitas untuk memengaruhi
harga barang dan jasa secara signifikan. Dalam berbagai transaksi di kehidupan
nyata, asumsi ini ternyata gagal, karena beberapa individu (baik pembeli maupun
penjual) memiliki kemampuan untuk memengaruhi harga. Seringkali, dibutuhkan
analisa yang lebih mendalam untuk memahami persamaan penawaran-permintaan
terhadap suatu barang. Bagaimanapun, teori ini bekerja dengan baik dalam
situasi yang sederhana.
Ekonomi arus utama
(mainstream economics) tidak berasumsi apriori bahwa pasar lebih disukai
daripada bentuk organisasi sosial lainnya. Bahkan, banyak analisa telah
dilakukan untuk membahas beragam kasus yang disebut “kegagalan pasar”, yang
mengarah pada alokasi sumber daya yang suboptimal, bila ditinjau dari sudut
pandang tertentu (contoh sederhananya ialah jalan tol, yang menguntungkan semua
orang untuk digunakan tetapi tidak langsung menguntungkan mereka untuk
membiayainya). Dalam kasus ini, ekonom akan berusaha untuk mencari kebijakan
yang akan menghindari kesia-siaan langsung di bawah kendali pemerintah, secara
tidak langsung oleh regulasi yang membuat pengguna pasar untuk bertindak sesuai
norma konsisten dengan kesejahteraan optimal, atau dengan membuat “pasar yang
hilang” untuk memungkinkan perdagangan efisien dimana tidak ada yang pernah
terjadi sebelumnya. Hal ini dipelajari di bidang tindakan kolektif. Harus
dicatat juga bahwa “kesejahteraan optimal” biasanya memakai norma Pareto,
dimana dalam aplikasi matematisnya efisiensi Kaldor-Hicks, tidak konsisten
dnegan norma utilitarian dalam sisi normatif dari ekonomi yang mempelajari
tindakan kolektif, disebut pilihan masyarakat/publik. Kegagalan pasar dalam
ekonomi positif (ekonomi mikro) dibatasi dalam implikasi tanpa mencampurkan
kepercayaan para ekonom dan teorinya.
Permintaan untuk berbagai komoditas oleh perorangan biasanya disebut sebagai hasil dari proses maksimalisasi kepuasan. Penafsiran dari hubungan antara harga dan kuantitas yang diminta dari barang yang diberi, memberi semua barang dan jasa yang lain, pilihan pengaturan seperti inilah yang akan memberikan kebahagiaan tertinggi bagi para konsumen.
b. Model Operasi
Permintaan untuk berbagai komoditas oleh perorangan biasanya disebut sebagai hasil dari proses maksimalisasi kepuasan. Penafsiran dari hubungan antara harga dan kuantitas yang diminta dari barang yang diberi, memberi semua barang dan jasa yang lain, pilihan pengaturan seperti inilah yang akan memberikan kebahagiaan tertinggi bagi para konsumen.
b. Model Operasi
Diasumsikan bahwa
semua perusahaan mengikuti pembuatan keputusan rasional, dan akan memproduksi
pada keluaran maksimalisasi keuntungan. Dalam asumsi ini, ada empat kategori
dimana keuntungan perusahaan akan dipertimbangkan:
§ Sebuah perusahaan dikatakan membuat sebuah keuntungan ekonomi ketika average total cost lebih rendah dari setiap produk tambahan pada keluaran maksimalisasi keuntungan. Keuntungan ekonomi adalah setara dengan kuantitas keluaran dikali dengan perbedaan antara average total cost dan harga.
§ Sebuah perusahaan dikatakan membuat sebuah keuntungan ekonomi ketika average total cost lebih rendah dari setiap produk tambahan pada keluaran maksimalisasi keuntungan. Keuntungan ekonomi adalah setara dengan kuantitas keluaran dikali dengan perbedaan antara average total cost dan harga.
§ Sebuah perusahaan dikatakan membuat sebuah keuntungan normal ketika
keuntungan ekonominya sama dengan nol. Keadaan ini terjadi ketika average total
cost setara dengan harga pada keluaran maksimalisasi keuntungan.
§ Jika harga adalah di antara average total cost dan average variable cost pada keluaran maksimalisasi keuntungan, maka perusahaan tersebut dalam kondisi kerugian minimal. Perusahaan ini harusnya masih meneruskan produksi, karena kerugiannya akan makin membesar jika berhenti produksi. Dengan produksi terus menerus, perusahaan bisa menaikkan biaya variabel dan akhirnya biaya tetap, tetapi dengan menghentikan semuanya akan mengakibatkan kehilangan semua biaya tetapnya.
§ Jika harga dibawah average variable cost pada maksimalisasi keuntungan, perusahaan harus melakukan penghentian. Kerugian diminimalisir dengan tidak memproduksi sama sekali, karena produksi tidak akan menghasilkan keuntungan yang cukup signifikan untuk membiayai semua biaya tetap dan bagian dari biaya variabel. Dengan tidak berproduksi, kerugian perusahaan hanya pada biaya tetap. Dengan kehilangan biaya tetapnya, perusahaan menemui tantangan. Akan keluar dari pasar seutuhnya atau tetap bersaing dengan risiko kerugian menyeluruh.
c. Penerapan ekonomi Mikro
§ Jika harga adalah di antara average total cost dan average variable cost pada keluaran maksimalisasi keuntungan, maka perusahaan tersebut dalam kondisi kerugian minimal. Perusahaan ini harusnya masih meneruskan produksi, karena kerugiannya akan makin membesar jika berhenti produksi. Dengan produksi terus menerus, perusahaan bisa menaikkan biaya variabel dan akhirnya biaya tetap, tetapi dengan menghentikan semuanya akan mengakibatkan kehilangan semua biaya tetapnya.
§ Jika harga dibawah average variable cost pada maksimalisasi keuntungan, perusahaan harus melakukan penghentian. Kerugian diminimalisir dengan tidak memproduksi sama sekali, karena produksi tidak akan menghasilkan keuntungan yang cukup signifikan untuk membiayai semua biaya tetap dan bagian dari biaya variabel. Dengan tidak berproduksi, kerugian perusahaan hanya pada biaya tetap. Dengan kehilangan biaya tetapnya, perusahaan menemui tantangan. Akan keluar dari pasar seutuhnya atau tetap bersaing dengan risiko kerugian menyeluruh.
c. Penerapan ekonomi Mikro
1. Teori konsumsi
2. Teori produksi
dan harga
3. Kesejahteraan
ekonomi
4. Organisasi
industry
5. Kegagalan pasar
6. Ekonomi
financial
7. Perdagangan
internasional
3. Perbedaan Makro
dan Mikro Ekonomi
1. Harga
Ekonomi Mikro:
Harga ialah nilai dari suatu komoditas (barang tertentu saja).
Ekonomi Makro: Harga adalah nilai dari komoditas secara agregat (keseluruhan)
2. Unit analisis
Ekonomi Makro: Harga adalah nilai dari komoditas secara agregat (keseluruhan)
2. Unit analisis
Ekonomi Mikro:
Pembahasan tentang kegiatan ekonomi secara individual. Contohnya permintaan dan
dan penawaran, perilaku konsumen, perilaku produsen, pasar, penerimaan, biaya
dan laba atau rugi perusahaan.
Ekonomi Makro: Pembahasan tentang kegiatan ekonomisecara keseluruhan. Contohnya pendapatan nasional, pertumbuhan ekonomi, inflasi, pengangguran, investasi dan kebijakan ekonomi.
3. Tujuan analisis
Ekonomi Makro: Pembahasan tentang kegiatan ekonomisecara keseluruhan. Contohnya pendapatan nasional, pertumbuhan ekonomi, inflasi, pengangguran, investasi dan kebijakan ekonomi.
3. Tujuan analisis
Ekonomi Mikro:
Lebih memfokuskan pada analisis tentang cara mengalokasikan sumber daya agar
dapat dicapai kombinasi yang tepat.
Ekonomi Makro: Lebih memfokuskan pada analisis tentang pengaruh kegiatan ekonomi terhadap perekonomian secara keseluruhan.
4. Ekonomi mikro mempelajari bagian-bagian kecil dari suatu perekonomian, sedangkan ekonomi makro mempelajari kegiatan perekonomian secara agregatif.
Ekonomi Makro: Lebih memfokuskan pada analisis tentang pengaruh kegiatan ekonomi terhadap perekonomian secara keseluruhan.
4. Ekonomi mikro mempelajari bagian-bagian kecil dari suatu perekonomian, sedangkan ekonomi makro mempelajari kegiatan perekonomian secara agregatif.
5. Ruang lingkup
kajian ekonomi mikro adalah produsen dan konsumen, sedangkan ruang lingkup
kajian ekonomi makro adalah usaha pengelolaan faktor produksi secara efisien
oleh masyarakat dan pemerintah.
6. Landasan kajian
ekonomi mikro adalah Teori Adam Smith dan landasan kajian ekonomi makro adalah
Teori Keynes.
7. Masalah-masalah
yang dianalisis dalam ekonomi mikro mencakup: interaksi di pasar barang,
tingkah laku penjual dan pembeli, dan interaksi di pasar-pasar faktor produksi.
8. Masalah-masalah
yang dianalisis dalam ekonomi makro mencakup: pengeluaran agregatif dalam
perekonomian, usaha mengatasi pengangguran dan inflasi, serta peran pemerintah
dalam perekonomian.
• Hal-hal yang
dipelajari dalam ekonomi makro dan mikro
• Ekonomi Mikro
1. Teori harga,
yaitu melihat interaksi antara penawaran dan permintaan barang jasa didalam
suatu pasar, faktor-faktor yang mempengaruhinya: struktur pasar, elastisitas
penawaran, serta permintaan dan sebagainya.
2. Teori produksi, yaitu menganalisa biaya produksi serta tingkat produksi optimal bagi produsen sehingga mencapai tingkat laba maksimum.
3. Teori distribusi, yaitu membahas tingkat upah tenaga kerja, tingkat bunga yang harus dibayarkan kepada pemilik modal, serta tingkat keuntungan dari pengusaha.
• Ekonomi Makro
2. Teori produksi, yaitu menganalisa biaya produksi serta tingkat produksi optimal bagi produsen sehingga mencapai tingkat laba maksimum.
3. Teori distribusi, yaitu membahas tingkat upah tenaga kerja, tingkat bunga yang harus dibayarkan kepada pemilik modal, serta tingkat keuntungan dari pengusaha.
• Ekonomi Makro
1. Faktor-faktor
yang menentukan kegiatan ekonomi suatu Negara
2. Masalah-masalah yang dihadapi setiap perekonomian suatu Negara
3. Peranan pemerintah dalam mengatasi masalah-masalah ekonomi.
2. Masalah-masalah yang dihadapi setiap perekonomian suatu Negara
3. Peranan pemerintah dalam mengatasi masalah-masalah ekonomi.
Permasalahan
Ekonomi Makro
Secara
garis besar, permasalahan kebijaksanaan makro mencakup dua permasalahan pokok:
a.
Masalah jangka pendek atau masalah stabilisasi. Masalah ini berkaitan dengan
bagaimana “menyetir” perekonomian nasional dan bulan ke bulan, dan triwulan ke
triwulan atau dan tahun ke tahun, agar terhindar dan tiga “penyakit makro” utama
yaitu:
1)
inflasi,
2)
pengangguran dan
3)
ketimpangan dalam neraca pembayaran.
b.
Masalah jangka panjang atau masalah pertumbuhan. Masalah ini adalah mengenai
bagaimana kita “menyetir” perekonomian kita agar ada keserasian antara
pertumbuhan penduduk, pertambahan kapasitas produksi, dan tersedianya dana
untuk investasi. Pada asasnya masalahnya juga berkisar pada bagaimana
menghindari ketiga penyakit makro di atas, hanya perpektif waktunya adalah
lebih panjang (lima tahun, sepuluh tahun, atau bahkan dua puluh lima tahun).
Dalam
analisa jangka pendek faktor-faktor berikut ini kita anggap tidak berubah atau
tidak bisa kita ubah:
(a)
Kapasitas total dan perekonomian kita. Kegiatan investasi dalam jangka pendek,
masih mungkin dilakukan, tetapi ha nya dalam arti khusus, yaitu sebagai
pengeluaran investasi berupa penambahan stok barang jadi, setengah jadi atau
pun barang mentah di dalam gudang para pengusaha, dan pengeluaran oleh
perusahaan-perusahaan untuk pembelian barang-barang modal (mesin-mesin,
konstruksi gedung-gedung dan sebagainya). Tetapi yang perlu diingat, “jangka
pendek” yang kita maksud di sini adalah begitu pendek sehingga pengeluaran
(pembelian) barang-barang modal tersebut beleum bias menambah kapasitas
produksi dalam periodesasi tersebut. (Yaitu mesin-mesin sudah dibeli tapi belum
dipasang).
(b)
Jumlah penduduk dan jurnlah angkatan kerja. Dalam suatu triwulan misalnya,
jumlah-jumlah mi praktis bisa dianggap tidak berubah.
(c)
Lembaga-lembaga sosial, politik, dan ekonomi yang ada.
Selanjutnya
dari segi teori, apabila kita ingin “menyetir” perekonomia kita dalam jangka
pendek, kita harus melakukan kebijaksanaan-kebijaksanaan yang bersifat jangka
pendek pula, misalnya dengan jalan :
- menambah jumlah uang yang
beredar,
- menurunkan bunga kredit bank,
- mengenakan pajak import,
- menurunkan pajak pendapatan
atau pajak penjualan,
- menambah pengeluaran
pemerintah,
- mengeluarkan obligasi negara
dan sebagainya.
Kebijaksanaan-kebinksanaan
semacam ini mempunyai ciri umum bahwa kesemuanya bisa dilakukan tanpa harus mengubah
ketiga factor tersebut di atas.
Jadi
seandainya kita menginginkan kenaikan produksi dalam jangka pndek, kita bisa
melakukannya dengan, misalnya:
- memperlancar distribusi
bahan-bahan mentah kepada para produsen,
- mendorong pcngusaha untuk
mempergunakan pabrik-pabriknya secara lebih intensif (menambah giliran
kerja/shift),
- memberikan kerja lembur kepada
para karyawan dan sebagainya.
Kehijaksanaan-kebijaksanaan
semacam mi bisa menaikkan arus produksi barang/jasa tanpa mengubah ketiga
faktor di atas. Kesemuanya ini adalah kebijakilnaan-kebijaksanaan jangka
pendek. Dan kebijaksanaan-kebijaksanaan semacam inilah yang sering diandalkan
untuk tujuan stabilisasi.
Meskipun
demikian perlu kita catat di sini bahwa dalam praktek yang berkaitan antara
masalah jangka pendek dan masalah jangka panjang, adalah sangat erat, terutama
bagi negara-negara sedang berkembang. Dengan lain kata, kita seringkali tidak
bisa mengkotakkan secara jelas mana yang jangka pendek dan mana yang jangka
panjang.
Di
banyak negara-negara sedang berkembang, kita tidak bisa melakukan kebijaksanaan
stabilisasi yang terlepas dan kebijaksaanaan pembangunan ekonomi (jangka
panjang). Seringkali kebijaksanaa-kebijaksanaan jangka pendek yang kita
sebutkan di atas, meskipun kita Iaksanakan secara setepat-tepatnyapun, tidak
bisa menghilangkan secara tuntas penyakit makro, seperti inflasi dan
pengangguran yang diderita oleh masyarakat dalam jangka pendek. Sebabnya adalah
bahwa di negara-negara tersebut seringkali penyakit iniflasi dan pengangguran
tersebut berakar pada sebab-sebab “sturuktural,” yaitu pada faktor-faktor yang
hanya bisa berubah atau diubah dalam jangka panjang dan biasanya melalui
pembangunan ekonomi dan social.
PERMASALAHAN EKONOMI MAKRO
Ekonomi
makro, yang merupakan salah satu cabang ilmu, ekonomi dapat membantu memecahkan
permasalahan kebijakan ekonomi makro mencakup masalah-masalah yang berkaitan
dengan pengelolaan dan pengendalian perekonomian secara umum. Tugas
pengendalian ekonomi makro adalah mengusahakan agar perekonomian dapat bekerja
dan tumbuh secara seimbang, terhindar dari keadaan-keadaan yang dapat
mengganggu keseimbangan umum tersebut.
A. Masalah ekonomi makro jangka pendek
yang harus diatasi setiap saat. Ketiga masalah yang dimaksud adalah sebagai
berikut.
1.
Masalah Inflasi
Inflasi merupakan salah satu masalah ekonomi yang banyak
dialami oleh hamper semua Negara. Inflasi dapat didefinisikan sebagai suatu
proses kenaikan harga-harga yang berlaku dalam suatu perekonomian. Tingkat
inflasi (persentasi pertambahan kenaikan harga) berbeda dari satu periode ke
periode lainnya, dan berbeda pula dari satu negara ke negara lain. Adakalanya
tingkat inflasi adalah rendah-yaitu mencapai di bawah 2 atau 3 pesen. Tingkat
inflasi yang moderat mencapai di antara 4-10 persen. Inflasi yang sangat serius
dapat mencapai tingkat beberapa puluh atau beberapa ratus persen dalam setahun.
Oleh karena itu, kondisi semacam itu dianggap sebagai masalah dan tidak
diperlukan kebijakan khusus untuk mengatasinya. Walaupun tidak secara otomatis menurunkan
standar hidup, inflasi tetap merupakan masalah, karena dapat mengakibatkan
redistribusi pendapatan di antara anggota masyarakat, dapat menyebabkan
penurunan output dan kesempatan kerja dalam masyarakat.
Faktor-faktor
penyebab inflasi
Masalah kenaikan harga-harga yang
berlaku di berbagai negara diakibatkan oleh banyak faktor. Di negara-negara
industri pada umumnya inflasi bersumber dari salah satu atau gabungan dari dua
masalah berikut:
·
Tingkat pengeluaran agregat yang
melebihi kemampuan perusahaan-perusahaan untuk menghasilkan barang-barang dan
jasa-jasa. Keinginan untuk mendapatkan barang
yang mereka butuhkan akan mendorong para konsumen meminta barang itu pada
harga yang lebih tinggi. Sebaliknya, para pengusaha akan mencoba menahan barangnya
dan hanya menjual kepada pembeli yang bersedia membayar pada harga yang lebih
tinggi, kecenderungan ini akan menyebabkan kenaikan harga.
·
Pekerja-pekerja di berbagai kegiatan
ekonomi menuntut kenaikan upah. Apabila
para pengusaha mulai menghadapi kesukaran dalam mencari tambahan pekerja untuk
menambah produksinya, pekerja-pekerja yang ada akan terdorong untuk menuntut
kenaikan upah. Apabila tuntutan kenaikan upah berlaku secara meluas, akan
terjadi kenaikan biaya produksi dari berbagai barang dan jasa yang dihasilkan
dalam perekonomian. kenaikan biaya produksi tersebut akan mendorong
perusahaan-perusahaan menaikkan harga-harga barang mereka.
Kedua masalah yang diterangkan di
atas biasanya berlaku apabila perekonomian sudah mendekati tingkat penggunaan
tenaga kerja penuh. Dengan perkataan lain di dalam perekonomian yang sudah
sangat maju, masalah inflasi sangat erat kaitannya dengan tingkat penggunaan
tenaga kerja.
Disamping itu inflasi dapat pula
berlaku sebagai akibat dari (i) kenaikan harga-harga barang yang diimpor, (ii)
penambahan penaaran uang yang berlebihan tanpa diikuti oleh pertambahan
produksi dan penawaran barang, dan (iii) kekacauan politik dan ekonomi sebagai
akibat pemerintahan yang kurang bertanggung jawab.
2.
Masalah pengangguran
Dari tahun ke tahun, masalah jumlah
pengangguran di Indonesia kian bertambah. Belum ada solusi yang jitu untuk
mengatasi tingginya angka pengangguran sampai saat ini. Pengadaan lapangan
kerja saja dirasa tidak cukup untuk menekan angka pengangguran di negara kita.
Pengangguran terjadi karena jumlah tenaga kerja atau
angkatan kerja melebihi tingkat kesenpatan kerja yang tersedia. Berdasarkan
tingkat pengangguran, dapat diketahui apakah tingkat perekonomian berada pada
tingkat kesempatan kerja penuh atau tidak. Secara teoritid perekonomian
dianggap mencapai tingkat kesempatan kerja penuh apabila tingkat kesempatan
kerja yang tersedia seluruhnya diguanakan. Di Negara kita upaya utuk menekan
tingkat pengangguran dilakukan melalui pengendalian tingkat pertumbuhan
penduduk. Program KB merupakan salah satu aalternatif untuk menekan laju
pertumbuhan penduduk. Hal ini disebabkan pembangunan ekonomi tidak mempunyai
arti jika dibarengi dengan tingkat pertumbuhan penduduk yang terlalu tinggi.
3.
Masalah ketimpangan dalam neraca pembayaran
Neraca pembayaran adalah neraca yang memuat ikhtisar dari
segala transaksi yang terjadi antara penduduk dalam suatu Negara dan penduduk
Negara lain selama jangka waktu tertentu, dan biasanya satu tahun. Transaksi-transaksi
yang terdapat dalam neraca pembayaran menyangkut barang-barang dan jasa, dan
bentuk ekspor impor, transaksi financial, seperti pemberian atau penerimaan
kredit kepada atau dari Negara lain, penanaman modal di luar negeri dan
transaksi-transaksi yang bersifat unilateral, seperti pembayaran transfer dari
orang-rang yang tinggal di luar negeri. Ketidakseimbangan dalam neraca
pembayaran suatu Negara dapat dikatakan merupakan masalah apabila
ketidakseimbangan tersebut cukup besar. Jika kenyataan itu terjadi, diperlukan
kebijakan pemerintah untuk mengatasinya.
Dalam jangka panjang permasalahan ekonomi makro menyangkut
persoalan pertumbuhan di bidang ekonomi. Masalah ini pada dasarnya menyangkut
bagaimana mengatur perekonomian agar terdapat keserasian antara pertumbuhan
penduduk, pertambahan kapasitas produksi, dan tersedianya dana untuk investasi.
B. Masalah ekonomi makro yang
dihadapi pemerintah
1) Pertumbuhan ekonomi
Pertumbuhan ekonomi berarti perkembangan kegiatan
perekonomian untuk menyediakan barang dan jasa yang diproduksikan dalam
masyarakat bertambah, dan kemakmuran masyarakat meningkat. Hal ini merupakan
masalah ekonomi jangka panjang (lima tahun, sepuluh tahun, atau bahkan dua
puluh lima tahun). Oleh karena itu, kita harus menciptakan keserasian atau
keseimbangan antara pertumbuhan penduduk, pertambahan kapasitas produksi, dan
tersedianya dana untuk investasi.
Setiap Negara senantiasa mengharapkan agar perekonomia yang
dicapai mengalami peningkatan secara terus-menerus. Peningkatan perekonomian
tersebut akan memupuk investasi serta kemampuan teknik dan pendapatan
masyarakat meningkat maka perekonomian mengalami pertumbuhan.
Ciriciri Negara yang mengalami pertumbuhan ekonomi menurut
ECAPE adalah sebagai berikut.
a. Negara tersebut
mengalami peningkatan GNP atau pendapatan perkapita dari tahun ke tahun
b. Negara tersebut mengalami
peningkatan investasi potensial
c. Di Negara tersebut
ditemukan sumber-sumber produktif dan dapat di dayagunakan dengan lebih baik.
Beberapa hal yang dapat menghambat pertumbuhan ekonomi di
Indonesia asalah sebagai berikut.
1. Masih tingginya
pengangguran dan kerentanan pasar tenaga kerja
2. Lemahnya kegiatan investasi
dan permasalahan fundamental terkait
3. Tingginya potensi tekanan
inflasi secara structural.
2) Kapasitas produksi
Bagi Negara-negara yang amsih berkembang, usaha meningkatkan
kapasitas produksi nasional merupakan keharusan. Hal tersebut di upayakan
dengan tujuan meningkatkan atau mempertaruhkan tingkat pertumbuhan ekonomi.
3) Pemerataan Distribusi
pendapatan
Distribusi pendakatan nasional yang lebih merata umumnya
dianggap sebagai distribusi pendapatan yang adil. Distribusi pendapatan yang
tidak merata yang mempunyai tendensi menimbulkan ketegangan-ketegangan social
yang akhirnya berdampak pada kestabilan ekonomi dan politik. Perekonomian di Indonesia masih lebih banyak barputar di
Indonesia bagian barat, dan pemerintah sedang berupaya untuk memeratakan
pembangunan di Indonesia bagian timur. Di perkotaan pun dapat kita lihat bahwa
tidak sedikit gedung-gedung atau komplek perumahan mewah berdampingan dengan
daerah kumuh. Hal tersebut dapat menjadi salah satu cirri kesenjangan ekonomi
yang masih terjadi di Indonesia.
Jika ditinjau dengan menggunakan pendekatan perhitungan
ekonomi model kurva Lorentz adalah model yang digunakan secara luas pada model
perhitungan kesenjangan atau ketidakmerataan distribusi pendapatan pada suatu
daerah atau Negara tanpa harus mengetahui keadaan ekonomi dari daerah atau
Negara tersebut dan untuk menentukan besarnya kesenjangan distribusi
lpendapatan tersebut diturunkan secara visual suatu indicator ekonomi yakni
angka koefisien gini yang menunjukan skala kesenjangan distribusi pendapatan.
4) Kebijakan stabilisasi atau
menstabilkan situasi perekonomian.
Kestabilan
disini meliputi kestabilan tingkat pendapatan, kesempatan kerja, kestabilan
tingkat harga, dan kestabilan nilai mata uang dalam negeri terhadap mata uang
asing. Jika hal tersebut belum tercapai maka perekonomian Indonesia akan sulit
berkembang karena dapat menimbulkan keengganan investor menginvestasikan
modalnya di indonesia.
Ekonomi Mikro dan Ekonomi Makro serta Masalahnya
Posted on 1/14/2013 with 2
comments
Ekonomi Mikro dan Ekonomi Makro - Sesuai judul di atas, sebelum kita bahas lebih jauh
tentang permasalahan yang ada dalam ruang lingkung ekonomi mikro
maupun ekonomi makro, kami akan sedikit menyimpulkan kembali tentang 3
model analisis
ekonomi yang telah kami tulis pada artikel kami sebelumnya. Mengingat hal
ini cukup penting untuk dipahami.
Anda masih ingat bukan tentang apa itu ekonomi deskriptif ? Yaitu merupakan satu bagian dari ilmu ekonomi yang menjelaskan tentang kondisi kegiatan ekonomi di suatu daerah atau negara dalam masa tertentu secara apa adanya. Lain halnya dengan ekonomi terapan yang juga termasuk bagian dari ilmu ekonomi yang intinya adalah untuk melakukan pembahasan terhadap penerapan teori ekonomi di dalam suatu rumah tangga produksi. Satu lagi adalah teori ekononmi, yaitu ilmu yang menganalisa tentang relasi atau hubungan antara beberapa variabel ekonomi. misalnya pola konsumsi yang dipengaruhi oleh kenaikan upah tenaga kerja, dan lain sebagainya.
Anda masih ingat bukan tentang apa itu ekonomi deskriptif ? Yaitu merupakan satu bagian dari ilmu ekonomi yang menjelaskan tentang kondisi kegiatan ekonomi di suatu daerah atau negara dalam masa tertentu secara apa adanya. Lain halnya dengan ekonomi terapan yang juga termasuk bagian dari ilmu ekonomi yang intinya adalah untuk melakukan pembahasan terhadap penerapan teori ekonomi di dalam suatu rumah tangga produksi. Satu lagi adalah teori ekononmi, yaitu ilmu yang menganalisa tentang relasi atau hubungan antara beberapa variabel ekonomi. misalnya pola konsumsi yang dipengaruhi oleh kenaikan upah tenaga kerja, dan lain sebagainya.
Berikut ini Penjelasan tentang Ekonomi Mikro
Teori ekonomi mikro ditemukan dan dikembangkan oleh para ahli ekonomi klasik, yaitu di sekitar abad ke-18 dan abad ke -19. Diantara mereka adalah Adam Smith, David Ricardo, yang kemudian dikembangkan oleh Marshall dan Piqou. Dalam penyusunan teori ekonomi mikro, para ahli ekonomi tersebut menggunakan beberapa anggapan dasar, yaitu :
- Setiap subjek ekonomi umumnya selalu bertindak ekonomis
rasional.
- Setiap subjek ekonomi memiliki informasi yang lengkap
atas berbagai macam peristiwa yang terjadi di pasar.
- Tingkat mobilitas yang tinggi, sehingga para subjek
ekonomi dapat segera beradaptasi atau mengadakan penyesuaian terhadap
perubahan-perubahan yang terjadi di pasar.
Dengan anggapan-anggapan di atas, para ahli ekonomi klasik
memiliki keyakinan bahwa kegiatan ekonomi akan berkembang terus menerus secara
efisien, pertumbuhan ekonomi akan semakin meningkat, dan akan tercapai
kesempatan kerja penuh (full employment).
Meskipun masih ada beberapa masalah
ekonomi di indonesia yang patut menjadi perhatian untuk segera
diselesaikan.
Konsep the invisible hand dari Adam Smith menjelaskan bahwa dalam perekonomian bebas (tanpa campur tangan pemerintah) perekonomian akan mencapai kondisi keseimbangan melalui mekanisme harga yang terjadi di pasar.
Dalam perkembangan zaman, permasalahan ekonomi mikro mulai muncul. Tidak setiap masalah baru tersebut dapat diselesaikan dengan mekanisme pasar. Hal ini disebut dengan kegagalan pasar (market failure).
Contoh kegagalan pasar adalah pengadaan barang publik (barang yang penggunaannya secara bersama) seperti jalan raya. Produsen (kontraktor) tidak akan membangun jalan raya secara gratis. Dengan demikian maka pembangunan jalan raya diambil alih oleh pemerintah dengan menggunakan dana APBN.
Konsep the invisible hand dari Adam Smith menjelaskan bahwa dalam perekonomian bebas (tanpa campur tangan pemerintah) perekonomian akan mencapai kondisi keseimbangan melalui mekanisme harga yang terjadi di pasar.
Dalam perkembangan zaman, permasalahan ekonomi mikro mulai muncul. Tidak setiap masalah baru tersebut dapat diselesaikan dengan mekanisme pasar. Hal ini disebut dengan kegagalan pasar (market failure).
Contoh kegagalan pasar adalah pengadaan barang publik (barang yang penggunaannya secara bersama) seperti jalan raya. Produsen (kontraktor) tidak akan membangun jalan raya secara gratis. Dengan demikian maka pembangunan jalan raya diambil alih oleh pemerintah dengan menggunakan dana APBN.
Analisa
Ekonomi Mikro dan Ekonomi Makro
Ekonomi mikro adalah suatu sistem yang mempelajari kegiatan ekonomi individu, yaitu individu yang posisinya sebagai konsumen dan juga individu sebagai pemilik faktor produksi, maupun individu sebagai produsen.
Analisa ekonomi mikro dibagi menjadi 3, yaitu :
a). Teori harga; membahas tentang :
- Proses pembentukan harga dipengaruhi oleh interaksi
antara permintaan dan penawaran suatu barang atau jasa dalam suatu pasar;
- Faktor-faktor yang mempengaruhi perubahan permintaan dan
penawaran,
- Hubungan antara harga permintaan dan penawaran
- Bentuk-bentuk pasar
- Menganalisa konsep elastisitas permintaan dan
elastisitas penawaran
b). Teori Produksi; menganalisa tentang :
- Masalah biaya produksi
- Tingkat produksi yang paling menguntungkan bagi produsen
- Kombinasi faktor produksi yang harus dipilih oleh
produsen agar tujuan untuk mencapai laba mksimum tercapai.
c). Teori Distribusi; membahas tentang :
- Faktor-faktor yang menentukan tingkat upah tenaga kerja
- Tingkat bunga yang harus dibayar karena penggunaan modal
- Tingkat keuntungan yang diperoleh para pengusaha
Sedangkan ekonomi
makro adalah sistem yang mempelajari variabel-variabel total seperti
pendapatan nasional, konsumsi, tabungan masyarakat, investasi total. Kelahiran teori
ekonomi makro ditandai dengan dirilisnya sebuah buku yang berjudul
"The General Theory of Employment, Interest and money" pada
tahun 1937 yang ditulis oleh J. M. Keynes, seorang ahli ekonomi dari
universitas Cambridge, Inggris.
Di dalam buku tersebut tertulis sebuah teori yang mengatakan bahwa pengangguran dapat terjadi dan bahkan untuk jangka waktu yang tidak terbatas. Banyak ahli ekonomi yang menerima teori ini dan kelompok ahli ini disebut Keynesian Economist.
Masalah Ekonomi Makro Jangka Pendek dan Jangka Panjang
Masalah ekonomi makro jangka
pendek, yaitu :
1. Inflasi
Adalah suatu kondisi dimana terdapat kecenderungan kenaikan
harga secara terus menerus. Dan perlu diketahui juga bahwa Inflasi merupakan
masalah karena tiga (3) alasan, yaitu :
- Mengakibatkan redistribusi pendapatan di antara
anggota masyarakat
- Menyebabkan penurunan efisiensi
- Menyebabkan perubahan output dan kesempatan kerja dalam
masyarakat
2. Pengangguran
- terjadi karena jumlah angkatan kerja melebihi
tingkat peluang kerja yang tersedia.
- Berdasarkan tingkat pengangguran, dapat diketahui
apakah perekonomian berada pada tingkat kesempatan kerja penuh (full
employment) atau tidak.
3. Ketimpangan neraca pembayaran
Neraca pembayaran adalah neraca yang memuat ikhtisar dari segala transaksi yang terjadi antara penduduk suatu negara dengan penduduk negara lain selama jangka waktu tertentu.
Transaksi dalam neraca pembayaran :
a. Ekspor impor barang dan jasa (termasuk perdangan internasional)
b. Transaksi finansial seperti
a. Ekspor impor barang dan jasa (termasuk perdangan internasional)
b. Transaksi finansial seperti
- pemberian atau penerimaan kredit
- Penanaman modal di luar negeri
c. Transaksi yang bersifat uniteral seperti
- Pembayaran transfer dari orang-orang yang tinggal di
luar negeri
- Bantuan dari luar negeri
Jika jumlah pembayaran tidak sama dengan penerimaan dari luar
negeri maka terjadi surplus atau defisit. Ketidakseimbangan ini menjadi masalah
jika ketidakseimbangannya cukup besar.
Tidak seperti ekonomi mikro, Ekonomi makro juga
memiliki permasalahan jangka panjang menyangkut persoalan pertumbuhan
di bidang ekonomi.
Pada dasarnya menyangkut :
- keserasian antara pertumbuhan penduduk,
- pertambahan kapasitas produksi,
- tersedianya dana untuk investasi
Jika terjadi keserasian antar ketiga hal di atas maka
pertumbuhan ekonomi sebuah negara akan mengalami kondisi yang optimal. Semoga
saja hal ini dapat terwujud dalam perekonomian indonesia
sehingga kekuatan ekonomi negara kita dapat menjadi lebih baik dari sebelumnya.
Bagaimana? Apa komentar anda?
BAB
2
PENGUKURAN
OUTPUT NASIONAL DAN PENDAPATAN NASIONAL
Pembangunan Ekonomi adalah peroses
meningkatkan kualitas hidup manusia dalam pembangunan ekonomi terdapat
aspek-aspek penting yaitu, pertumbuhan ekonomi atau peningkatan Gross
Domestik Produk dari waktu kewaktu, meningkatnya martabat diri, kebebasan
untuk melakukan pilihan baik sebagai konsumen maupun produsen. Peningkatan
taraf hidup masyarakat melalui pemenuhan kebutuhan dasar harus sesuai dengan
proses pertumbuhan ekonomi. Peningkatan produksi barang dan jasa dari waktu
kewaktu yang juga disebut sebagai pertumbuhan ekonomi merupakan ukuran kasar
terhadap keberhasilan penghasilan taraf hidup suatu masyarakat yang dicerminkan
oleh perkembangan GDP dari waktu kewaktu terutama bila perkembangan tersebut
melebihi pertumbuhan jumlah penduduk.
Perhitungan GDP dapat dilakukan melalui
beberapa metode yaitu metode produksi, metode pengeluaran, dan metode
pendapatan. GDP yang secara konvensional dihitung melalui tiga metode tersebut
dalam kenyataannya tidak mampu memperhitungkan masalah kualitas lingkungan
hidup yang secara langsung berkaitan dengan tingkat kesejahteraan masyarakat,
sekaligus cara perhitungan GDP diatas tidak mampu memasukkan berbagai kegiatan
sosial ekonomi masyarakat maupun aktivitas ekonomi yang tersembunyi.
Yang akan Anda pahami setelah mempelajari
bab ini adalah:
Pendekatan
produksi, pendekatan pendapatan, dan pendekatan pengeluaran dalam menghitung
pendapatan nasional.
Pengertian GDP
nominal dan GDP riil.
GDP dan
kesejahteraan sosial.
Transaksi
ekonomi yang tidak dihitung dalam GDP.
Perbedaan GDP
dan GNP.
Konsep GDP Hijau
(Green GDP)
Publikasi data perekonomian terbaru
diberbagai media informasi yang ada banyak menyita
perhatian masyarakat. Data tersebut mungkin mengukur total
pendapatan masyarakat dalam perekonomian, rata-rata kenaikan harga (inflasi),
persentase angkatan kerja yang tidak bekerja (tingkat pengangguran), dan
sebagainya. Semua data statistika tersebut merupakan data yang dibutuhkan dalam
ekonomi makro.
Angka pertumbuhan ekonomi merupakan
salah satu tolok ukur dari keberhasilan pembangunan ekonomi suatu masyarakat.
Pertumbuhan ekonomi (Economic Growth)
merupakan besaran yang diukur dari kenaikan pendapatan nasional (produksi
nasional) pada periode tertentu dari pendapatan nasional periode sebelumnya.
Dalam bab ini kita akan membahas Gross
Domestic Product (GDP),
mengukur total atau jumlah GDP. GDP merupakan data yang paling diperhatikan
dalam perekonomian karena dianggap sebagai ukuran tunggal terbaik mengenai
kesejahteraan masyarakat.
Perhitungan GDP (Gross Domestic Product)
Gross Domestic Product (GDP) merupakan
nilai pasar dari semua barang dan jasa akhir (final) yang diproduksi
dan tidak termasuk barang yang diproduksi di masa lalu dalam sebuah negara pada
suatu periode. GDP mencoba menjadi ukuran yang meliputi banyak hal, termasuk di
dalamnya adalah barang-barang yang diproduksi dalam perekonomian dan dijual
secara legal di pasar.
Adapun beberapa
produk yang tidak disertakan dalam penghitungan GDP, yaitu produk yang
diproduksi dan dijual secara illegal, barang
yang sudah terpakai (barang bekas) dan transaksi surat berharga, output yang
diproduksi di luar negeri oleh faktor produksi yang dimiliki dalam negeri,
kegiatan yang seharusnya dikerjakan orang lain, tapi dikerjakan sendiri dan
barang yang diproduksinya dikonsumsi sendiri tanpa dijual seperti ibu rumah
tangga yang menjahit baju dan digunakan sendiri.
Dalam
perhitungan GDP ada tiga cara melalui pendekatan produksi, pendekatan
pendapatan, dan pendekatan pengeluaran.
Pendekatan Produksi
Pendekatan
produksi merupakan penghitungan berdasarkan dari jumlah nilai (nilai = harga
dikalikan dengan jumlah barang dan jasa yang dihasilkan, P Q (barang dan jasa))
barang dan jasa yang dihasilkan oleh masyarakat dalam perekonomian di suatu
negara dengan periode tertentu.
Kelemahan
penghitungan dengan pendekatan produksi ini adalah sering terjadinya
penghitungan ganda. Penghitungan ganda terjadi jika beberapa input suatu usaha
menjadi input usaha lain. Untuk menghindari terjadinya penghitungan ganda
tersebut dapat dilakukan dengan dua cara, yaitu menghitung nilai akhir (final
goods) atau dengan menghitung nilai tambah (value added).
Nilai akhir
suatu barang merupakan nilai barang yang siap dikonsumsi oleh konsumen
terakhir, sedangkan nilai tambah merupakan selisih antara nilai suatu barang
dengan biaya yang dikeluarkan untuk memproduksi barang tersebut. Sehingga
besarnya nilai GDP dengan menghitung dari nilai akhir atau nilai tambah akan
menghasilkan nilai yang sama.
Pendekatan Pendapatan
Pendekatan
pendapatan terhadap GDP menguraikan GDP ke dalam empat komponen, yaitu
pendapatan nasional, depresiasi, pajak tidak langsung dikurangi subsidi, dan
pembayaran faktor bersih (neto) kepada luar negeri. Atau secara matematis:
GDP = Pendapatan Nasional + Depresiasi + (Pajak Tidak
Langsung Subsidi) + Pembayaran Faktor Bersih (Neto) Kepada Luar Negeri
Pendapatan
nasional merupakan pendapatan total yang diterima oleh faktor-faktor produksi
yang dimiliki oleh warga negara sebuah negara. Dalam pendapatan nasional ada
lima komponen, yaitu (1) pendapatan karyawan yang mencakup upah dan gaji yang
dibayarkan kepada rumah tangga oleh perusahaan ataupun pemerintah, dan berbagai
sumbangan majikan yang diberikan berupa asuransi sosial atau dana pensiun. (2)
pendapatan perusahaan perorangan merupakan pendapatan perusahaan yang bukan
berbadan hukum. (3) pendapatan perusahaan-perusahaan yang berbadan hukum. (4)
bunga neto merupakan bunga yang dibayarkan oleh perusahaan, hal ini dikarenakan
bunga yang dibayarkan rumah tangga dan pemerintah tidak mengalir dari produksi
barang dan jasa. (5) pendapatan sewa merupakan pendapatan yang diterima oleh
pemilik properti dalam bentuk sewa.
Depresiasi
merupakan penurunan nilai suatu aktiva karena telah aus atau sudah ketinggalan
jaman. Dimasukkannya depresiasi ke dalam pendekatan pendapatan dikarenakan kita
akan mengukur semua pendapatan, termasuk pendapatan yang
merupakan hasil dari penggantian pabrik atau peralatan yang ada.
Pajak tidak
langsung meliputi pajak penjualan, bea cukai, dan biaya lisensi. Pajak tidak
langsung berarti pendapatan bagi pemerintah, karena pajak tidak langsung
merupakan pengeluaran rumah tangga atau perusahaan yang membeli sesuatu, tapi
tidak termasuk pendapatan perusahaan yang memproduksi barang tersebut. Untuk
menyeimbangkan antara segi pendapatan dan pengeluaran, maka pajak tidak
langsung ditambahkan di segi pendapatan.
Subsidi
merupakan pembayaran yang dilakukan pemerintah tanpa mendapatkan imbalan barang
atau jasa. Sehingga subsidi dikurangkan dari pendapatan nasional untuk
mendapatkan GDP dan untuk menyeimbangkan segi pendapatan dan pengeluaran maka
subsidi harus dikurangkan dari segi pengeluaran.
Pembayaran
faktor produksi neto untuk luar negeri sama dengan pembayaran atas pendapatan
faktor produksi untuk luar negeri dikurangi penerimaan pendapatan faktor produksi
dari luar negeri.
Pendekatan Pengeluaran
Pendekatan
pengeluaran merupakan penghitungan dengan menjumlahkan semua pengeluaran sektor
ekonomi, yaitu pengeluaran dari sektor rumah tangga berupa untuk konsumsi rumah
tangga, pengeluaran sektor perusahaan berupa investasi, pengeluaran sektor
pemerintah berupa belanja pemerintah dan pengeluaran sektor luar negeri berupa
ekspor neto (selisih antara nilai ekspor dan impor).
GDP Nominal dan GDP Riil
GDP nominal
merupakan GDP yang mengukur nilai output yang dihasilkan berdasarkan
harga-harga yang berlaku pada waktu output tersebut diproduksi.
GDP riil
merupakan GDP yang mengukur nilai output yang dihasilkan pada suatu waktu
dengan berdasarkan pada harga-harga tahun dasar tertentu (harga konstan).
Perhitungan GDP dan Indeks Harga Konsumen
Selain ada GDP
nominal dan GDP riil, ada pula GDP deflator. GDP deflator berguna untuk
mengukur tingkat harga-harga saat ini relatif terhadap tingkat harga-harga di
tahun pokok. GDP deflator sendiri memiliki arti sebuah ukuran tingkat harga
yang dihitung sebagai perbandingan GDP nominal terhadap GDP riil dikalikan 100
atau dapat dirumuskan sebagai berikut:
GDP deflator
merupakan salah satu ukuran yang digunakan oleh para ekonom untuk mengamati
rata-rata tingkat harga dalam perekonomian.
Indeks harga
konsumen (consumer price index CPI) merupakan suatu ukuran atas
keseluruhan biaya pembelian barang dan jasa oleh rata-rata konsumen.
Perhitungan CPI selalu digunakan untuk menghitung laju inflasi. Dalam hal ini
laju inflasi merupakan perubahan persentase dalam indeks harga konsumen dari
jangka waktu yang sebelumnya.
Cara menghitung
inflasi melalui CPI adalah sebagai berikut:
Langkah pertama
adalah melakukan survei terhadap konsumen untuk menentukan seberapa
barang-barang yang begitu penting untuk dibeli oleh rata-rata konsumen.
Langkah kedua
adalah menetapkan harga setiap barang pada tiap-tiap tahun. Selanjutnnya
langkah ketiga, hitung harga keseluruhan dari barang-barang tersebut tiap
tahunnya. Setelah mendapatkan harga keseluruhan, maka langkah keempat adalah
memilih tahun pokok dan hitung CPI tiap tahunnya.
Keterbatasan Konsep GDP
Umumnya
peningkatan GDP selalu dianggap baik, namun ada beberapa masalah yang muncul,
bila menggunakan GDP sebagai pengukur tingkat kesejahteraan. Adanya
masalah-masalah yang tidak dapat diperhitungkan di dalam konsep GDP sebagai
ukuran kesejahteraan menjadi keterbatasan dalam konsep tersebut.
GDP dan Kesejahteraan Sosial
GDP yang disebut
sebagai ukuran tunggal yang paling baik dari suatu kesejahteraan masyarakat.
GDP bukanlah ukuran kesejahteraan yang sempurna. Bila terjadi peningkatan pada
GDP kita tidak dapat menyimpulkan bahwa setiap orang lebih bahagia karena tidak
menghitung waktu santai, sehingga adanya peningkatan output tiap orang mengalami
kerugian akibat berkurangnya waktu santai mereka.
GDP juga tidak
memasukkan nilai dari semua kegiatan yang terjadi di luar pasar. Perawatan anak
yang disediakan oleh pusat perawatan termasuk dalam GDP, tapi perawatan anak
yang dilakukan oleh orang tuanya di rumah tidak termasuk dalam bagian dari GDP.
GDP juga tidak
memasukkan kualitas polusi dan distribusi pendapatan. Jika pemerintah tidak
memperhatikan lingkungan maka GDP akan meningkat, tapi memungkinkan
kesejahteraan masyarakat akan menurun dan penurunan kualitas lingkungan akan
lebih besar daripada keuntungan yang diperoleh. Sedangkan untuk distribusi
pendapatan GDP tidak mempedulikan kesetaraan. Hal ini bila kita andaikan di
mana ada 100 orang memiliki pendapatan setahunnya Rp 5.000.000, maka GDP akan
bernilai Rp 500.000.000 dan GDP tiap orang sebesar Rp 5.000.000. Tapi berbeda
dengan masyarakat yang di mana 10 orang yang berpenghasilan Rp 50.000.000 dan
90 orang tidak berpenghasilan.
Terdapatnya The Underground
Economy (Kegiatan
Ekonomi Bawah Tanah)
The Underground Economy merupakan
bagian dari perekonomian di mana transaksi berlangsung tapi pendapatan yang
dihasilkan tersebut tidak dihitung di dalam GDP. Adanya underground economy
ini terjadi karena banyaknya transaksi yang tidak dicatat atau hilang
dalam perhitungan GDP. Underground economy terbentuk karena adanya
dorongan utama dari masyarakat untuk mengelak dari pajak sehingga ikut dalam
perekonomian bawah tanah dan hilang dalam perhitungan GDP. Pentingnya kita
mengetahui tentang underground economy karena sejauh GDP hanya
mencerminkan satu sisi aktvitas perekonomian saja dan bukan ukuran lengkap atas
apa yang diproduksi perekonomian, maka perhitungan GDP tersebut menyesatkan.
Contoh ekstrim kegiatan ekonomi bawah tanah adalah usaha perjudian gelap,
produksi dan penjualan obat-obat terlarang, perdagangan manusia, dan
sebagainya.
GDP/GNP Per Kapita
Perbedaan antara
GDP dengan GNP adalah perbedaan konsepnya, bila GDP menghitung pendapatan
nasional berdasarkan konsep kewilayahan sedangkan GNP berdasarkan konsep
kewarganegaraan. GDP atau GNP terkadang diukur dalam bentuk GDP atau GNP per
kapita yang berarti GDP atau GNP negara dibagi dengan jumlah penduduknya.
Sehingga GDP atau GNP per kapita menjadi ukuran tentang kesejahteraan orang
secara rata-rata yang lebih baik daripada GDP atau GNP total.
Beberapa
Indikator Yang Diusulkan Untuk Penyesuaian, Pengganti Dan Melengkapi Konsep GDP
Berbagai keterbatasan yang terdapat pada
GDP baik sebagai pengukur kesejahteraan masyarakat maupun ketidakmampuan GDP
mencerminkan kualitas lingkungan hidup serta banyaknya kegiatan-kegiatan dalam
masyarakat yang tidak tercatat dalam perhitungan GDP, telah menimbulkan banyak
kritik dan usulan-usulan terhadap konsep GDP. Jika dikelompokkan terdapat 3
kelompok usulan yang mempunyai sifat:
1. Kategori
penyesuain terhadap konsep GDP sebagai konsep ekonomi yang tradisional dengan
memasukkan faktor lingkungan dan sosial. Indikator yang diusulkan antara lain
seperti measure economic welfare (MEW), genuine progress indicator
(GPI), green GDP.
2. Kategori yang ingin mengganti indikator
dalam GDP untuk mengukur kesejahteraan masyarakat secara langsung. Dengan
menggunakan pendekatan kebutuhan dasar manusia seperti human development
index atau penaksiran terhadap kepuasan rata-rata seperti happy planet
index.
3. Kategori untuk melengkapi GDP dengan
menambah informasi tentang lingkungan dan sosial.
Konsep
GDP Hijau (Green GDP)
GDP hijau adalah sistem akuntasi yang
dikembangkan dari sistem pendapatan nasional. Dalam GDP hijau berbeda dengan perhitungan
GDP biasa karena memperhitungkan sumbangan sumber daya alam terhadap
pembangunan dan biaya-biaya yang disebabkan oleh adanya polusi dan degradasi
lingkungan.
Dari segi metode perhitungan metode
perhitungan GDP hijau secara teori dibagi menjadi 3 jenis, pertama GDP hijau
diperhitungan dengan deplesi lingkungan. Kedua GDP hijau berdasarkan degradasi
lingkungan. Ketiga GDP hijau diukur berdasarkan pengeluaran untuk perlindungan
lingkungan. Dari 3 metode perhitungan GDP hijau tersebut metode pertama yang
paling sederhana.
Secara umum perhitungan GDP hijau
sebagai berikut:
|
Perhitungan GDP Indonesia dengan Metode
Produksi
Perhitungan GDP diIndonesia dilaksanakan oleh Badan Pusat Statistik
untuk perhitungan GDP dengan menggunakan metode produksi kegiatan, produksi
dibagi menjadi 9 lapangan usaha yang meliputi:
1. Pertanian,
peternakan, kehutanan, dan perkanan
2. Pertambangan
dan penggalian
3. Industri
pengolahan
4. Listrik, gas
dan air bersih
5. Konstruksi
6. Perdagangan,
hotel dan restaurant
7. Pengangkutan
dan komunikasi
8. Keuangan, real-estate
dan jasa perusahaan
9. Jasa-jasa.
TEORI EKONOMI
MAKRO KLASIK ( MAZHAB KLASIK )
Written By KANG PENDI on Selasa, 06
Desember 2011 | 09.42
A.
Sejarah Pemikiran Ekonomi Kaum Klasik
1.
Filsafat kaum klasik mengenai masyarakat, prinsipil tidak berbeda dengan
filsafat mazhab pisiokrat, kaum klasik mendasarkan diri pada tindakan-tindakan
rasional, dan bertolak dari suatu metode alamiah. Kaum klasik juga memandang
ilmu ekonomi dalam arti luas, dengan perkataan lain secara normatif.
2. Politik
ekonomi kaum klasik merupakan politik ekonomi laissez
faire. Politik ini menunjukkan diri dalam
tindakan-tindakan yang dilakukan oleh mazhab klasik, dan dengan keseimbangan
yang bersifat otomatis, di mana masyarakat senantiasa secara otomatis akan
mencapai keseimbangan pada tingkat full employment.
3. Asas
pengaturan kehidupam perekonomian didasarkan pada mekanisme pasar. Teori harga
merupakan bagian sentral dari mazhab klasik, dan mengajarkan bahwa proses
produksi dan pembagian pendapatan ditentukan oleh mekanisme pasar. Dan dengan
melalui mekanisme permintaan dan penawaran itu akan menuju kepada suatu
keseimbangan (equilibrium). Jadi dalam susunan kehidupan ekonomi yang
didasarkan atas milik perseorangan, inisiatif dan perusahaan orang-perorangan.
4. Ruang
lingkup pemikiran ekonomi klasik meliputi kemerdekaan alamiah, pemikiran
pesimistik dan individu serta negara. Landasan kepentingan pribadi dan kemerdekaan
alamiah, mengritik pemikiran ekonomi sebelumnya, dan kebebasan individulah yang
menjadi inti pengembangan kekayaan bangsa, dengan demikian politik ekonomi
klasik pada prinsip laissez faire.
B.
Dasar Filsafat Mazhab Klasik
Mazhab Klasik
yang dipelopori oleh Adam Smith ( 1732-1790) yang tercermin dalam
bukunya yang diterbitkan th. 1776 dengan judul An Inquary into the Nature
andCauses of the Wealth
of Nation, dianggap sebagai
ibu dari kelahiran ilmu ekonomi.
Prinsip utama dalam
mazhab Klasik adalah kepentingan pribadi (self interest) dan semangat
individualisme ( laissez faire). Kepentingan pribadi merupakan kekuatan
pendorong pertumbuhan ekonomi dan kekuatan untuk mengatur kesejahteraannya
sendiri. Berdasarkan prinsip tersebut para penganut mazhab Klasik percaya bahwa
sistem ekonomi liberal
atau system dimana setiap orang betul-betul bebas untuk melakukan kegiatan
ekonomi apa saja bisa mencapai kesejahteraan masyarakat secara otomatis.
Sistem ekonomi
liberal, dimana campur tangan pemerintah dalam kegiatan ekonomi sangat
kecil ( dapat dianggap tidak ada) , menurut mazhab Klasik dapat menjamin
tercapainya :
1. Tingkat kegiatan ekonomi
nasional optimal
( full employment level of activity).
2. Alokasi sumberdaya, baik
sumberdaya alam maupun faktor-faktor produksi lainnya didalam berbagai kegiatan
ekonomi, secara efisien.
Dengan demikian
peranan pemerintah harus dibatasi seminimal mungkin, karena apa yang bisa
dikerjakan oleh pemerintah bisa dikerjakan oleh swasta dengan lebih efisien.
Pemerintah diharapkan hanya mengerjakan kegiatan yang betul-betul tidak dapat
dilakukan oleh swasta secara efisien, seperti di bidang pertahanan, hukum,
kepamongprajaan, dan sebagainya. Esensi teori ekonomi makro
Klasik adalah bahwa : suatu perekonomian liberal (laissez faire) mempunyai
kemampuan untuk menghasilkan tingkat kegiatan (GDP= Gross Domestic Product)
yang full employment secara otomatis, yang juga dikenal sebagai selfregulating
(mengatur sendiri secara otomatis). Pada suatu waktu tertentu GDP mungkin
saja berada di bawah atau di atas tingkat full employment, tetapi akan
segera kembali ke tingkat full employment semula. Siapa yang mengatur
sehingga tingkat full employment tersebut selalu dicapai ? Kaum Klasik
mengatakan bahwa yang mengatur adalah “tangan pengendali yang tidak kentara”
atau “ tangan gaib” ( the invisible hand).
- Pemikiran
Ekonomi Kaum Klasik
1.
Adam Smith (1723-1790)
1.
Adam Smith
adalah seorang pemikir besar dan ilmuwan kelahiran Kirkaldy Skotlandia tahun
1723, guru besar dalam ilmu falsafah di Universitas Edinburgh, perhatiannya
bidang logika dan etika, yang kemudian semakin diarahkan kepada masalah-masalah
ekonomi.Ia sering bertukar pikiran dengan Quesnay dan Turgot dan Voltaire.
2.
Adam Smith adalah pakar utama dan pelopor dalam mazhab Klasik.Karya besar yang
disebut di atas lazim dianggap sebagai buku standar yang pertama di bidang
pemikiran ekonomi gagasannya adalah sistem ekonomi yang mengoperasionalkan
dasar-dasar ekonomi persaingan bebas yang diatur oleh invisible hand,
pemerintah bertugas melindungi rakyat, menegakkan keadilan dan menyiapkan
sarana dan prasarana kelembagaan umum.
3. Teori nilai yang digunakan Adam Smith adalah teori biaya
produksi, walaupun semula menggunakan teori nilai tenaga kerja. Barang
mempunyai nilai guna dan nilai tukar. Ongkos produksi menentukan harga relatif
barang, sehingga tercipta dua macam harga, yakni harga alamiah dan harga pasar
dalam jangka panjang harga pasar akan cenderung menyamai harga alamiah, dan
dengan teori tersebut timbul konsep paradoks tentang nilai.
4. Sumber kekayaan bangsa adalah lahan, tenaga kerja,
keterampilan dan modal. Dengan demikian, timbul persoalan pembagian pendapatan
yakni upah untuk pekerja, laba bagi pemilik modal dan sewa untuk tuan tanah.
Tingkat sewa tanah akan meningkat, sedangkan tingkat upah menurun, dengan
asumsi berlaku dana upah, dan lahan lama-kelamaan menjadi kurang subur,
sedangkan persaingan tingkat laba menurun yang akhirnya mencapai kegiatan
ekonomi yang stationer. Smith berpendapat bahwa pembagian kerja sangat berguna
dalam usaha meningkatkan produktivitas. Pembagian kerja akan mengembangkan
spesialisasi. Pertambahan penduduk berarti meningkatkan tenaga kerja, dalam hal
ini meningkatkan permintaan dan perluasan pasar.
2.
J.B. Say, Malthus dan David Ricardo
1. Jean Batiste Say adalah seorang pakar ekonomi kelahiran Perancis yang
berasal dari keluarga saudagar dan menjadi pendukung pemikiran Adam Smith. Say
memperbaiki sistem Adam Smith dengan cara yang lebih sistematis serta logis.
Karya Say yaitu theorie des debouchees (teori tentang pasar dan pemasaran) dan
dikenal sebagai Hukum Say (Say’s Law) yaitu supply creats its oven demand tiap
penawaran akan menciptakan permintaanya sendiri. Menurut Say dalam perekonomian
bebas atau liberal tidak akan terjadi “produksi berlebihan” (over production)
yang sifatnya menyeluruh, begitu juga pengangguran total tidak akan terjadi.
Yang mungkin terjadi menurut Say ialah kelebihan produksi yang sifatnya
sektoral dan juga pengangguran yang sifatnya terbatas (pengangguran friksi).
2. Thomas Robert Malthus dilahirkan tahun 1766 di Inggris, sepuluh tahun
sebelum Adam Smith menerbitkan The Wealth of Nations dan meninggal tahun 1834.
Malthus adalah seorang ilmuwan di bidang teologi yang kemudian memusatkan
perhatiannya kepada masalah-masalah ekonomi dalam perkembangan masyarakat.
Malthus adalah alumnus dari University of Cambridge, Inggris, tempat ia
menyelesaikan pelajaran dalam ilmu matematika dan ilmu sejarah klasik. Malthus
diangkat menjadi Profesor of History and Political Economy di East India
College.Bagian yang paling penting dalam pola dasar pemikiran Malthus dan
kerangka analisisnya ialah menyangkut teori tentang sewa tanah dan teori
tentang penduduk dengan bukunya yang berjudul An Essay on the Principle of
Population.Teori Malthus pada dasarnya sederhana saja. Kelahiran yang tidak
terkontrol menyebabkan penduduk bertambah menurut deret ukur padahal persediaan
bahan makanan bertambah secara deret hitung.
3. Ricardo adalah seorang Pemikir yang paling menonjol di antara segenap
pakar Mazhab Klasik. Ia sangat terkenal karena kecermatan berpikir, metode
pendekatannya hampir seluruhnya deduktif. David Ricardo telah mengembangkan
pemikiran-pemikiran Adam Smith secara lebih terjabar dan juga lebih
sistematis.Dan pendekatannya teoretis deduktif, pemikirannya didasarkan atas
hipotesis yang dijadikan kerangka acuannya untuk mengkaji berbagai permasalahan
menurut pendekatan logika. Teori yang dikembangkan oleh Ricardo menyangkut
empat kelompok permasalahan yaitu: teori tentang distribusi pendapatan sebagai
pembagian hasil dari seluruh produksi dan disajikan sebagai teori upah, teori
sewa tanah, teori bunga dan laba, teori tentang nilai dan harga, teori
perdagangan internasional dan, teori tentang akumulasi dan perkembangan
ekonomi.
Dalam ekonomi Mazhab Klasik memiliki pemahaman –
pemahaman tersendiri mengenai bentuk – bentuk pasar mulai dari Pasar Barang,
Pasar Tenaga Kerja dan Pasar Uang, Pasar Luar Negeri dan Intervensi Pemerintah
Dalam Teori Klasik.
- Pasar Barang
Seperti
dinyatakan di muka, di pasar barang bertemu penawaran agregat dengan permintaan
agregat Menurut kaum Klasik di pasar barang tidak mungkin akan kekurangan
produksi atau kelebihan produksi dalam jangka waktu lama, sehingga selalu
terjadi pasar bersih ( clearing market) atau pasar dalam kondisi
ekuilibrium. Jika pada suatu waktu terjadi kelebihan atau kekurangan produksi,
maka mekanisme pasar akan secara otomatis mendorong kembali perekonomian
tersebut pada kondisi di mana tingkat produksi total masyarakat ( penawaran
agregat) akan memenuhi permintaan total masyarakat secara tepat (full
employment level of activity). Pendapat ini dilandasi adanya kepercayaan di
kalangan kaum Klasik bahwa di dunia nyata ini :
1.
Berlaku hukum Say ( Say’s Law) yang mengatakan bahwa “ setiap barang
yang diproduksikan selalu ada yang membutuhkannya” ( “ supply creates its
own demand”).
2.
Harga-harga dari hampir semua barang-barang dan jasa-jasa adalah fleksibel,
yaitu bisa dengan mudah berubah ( naik atau turun) sesuai dengan daya
tarik-menarik antara permintaan dan penawaran.
Logika
hukum Say tersebut adalah sebagai berikut : Setiap proses produksi
barang-barang atau jasa-jasa mempunyai dua akibat : (1) menghasilkan
barang-barang atau jasa-jasa sebagai hasil produksi, dan (2 ) memberikan
penghasilan kepada pemilik faktor-faktor produksi yang digunakan dalam proses
produksi tersebut, yang jumlahnya senilai dengan nilai hasil produksi tersebut.
Dengan demikian di dalam masyarakat selalu terdapat cukup penghasilan ( berarti
daya beli , juga permintaan) untuk dibelanjakan pada hasil-hasil produksi.
Kekurangan produksi akan suatu barang tertentu masih bisa terjadi, tetapi
secara agregat ( total /keseluruhan) permintaan masyarakat akan hasil-hasil
produksi selalu ada. Ini berarti bahwa secara umum tidak mungkin akan terjadi
kelebihan produksi di dalam masyarakat. Apabila seandainya pada suatu waktu
barang tertentu yang telah diproduksi tidak bisa terjual ( kelebihan produksi)
maka melalui mekanisme harga ( harga bersifat fleksibel) harga barang tersebut
akan turun, selanjutnya akan mengakibatkan barang tersebut lebih banyak diminta
oleh konsumen ( sesuai hukum permintaan) sampai kelebihan barang tersebut habis
terjual. Pada akhirnya perekonomian akan kembali pada posisi kseimbangan (
full employment). Demikian pula sebaliknya jika terjadi kekurangan
produksi, melalui mekanisme harga, harga barang akan naik, selanjutnya harga
naik akan mengakibatkan produksi meningkat sampai terpenuhinya permintaan,
sehingga terjadi keseimbangan. Suatu perekonomian di luar posisi keseimbangan
ini selalu hanya dalam keadaan sementara saja.
Ditinjau
dari segi kebijakan ekonomi, berarti bahwa pemerintah tidak perlu melakukan
campur tangan atau intervensi apapun. Kalau terjadi resesi atau depresi (GDP
menurun dan terjadi pengangguran) kita cukup menunggu saja sampai perekonomian
tersebut melakukan proses penyesuaian, dan keadaan keseimbangan pasti akan
kembali terjadi. Dalam hal ini pemerintah bisa mempercepat proses penyesuaian
dengan cara membuat sedemikian rupa sehingga harga-harga dapat turun- naik
dengan fleksibel. Secara grafis posisi keseimbangan tersebut dapat digambarkan
sebagai berikut ( Gb.2.1) Apabila terjadi excess supply, produsen akan
menawarkan produknya dengan harga yang lebih murah agar produknya dapat
terjual. Produsen akan menurunkan harga jualnya sampai pada harga keseimbangan.
Demikian pula sebaliknya, jika terjadi excess demand, konsumen berani
membeli produk dengan harga yang lebih tinggi.Mereka berani terus meningkatkan
harga belinya sampai kebutuhannya terpenuhi, yaitu pada saat harga keseimbangan
tercapai.
- Pasar Tenaga Kerja
Pasar
tenaga kerja tidak berbeda dengan pasar barang dan jasa. Bila harga (upah) dari
tenaga kerja fleksibel maka permintaan dan penawaran tenaga kerja akan selalu
seimbang. Tidak mungkin terjadi pengangguran secara suka rela (voluntarily
unemployed), karena setiap orang akan bersedia bekerja dan menerima upah yang
berlaku di pasar. Pengangguran hanya akan terjadi bila tenaga kerja sengaja mau
menganggur, misalnya karena tidak mau menerima upah yang berlaku, atau karena
ingin bersenang-senang. Jadi pengangguran yang tidak disengaja tidak mungkin
akan terjadi (involuntarily unemployed). Kenapa orang mau menerima upah murah
dan apakah mereka tidak khawatir dengan upah rendah pendapatan mereka juga
menjadi rendah sehingga tidak cukup untuk keperluan konsumsi? Sama sekali tidak
,karena seperti yang diterangkan diatas semua harga adalah fleksibel, jadi bila
upah turun karena supply tenaga kerja melimpah, maka harga barang dan jasa yang
dibutuhkan juga ikut turun (murah) karena volume produksi ikut naik disebabkan
naiknya jumlah pemakaian faktor produksi yang disebabkan oleh upah buruh yang
murah.
- Pasar Uang
Menurut teori
klasik supply uang ditentukan oleh pemerintah berdasarkan pertimbangan ekonomi
maupun politik, dengan demikian tidak dipengaruhi oleh kekuatan ekonomi.
Sementara permintaan terhadap uang ditentukan oleh kebutuhan kuantitas
transaksi, tidak ada motive lain selain dari transaksi. Teori ini disebut juga
teori kuantitas (quantity theory). Karena uang tidak menghasilkan bunga maka
jumlah uang yang diminta ditentukan oleh kebutuhan transaksi konsumen dan
produsen dan uang semata-mata digunakan untuk mempermudah proses jual beli
barang dan jasa atau untuk keperluan transaksi sehari-hari. Sedangkan volume
transaksi menurut teori ini ditentukan oleh tingkat harga dan jumlah barang
yang diminta. Dengan demikian jumlah uang diminta akan sebanding dengan tingkat
harga dan jumlah barang yang diminta (atau sama dengan yang diproduksi,
kenapa?). Semakin besar jumlah barang atau semakin mahal harga maka semakin
besar pula jumlah uang yang diminta. Dalam bentuk persamaan dapat dinyatakan
sebagai berikut:
Md
= k PY
Rumus
ini bararti bahwa jumlah permintaan uang ditentukan oleh output atau income (Y)
dan harga barang (P) serta konstanta (k). Konstanta antara lain adalah
kecepatan uang digunakan dalam transaksi, dimana k = 1/V (V adalah kecepatan
uang digunakan atau turn over). Karena dalam jangka pendek income (output) dan
konstanta adalah tidak berubah (tetap) maka jumlah permintaan uang akan
ditentukan hanya oleh harga. Jadi permintaan uang (Md) sebanding dengan tingkat
harga (P).
Penawaran
uang (supply) akan ditentukan oleh kebijakan moneter yang ditempuh oleh pemerintah,
namun mekanisme pasar akan menyebabkan jumlah uang yang ditawarkan akan sama
dengan permintaan, yaitu:
Md
= Ms = k PY
Implikasi Kebijakan
Kenapa
kenaikan harga barang dan permintaan uang berkorelasi? Karena bila jumlah uang
yang beredar bertambah maka permintaan barang akan naik juga. Konsumen atau
rumah rangga yang memegang uang lebih banyak, yang berarti mempunyai income
nominal lebih tinggi, akan terdorong untuk berbelanja lebih banyak. Dalam
jangka pendek kapasitas produksi tidak bertambah karena dibutuhkan waktu yang
cukup untuk menyesuaikan kapasitas produksi dengan naiknya permintaan.
Akibatnya adalah harga barang dan jasa akan naik. Dalam keadaan demikian yang
terjadi adalah inflasi, yaitu naiknya harga-harga umum di pasar barang.Inilah alasannya
kenapa pemerintah memberlakukan uang ketat yang dimaksudkan untuk menekan laju
inflasi.
Kebijaksanaan
fiskal dan moneter juga tidak ada pengaruhnya terhadap output dan employment.
Peningkatan pengeluaran pemerintah misalnya hanya akan menyebabkan crowding
out, yaitu naiknya suku bunga dan selanjutnya investasi akan turun sebanding
dengan dengan naiknya jumlah pengeluaran pemerintah. Kebijaksanaan moneter juga
tidak berpengaruh terhadap output dan employment. Tetapi pemotongan pajak (tax
cut) akan berpengaruh terhadap output.
- Pasar Luar Negeri
Hubungan ekonomi
suatu negara dengan negara lain bisanya berupa perdagangan barang dan jasa
(ekspor dan impor) dan aliran modal berupa investasi langsung maupun tidak
langsung. Pada akhir-akhir ini dapat juga berbentuk aliran orang karena adanya
permintaan dan penawaran tenaga kerja di pasar luar negeri. Dalam perdagangan
bisa terjadi surplus, export lebih besar dari import, sehingga negara mempunyai
kelebihan devisa. Tetapi bisa juga terjadi defisit, import lebih besar dari
export sehingga devisa negara berkurang dan mempengaruhi neraca perdagangan dan
neraca pembayaran. Defisit perdagangan dan pembayaran memang tidak bagus bagi
perekonomian karena akan mengurangi kemampuan negara untuk mengimport dan mengurangi
kepercayaan negara lain.
Menurut teori klasik negara tidak perlu
repot untuk menyeimbangkan masalah neraca perdagangan maupun neraca pembayaran
dengan melakukan kebijakan-kebijakan khusus karena semua ketidak seimbangan
tersebut secara otomatis akan terkoreksi sendiri sehingga keadaan kembali ke
titik equilibrium. Misalnya defisit perdagangan tidak akan terjadi terus
menerus karena akan mengakibatkan nilai mata uang Rupiah rendah sehingga barang
import menjadi mahal dan import akan terhenti dengan sendirinya secara
otomatis. Dengan mahalnya barang luar negeri maka barang produksi dalam negeri
akan murah sehingga export naik.
- Intervensi Pemerintah Dalam Teori
Klasik
Pada
prinsipnya teori makro klasik ini sama dengan teori pasar bebas atau pasar
bersaing sempurna seperti yang ditemui dalam ekonomi mikro, dimana campur
tangan pemerintah adalah minimal. Hal ini didasarkan pada asumsi bahwa dalam
pasar bebas bila masyarkat dibiarkan berusaha tanpa diintervensi akan
menghasilkan kemakmuran bersama. Dalam situasi yang demikian apa peran
pemerintah? Peran pemerintah terutama adalah membuat persaingan bebas berjalan
secara baik, adil dan fair.Selain itu adalah melakukan pekerjaan yang tidak
bisa dilakukan oleh masyarakat atau dilakukan oleh kekuatan pasar.
Ada
beberapa hal dimana pemerintah disepakati boleh untuk ikut campur.
1.
Mengatur industri-industri yang bersifat monopoli agar tidak merugikan
masyarakat. Monopoli adakalanya tidak bisa dihindari, seperti produksi listrik
yang dimonopoli oleh Perusahaan Listrik Negara. Karena listrik adalah kebutuhan
orang banyak maka harganya harus murah karena itu PLN tidak dibenarkan mencari
untung. Investasi yang dibutuhkan untuk pengembangan harus ditanggung oleh
pemerintah. Untuk itu perusahaan monopoli ini harus dikontrol oleh pemerintah.
2.
Menghapus hambatan yang menghalangi terjadinya fleksibilitas harga-harga,
menghapus hambatan-hambatan yang menyebabkan tidak bekerjanya secara alamiah
pasar bebas tersebut. Pemerintah juga harus mengatur agar ekonomi berjalan
dengan baik dan menghilangkan segala hambatan yang meyebabkan ekonomi tidak
berjalan dengan baik melalui peraturan dan undang-undang yang dibutuhkan.
Misalnya membuat aturan agar tidak ada hambatan terhadap kelancaran distribusi
barang antar pulau atau antar daerah dengan menghilangkan pungutan-pungutan
yang tidak perlu. Menghapus segala bentuk biaya ekonomi tinggi, dan lain-lain.
3.
Memproduksi barang dan jasa yang tidak bisa diproduksi oleh masyarakat. Ada
beberapa barang dan jasa yang tidak diproduksi oleh masyarakat karena barang
dan jasa yang tersebut dapat dinikmati oleh semua orang dan sulit untuk
memisahkan antara konsumen yang membayar dengan yang tidak membayar sehingga
produsen tidak mendapat keuntungan. Misalnya, membuat taman kota, sekali
dibangun maka semua orang akan dapat menikmati keindahan taman tersebut tetapi
sulit untuk meminta bayaran dari para penikmat taman tersebut. Demikian juga
dengan pertahanan negara (tentara). Sekali tentara telah dibentuk mereka akan
melindungi negara secara keseluruhan; tidak bisa dibedakan antara orang yang
membayar pajak besar (akan mendapat perlindungan lebih istimewa) dengan
masyarakat yang membayar pajak lebih sedikit (dan mendapat perlindungan lebih
kecil). Karena itu masyarakat dan dunia usaha tidak mau memproduksi barang dan
jasa jenis ini karena tidak menguntungkan. Pemerintahlah yang harus
memproduksinya dengan biaya yang dipungut dari masyarakat melalui pajak.
4.
Melindungi masyarakat yang tidak produktif, masyarakat miskin dan penyandang
masalah sosial. Masyarakat yang tidak produktif adalah orang tua, orang cacad
dan orang yang tidak sanggup lagi bekerja karena berbagai hambatan. Kelompok
ini hampir tidak bisa diberdayakan karena keterbatasan fisik sehingga mereka
harus diberikan santunan. Masyarakat miskin adalah masyarakat yang tidak mampu
memenuhi kebutuhan dasar hidup mereka. Masyarakat kelompok ini juga harus
dibantu oleh pemerintah karena mereka mempunyai kemampuan yang terbatas untuk
menolong diri sendiri. Penyandang masalah sosial misalnya adalah anak-anak
jalanan, gelandangan, pengemis dan lain-lain. Kelompok masyarakat ini masih
bisa diberdayakan sehingga mereka mampu menolong diri mereka sendiri. Untuk
membantu kelompok masyarakat ini maka pemerintah melakukan transfer pembayaran
(transfer of payment), yaitu pemindahan uang dari masyarakat yang kaya kepada
mereka yang miskin dan yang bermasalah.
5. Menjaga
kestabilan ekonomi Negara, termasuk dalam hal ini adalah membuat kebijakan
makro ekonomi seperti mengatur supply uang sesuai dengan permintan masyarakat
sehingga tercipta kestabilan makro ekonomi dan tidak terjadi inflasi. Supply
uang ini harus ditingkatkan dari waktu ke waktu sesuai dengan kebutuhan
transaksi masyarakat yang dipengaruhi oleh tingkat pertumbuhan output. Demikian
juga dengan kebijakan fiskal seperti perpajakan dan mengatur pengeluaran
pemerintah melalui APBN
Kesimpulan
Menurut keyakinan mereka system pasar
bebas akan mewujudkan tingkat kegiatan ekonomi yang efisiendalam jangka
panjang. Penggunaan tenaga kerja penuh akan selalu tercapai dan perekonomian
akan mengalami pertumbuhan yang teguh. Ahli-ahli ekonomi klasik menyadari bahwa
ketidakstabilan dalam perekonomian, yang menyebabkan pertumbuhan ekonomi yang
lambat dan pengangguran, dapat berlaku dalam setiap perekonomian. Akan
tetapi, menurut mereka masal;ah-masalah tersebut akan lenyap dengan sendirinya
dan pertumbuhan ekonomi yang teguh akan berlangsung kembali. Namun, ketika
terjadi suatu kmunduran ekonomi menimbulkan kesadaran kepada ahli-ahli ekonomi
klasik bahwa mekanisme pasar tidak dapat secara otomatis menimbulkan
pertumbuhan ekonomi yang teguh dan tingkat penggunaan tenaga kerja penuh.
DAFTAR
PUSTAKA
Sukirno,Sadono 2009.Makro
Ekonomi Teori Pengantar, Bandung,
PERKEMBANGAN PEMIKIRAN MAKROEKONOMI
1. Pemikiran Klasik
Teori
makroekonomi yang menjadi pegangan umum para ahli ekonomi sebelum tahun 1937
dijuluki dengan nama teori makroekonomi klasik. Kaum
klasik secara ideologi percaya bahwa sistem di mana setiap orang
betul-betul bebas untuk melakukan kegiatan ekonomi apapun bisa mencapai
kesejahteraan masyarakat secara otomatis (lassez faire).
Menurut mereka, peranan pemerintah harus dibatasi seminimal mungkin, sebab apa
yang bisa dikerjakan oleh pemerintah dapat dikerjakan oleh swasta secara lebih
efisien. Kegiatan pemerintah haruslah dibatasi pada macam-macam kegiatan yang
betul-betul tidak dapat dilakukan oleh swasta dengan efisien misalnya di bidang
pertahanan, pemerintahan, ataupun pendidikan. Dengan ciri ideologi
ini, kita dapat mengetahui bahwa di bidang makroekonomi pun mereka tidak
menghendaki campur tangan pemerintah. Jadi esensi dari teori makroekonomi
adalah suatu perekonomian laissez faire adalah self-regulating yang
artinya mempunyai kemampuan untuk menghasilkan tingkat kegiatan ekonomi
nasional (misalnya GDP) yang efisien (full employment) secara otomatis.
Menurut
kaum klasik, di pasar barang tidak mungkin terjadi kelebihan produksi atau
kekurangan produksi untuk jangka waktu yang lama. Pendapat semacam itu
dilandasi adanya kepercayaan bahwa setiap barang yang diproduksi selalu ada
yang membutuhkan, dan harga-harga adalah fleksibel yang dapat dengan mudah
berubah sehingga kembali pada posisi full employment. Pada
pasar tenaga kerja, bila harga upah cukup fleksibel maka permintaan tenaga
kerja akan selalu seimbang dengan penawaran tenaga kerja. Jadi pada tingkat
upah tersebut tenaga kerja bersedia dibayar sebesar upah tersebut, dan yang
menganggur adalah mereka yang tidak bersedia dibayar pada tingkat upah
tersebut.
Karena
uang tidak dapat menghasilkan apa-apa kecuali mempermudah transaksi, maka uang
yang diminta masyarakat hanya sejumlah kebutuhan akan transaksi. Jadi semakin
banyak transaksi yang dilakukan akan semakin banyak uang tunai yang dibutuhkan
masyarakat. Sedangkan esensi teori klasik di pasar luar negeri
adalah bahwa suatu perekonomian nasional tidak perlu merepotkan diri untuk
menyeimbangkan neraca perdagangannya.
2. Pemikiran Keynes
Keynes
ada pada posisi yang unik dalam sejarah pemikiran ekonomi barat, karena pada
saat-saat krisis
ideologi Keynes
dapat menawarkan suatu pemecahan yang merupakan jalan
tengah. Dia berpendapat bahwa untuk menolong sistem perekonomian
negara-negara tersebut, orang harus bersedia meninggalkan ideologi laissez
taire yang murni. Tidak bisa tidak, pemerintah harus melakukan campur
tangan lebih banyak dalam mengendalikan perekonomian nasional.
Keynes
mengatakan bahwa kegiatan produksi dan pemilikan faktor-faktor produksi masih
tetap bisa dipegang oleh swasta, tetapi pemerintah wajib melakukan
kebijakan-kebijakan yang secara aktif akan mempengaruhi gerak perekonomian.
Sebagai contoh, pada saat terjadi depresi,pemerintah harus bersedia
melakukan program atau kegiatan yang langsung dapat meyerap tenaga kerja (yang
tidak tertampung di sektor swasta), meskipun itu membutuhkan biaya besar.
Inti
dari ideologi Keynesianisme adalah Keynes tidak percaya akan kekuatan hakiki
dari sistem laissez faire untuk mengoreksi
diri sendiri sehingga tercapai kondisi efisien (full employment)
secara otomatis, tetapi kondisi full-employment hanya dapat
dicapai dengan tindakan-tindakan terencana.
3. Pemikiran Moneteris (Monetarism)
|
Selama
tahun 1960-an dan awal tahun 1970-an, di bawah pimpinan ekonom terkenal Milton
Friedman dari
Chicago University (kini hijrah ke
Stanford University) telah berkembang suatu aliran pemikiran (school of
thought) di dalam makroekonomi yang dikenal sebagai aliran
moneteris(monetarism). Para ekonom dari aliran moneteris ini
menyerang pandangan dari aliran Keynesian, terutama menyangkut
penentuan pendapatan yang dinilai oleh mereka sebagai tidak benar. Kaum
moneteris menghendaki agar analisis tentang penentuan pendapatan memberi
penekanan pada pentingnya peranan jumlah uang beredar (money supply) di
dalam perekonomian. Perdebatan yang lain menyangkut : efektifitas antara
kebijakan fiskal dan kebijakan moneter, peranan kebijakan pemerintah, dan
tentang kurva Phillips (kurva yang
menunjukkan bahwa hubungan antara pengangguran dan inflasi adalah
saling berkebalikan).
Bagi
kaum moneteris, jumlah uang beredar merupakan faktor penentu utama dari tingkat
kegiatan ekonomi dan harga-harga di dalam suatu perekonomian. Dalam jangka
pendek (short run), jumlah uang beredar mempengaruhi tingkat output dan
kesempatan kerja; sedangkan dalam jangka panjang (long run) jumlah uang
beredar mempengaruhi tingkat harga atau inflasi. Menurut Milton Friedman
“inflasi ada di mana saja dan selalu merupakan fenomena moneter”. Pertumbuhan
moneter atau uang beredar yang berlebihan dalam hal ini bertanggung jawab atas
timbulnya inflasi, dan pertumbuhan moneter yang tidak stabil bertanggung jawab
atas timbulnya gejolak atau fluktuasi ekonomi. Oleh karena pertumbuhan moneter
sangat berpengaruh terhadap variabilitas, baik variabilitas dalam tingkat harga
maupun pertumbuhan output (GNP), maka kebijakan moneter yang diambil pemerintah
sedapat mungkin haruslah dapat menjamin terciptanya suatu tingkat pertumbuhan
moneter atau jumlah uang beredar yang konstan dan tetap terkendali pada tingkat
yang rendah.
Adapun
gagasan pokok dari aliran moneteris yang dianggap penting di antaranya adalah :
1. Sektor atau
perekonomian swasta pada dasarnya adalah stabil.
2. Kebijakan makroekonomi
aktif seperti kebijakan fiskal dan moneter hanya akan membuat keadaan
perekonomian menjadi lebih buruk. Bahkan secara ekstrim mereka
mengatakan bahwa “kebijakan makroekonomi yang aktif itu lebih merupakan
bagian dari masalah, dan bukan bagian dari solusi”. Dengan perkataan lain,
kaum moneteris menghendaki suatu peran atau campur tangan pemerintah yang
seminimum mungkin di dalam perekonomian.
3. Seperti halnya dengan aliran
Klasik, kaum moneteris berpendapat bahwa harga-harga dan upah di dalam
perekonomian adalah relatif fleksibel, yang akan menjamin keadaan keseimbangan
di dalam perekonomian selalu bisa diwujudkan.
4. Jumlah uang beredar
merupakan faktor penentu yang sangat penting dari tingkat kegiatan ekonomi
secara keseluruhan.
Berbagai
pendapat atau gagasan kaum moneteris di atas, memiliki implikasi kebijakan yang
penting , yaitu :
1. Stabilitas di dalam
pertumbuhan jumlah uang beredarlah yang merupakan kunci dari stabilitas
makroekonomi, dan bukan kebijakan makroekonomi aktif yang menimbulkan fluktuasi
dalam pertumbuhan jumlah uang beredar yang menjadi penentu kestabilan
makroekonomi.
2. Kebijakan fiskal itu
sendiri memiliki pengaruh sistematis yang sangat kecil, baik terhadap
pendapatan nasional riil maupun pendapatan nasional nominal; dan bahwa
kebijakan fiskal (fiscal policy) bukanlah suatu sarana atau alat
stabilisasi yang efektif.
4. Pemikiran Rational
Expectation (Ratex)
Penganut rational
expectation (ratex) tidak lain adalah kelompok klasik baru (new-classical),
karena asumsi ratex dijadikan oleh kaum tersebut sebagai
landasan pokok seluruh analisis dan pemikirannya. John Muth merupakan pencetus
pertama ide ratex dimana pada awal 1960-an ia mengemukan
premis : ”ekspektasi tiap individu bersifat rasional bila ekspentasi tersebut
identik dengan hasil prediksi model”. Premis ini mengandung pengertian bahwa
apabila masyarakat mengetahui benar informasi tentang suatu peristiwa atau kebijakan
maka mereka akan bereaksi dimana reakasi tersebut berciri rasional. Sebagai
gambaran, jika masyarakat mengetahui bahwa jumlah uang beredar meningkat dan
mereka menyadari bahwa dampaknya akan terasa di dalam peningkatan
harga maka ekspektasi harga juga akan ikut
meningkat.
Menurut
penganut model ratex jika dan hanya jika masyarakat membuat
kesalahan ekspektasi maka kebijakan pemerintah dapat memberi hasil, contohnya
pada kebijakan peningkatan jumlah uang beredar berdampak pada peningkatan
output. Walau demikian, paham klasik tentang kekuatan pasar nampaknya sangat
kuat berakar juga pada penganut model ratex. Menurut pandangan
penganut ratex jika kesalahan terjadi, intervensi pemerintah
semacam contoh di atas tetap tidak diinginkan karena ia justru akan
menghasilkan ketidakpastian yang lebih besar lagi. Berbeda dengan pandangan
kaum monetaris dimana mereka masih memberi “ruang” untuk melihat berbagai
dampak kebijakan pemerintah melalui perlakuan eksplisit terhadap faktor adaptive
expectation, khususnya dalam jangka pendek.
Memang
agak sulit untuk membayangkan suatu keadaan dimana individu dapat mengetahui
semua informasi sehingga ekspektasinya menjadi rasional. Seperti tidak kurang
sulitnya untuk membayangkan situasi dimana dalam jangka pendek suatu kebijakan
seperti menaikkan jumlah uang beredar akan tidak mempunyai dampak sama sekali
terhadap tingkat output. Menurut jawaban penganut ratex kesalahan
ekspektasi karena kesulitan memperoleh informasi memang tak dapat dihindarkan
meskipun yang bersangkutan sangat rasional dalam pengambilan keputusan. Dengan
pengertian lain, menurut mereka untuk mempunyai ekspektasi rasional tidak harus
selalu bebas dari membuat kesalahan ekspektasi.
5. Pemikiran New
Classical
Pada
dasarnya munculnya aliran pemikiran ini karena terjadi perubahan fenomena
perekonomian setelah era golden age macroeconomics (1940-1970)
mulai berakhir. Di tahun 70-an (1974-1975) terjadi oil shock dalam
perekonomian dunia dimana harga minyak di pasar dunia meningkat sangat tinggi (oil
boom) sehingga harga-harga meningkat (inflasi) yang sangat
mempengaruhi kondisi ekonomi Amerika.
Aliran
pemikiran ini mengkombinasikan pemikiran monetaris dengan beberapa ide yang
dulu telah dikemukakan oleh aliran klasik, yakni : pasar tenaga kerja dan pasar
kapital akan menyesuaikan secara penuh. Untuk itu, berdasarkan asumsi bahwa
individu mampu mengefisienkan penggunaan informasi yang tersedia dalam membuat
peramalan. Dengan menggunakan tiga alat dari monetaris, market
clearing (mekanisme pasar), dan rational expectation (ekspektasi
rasional). Pemikiran ini melumpuhkan pemikiran Keynesian, dengan menekankan
lagi pada tidak perlunya intervensi pemerintah seperti yang dikemukakan aliran
klasik sebelumnya (Galbraith dan Darity, 1994).
Pemikir
pada aliran ini yang terkenal adalah Edward Prescott. Ia dan
pengikutnya mengembangkan model yang dikenal dengan model siklus bisnis riil (Real
Business Cycle Model atau Model RBC).
Model ini mengasumsikan bahwa output selalu akan berada pada tingkat natural.
Jadi semua fluktuasi output hanyalah pergerakan dari dan ke tingkat output
natural atau dalam kondisi full employment (tidak ada
pengangguran).
Pergerakan
output disebabkan karena adanya kemajuan teknologi (technological progress).
Apabila ada penemuan baru, produktivitas akan meningkat dan menyebabkan output
akan meningkat pula. Peningkatan produktivitas akan meningkatkan upah yang akan
membuat tenaga kerja semakin giat bekerja. Dengan demikian produktivitas akan
meningkatkan output dan kesempatan kerja.
6. Pemikiran New
Keynesian
Penganut
aliran New Keynesian berpendapat bahwa sintesis yang timbul
sebagai respon terhadap kritik ekspektasi rasional pada dasarnya adalah benar,
yakni asumsi yang menyatakan bahwa nilai-nilai ekspektasi perlu menjadi
pertimbangan dalam menentukan perekonomian nasional, dimana nilai tersebut
harus serasional mungkin berdasarkan informasi yang tersedia. Mereka juga
berargumentasi bahwa masih cukup banyak yang harus dipelajari tentang
sifat-sifat dan karakteristik yang tidak selalu sempurna dalam kondisi pasar
yang berbeda, disamping juga tentang implikasi dari ketidak-sempurnaan tersebut
bagi evolusi makroekonomi.
Salah
satu kajiannya berfokus pada aspek menentukan tingkat upah dalam pasar tenaga
kerja. Tingkat upah yang efisien muncul dari suatu gagasan yang apabila upah
yang diterima oleh pekerja adalah terlalu rendah mengakibatkan hal-hal seperti
(a) pekerja tidak termotivasi untuk menghasilkan ouput yang optimal (bermalas-malasan),
(b) masalah tentang moral dalam suatu perusahaan, (c) kesulitan didalam
mendapatkan dan mempertahankan pekerja yang berkualitas, dan lain sebagainya.
Salah seorang yang sangat berpengaruh terhadap issue tersebut adalah George
Akerlof dari Berkeley, yang mempunyai gagasan tentang suatu “norma”,
yang mengkaji apa yang sebenarnya disebut dengan “fair” dan “unfair”.
Penelitian ini menggali aspek sosiologi dan psikologi yang selama ini
ditinggalkan, serta menjelaskan implikasinya terhadap dunia makroekonomi.
Hal
lain yang juga diteliti oleh aliran New Keynesian adalah peran
dari ketidaksempurnaan dalam pasar kredit. Diasumsikan bahwa dampak dari
kebijakan moneter akan bekerja melalui tingkat suku bunga, dimana perusahaan
atau individu dapat meminjam uang dengan tingkat suku bunga yang telah
ditentukan. Didalam kenyataannya, perusahaan dan individu tersebut meminjam
uang dari bank, dimana bank sering merendahkan potensi yang dimiliki oleh
peminjam dibandingkan dengan keinginan bank untuk memberikan pinjamannya pada
tingkat suku bunga yang telah ditentukan. Mengapa hal ini dapat terjadi, dan
bagaimana hal tersebut mempengaruhi pandangan kita tentang bekerjanya suatu
kebijakan moneter menjadikan subyek-subyek kajian dari berbagai penelitian, utamanya
oleh Ben Bernanke dari Princeton.
Hal
lain yang juga dikaji adalah tentang kekakuan dari nilai nominal. Fischer dan Taylor menyatakan
bahwa keputusan untuk merubah tingkat upah atau harga secara tiba-tiba akan
mengakibatkan output dapat menyimpang dari tingkat keseimbangan dalam waktu
yang cukup lama. Kesimpulan ini menimbulkan berbagai isu, apabila perubahan
yang tidak terduga tersebut bertanggungjawab, paling tidak sebagian, terhadap
fluktuasi perekonomian, mengapa penentu tingkat upah atau penentu tingkat harga
tidak dapat mensinkronkan suatu keputusan? Mengapa harga dan upah tidak
disesuaikan lebih sering? Mengapa tidak semua harga dan upah berubah,
katakanlah setiap tanggal 1 setiap bulannya? Didalam menjawab issu-issu
tersebut, Akerlof dan N. Gregory Mankiw (Harvard
University) telah menurunkan suatu hasil yang sangat penting dan menakjubkan,
yang sering disebut dengan biaya menu untuk menerangkan fluktuasi output,
yaitu: Setiap penentu harga atau upah tidak akan sangat jauh berbeda sebagaimana
kapan dan seberapa seringnya seseorang merubah upah atau harganya sendiri (bagi
pengecer, merubah harga setiap hari atau setiap minggu tidak akan memberikan
perbedaan yang mencolok terhadap keuntungan). Oleh karenanya, meskipun biaya
yang dipergunakan untuk melakukan perubahan terhadap harga sangat kecil,
seperti misalnya biaya untuk mencetak sebuah menu, akan mengakibatkan
penyesuaian harga yang sangat jarang dan tak terduga. Hal ini secara umum dapat
menyebabkan penyesuaian yang sangat lambat terhadap tingkat harga, dan pada
akhirnya kepada fluktuasi agregat output yang direspon oleh pergerakan
permintaan agregat. Singkatnya, keputusan-keputusan yang tidak banyak
berpengaruh pada tingkat individu (seberapa sering untuk merubah harga atau
upah) akan mengakibatkan dampak yang luas secara agregat (penyesuaian yang
lambat dari tingkat harga, dan karenanya pengaruh yang besar terhadap
pergerakan dari permintaan dan output agregat).
Dapat
disimpulkan secara singkat bahwa aliran New Keynesian menggali
lebih dalam kepada isu-isu yang berkaitan dengan peranan dari ketidaksempurnaan
pasar terhadap fluktuasi perekonomian.
Pendapatan Nasional =
Pengeluaran Agregat
Posted: November
28, 2010 in Ekonomi
Tags: Aggregate Expenditure, Ekonomi Makro, Jurang Inflasi, Pendapatan Nasional, Pengeluaran Agregat, Resesi, Y=AE
Tags: Aggregate Expenditure, Ekonomi Makro, Jurang Inflasi, Pendapatan Nasional, Pengeluaran Agregat, Resesi, Y=AE
Pendapatan Nasional adalah pendapatan faktor-faktor produksi yang
digunakan untuk memproduksikan barang dan jasa dalam suatu tahun tertentu. Pendapatan
Nasional dapat dihitung menggunakan tiga pendekatan :
- Pengeluaran
- Pendapatan
- Produksi
(Nilai Tambah)
Pendekatan yang
sering digunakan adalah pendekatan pengeluaran dengan mengkumulasi Konsumsi,
Investasi, Pengeluaran Pemerintah, dan Ekspor
Impor.
Y = C + I
+ G + (X-M)
Y = Pendapatan
Nasional
C = Konsumsi
I = Investasi
G = Pengeluaran
Pemerintah
X = Ekspor
M = Impor
Penghitungan
Pendapatan Nasional dengan pendekatan pengeluaran sering dikaitkan dengan
penghitungan Produk Domestik Bruto (Gross Domestic
Brutto). Hal ini dikarenakan GDP itu sendiri
adalah Nilai barang dan jasa dalam suatu negara yang diproduksikan oleh faktor-faktor produksi milik warga Negara tersebut dan
warga Negara asing yang ada di negara tersebut. Komponen-komponen dalam penghitungan
pendapatan nasional dengan pendekatan pengeluaran ada dalam ruang lingkup GDP.
Pendekatan ini
juga digunakan untuk menghitung keseimbangan pendapatan nasional yaitu pada Pendapatan
Nasional = Pengeluaran Agregat (Y=AE) dimana Pengeluaran Agregat (Aggregate Expenditure) adalah komponen-komponen yang telah
dijelaskan sebelumnya (C, I, G, X, M). Keadaan Y=AE adalah keadaan dimana suatu
perekonomian dalam kondisi seimbang dan Tenaga Kerja Penuh (Full Employment). Dengan kata lain seluruh
penawaran yang tersedia dalam perekonomian dipenuhi oleh permintaan, tidak ada
surplus dan defisit penawaran/permintaan agregat.
Keseimbangan
Perekonomian
Y = AE
Y = C + I (Perekonomian 2 Sektor)
Y = C + I
+ G (Perekonomian 3 Sektor)
Y = C + I
+ G + X – M (Perekonomian 4
Sektor / Perekonomian Terbuka)
Isu I
Keadaan Tenaga
Kerja Penuh (Full Employment) dalam prakteknya tidak pernah terjadi.
Pandangan yang menyatakan kemungkinan tersebut adalah pandangan ekonom klasik
yang menyatakan penawaran menciptakan permintaannya sendiri (Supply creates its own demands). Sekali lagi,
dalam prakteknya keadaan itu tidak pernah terjadi karena kelebihan atau
kekurangan penawaran selalu dihadapi, juga pengangguran yang selalu saja
ditemukan. Maka dari itu diperlukan kebijakan moneter/fiskal untuk memperbaiki
kondisi perekonomian.
Isu II
Kemustahilan
keadaan Full Employment menyebabkan keadaan pengeluaran agregat berada
di atas atau di bawah nilai pendapatan nasional seimbang (Y=AE). Jarak
perbedaan pengeluaran agregat dengan tingkat seimbangnya menghasilkan dua hal:
- Jurang Inflasi (Inflationary
Gap), yaitu kelebihan dalam pengeluaran agregat di atas pengeluaran
agregat pada penngeluaran agregat pada penggunaan tenaga kerja penuh yang
menimbulkan kekurangan barang dan seterusnya kenaikan harga-harga.
- Jurang Deflasi (Deflationary
Gap), yaitu jumlah kekurangan pembelanjaan agregat yang diperlukan
untuk mencapai keseimbangan perekonomian
Isu III
Pengaruh Tingkat
Suku Bunga dan Pendapatan Nasional Riil Terhadap Jumlah Uang Beredar: Implementasi
Error Correction Model
Fernia Niken Susanti, Ghozali Maski
Abstract
Penelitian
ini bertujuan untuk melihat apakah antara tingkat
suku bunga dan pendapatan nasional riil berpengaruh
terhadap jumlah uang beredar (Ml maupun M2). Seberapa besar pengaruh variabel
tingkat suku bunga dan variabel pendapatan nasional riil terhadap jumlah uang
beredar. Di samping itu, penerapan Error Correction
Model (ECM) dalam penelitian ini tidak lain untuk memperoleh gambaran pengaruh
predictor variable (bunga dan pendapatan) dalam jangka pendek dan dalam jangka
panjang. Dengan ECM diharapkan akan diperoleh model estimasi yang tidak
spurious (lancung) dan menjadi inti permasalahan dan pembahasan yang diangkat
dalam penelitian ini. Dalam beberapa teori dikemukakan bahwa penawaran uang
tergantung pada tiga variabel, yaitu kebijakan moneter pemerintah, aktiuitas
perbankan, dan perilaku portofolio masyarakat. Metode yang digunakan dalam penelitian
ini adalah model koreksi kesalahan yang merupakan penurunan dari fungsi biaya
kuadrat tunggal. DomouAtz dan Elbadawipada tahun 1987telah menawarkan fungsi
biaya kuadrat tunggal yang cocok untuk menurunkan ECM, yaitu memasukkan vektor
yang mempengaruhi variabel tak bebas dengan bobot tertentu dan diasumsikan
secara Knear tergantung pada variabel bebas pada komponen biaya penyesuaian.
Kata kunci: suku bunga, pendapatan nasional,
jumlah uang beredar, fungsi biaya kuadrat tunggal
1. - Apa yang dimaksud dengan
konsumsi ?
Konsumsi adalah kegiatan pemanfaatan
atau penggunaan barang dan jasa untuk memenuhikebutuhan.
1.1 - Bagaimana rumus persamaannya ?
===> MPC = ∆C / ∆Y dan APC = C /
Y
dan untuk mengetahui perubahan tingkat konsumsi, maka dapat digunakan rumus :
dan untuk mengetahui perubahan tingkat konsumsi, maka dapat digunakan rumus :
===> MPC = ∆S / ∆Y dan APC = S / Y
1.2 - Jenis Pengeluaran apa yang masuk bukan termasuk
kedalam pengeluaran konsumsi tangga?
Yang bukan barang dan jasa yang di gunakan dalam kehidupan
sehari-hari
1.3 - Faktor-faktor apa saja yang memepangaruhi konsumsi
rumah tangga ?
a. faktor-faktor ekonomi
b. faktor-faktor Demografi (kependudukan)
b. faktor-faktor Demografi (kependudukan)
c. faktor-faktor Non-Ekonomi
2. Apa yang dimaksud dengan investasi ?
Investasi adalah mengeluarkan sejumlah uang atau menyimpan
uang pada sesuatu dengan harapan suatu saat mendapat keuntungan financial.
2.1 faktor-faktor yang mempengaruhi
besar kecilnya investasi ?
a. Ramalan masa depan.
b. Tingkat suku bunga.
c. Perubahan dan perkembangan
teknologi.
d. Tingkat pendapatan nasional.
e. Keuntungan Perusahaan.
3. Apa yang dimaksud dengan
pengeluaran pemerintah ?
Pengeluaran pemerintah
(government expenditure) adalah belanja sektor pemerintah termasuk pembelian
barang dan jasa dan pembayaran subsidi. Pengaluaran pemerintah digunakan untuk
melakukan fungsi-fungsi penting pemreintahan, seperti pertahanan nasional dan
pendidikan. Pengeluaran tersebut dibiayai baik dari pajak maupun pinjaman.
3.1 Yang termasuk dalam
pengeluaran pemerintah ?
1)Pengeluaran untuk Belanja
A.Belanja Pemerintah Pusat
-Belanja Pegawa
-Belanja Barang
-Belanja Modal\
-Pembayaran Bunga Utang
-Subsidi
-Belanja Hibah
-Bantuan Sosial
-Belanja Lain-lain
B. Dana yang dialokasikan ke Daerah
-Dana Alokasi Umum (DAU)
-Dana Alokasi Khusus (DAK)
-Dana Otonomi Khusus
2) Pengeluaran untuk pembiayaan
-Pengeluaran untuk Pembiayaan
-Pengeluaran untuk Obligasi
Pemerintah
-Pembayaran Pokok Pinjaman Luar
Negeri
-Pembiayaan lain-lain
4. Yang termaksud
multiplier (angka pengganda) ?
Angka pengganda menggambarkan
perbandingan diantara jumlah pertambahan/pengurangan dalam pendapatan nasional
dengan jumlah pertambahan/pengurangan dalam pengeluaran agregat yang telah
menimbulkan perubahan dalam pendapatan nasional.
5. Apa yang dimaksud dengan
ekuilibrium/keseimbangan ?
Harga keseimbangan atau harga ekuilibrium
adalah harga yang terbentuk pada titik pertemuan kurva permintaan dan kurva
penawaran. Terbentuknya harga dan kuantitas keseimbangan di pasar merupakan
hasil kesepakatan antara pembeli (konsumen) dan penjual (produsen) di mana
kuantitas yang diminta dan yang ditawarkan sama besarnya. Jika keseimbangan ini
telah tercapai, biasanya titik keseimbangan ini akan bertahan lama dan menjadi
patokan pihak pembeli dan pihak penjual dalam menentukan harga.
6. Apa itu inlasi dan penyebabnya ?
Inflasi adalah suatu proses
meningkatnya harga-harga secara umum dan terus-menerus (kontinu) berkaitan
dengan mekanisme pasar yang dapat disebabkan oleh berbagai faktor, antara lain,
konsumsi masyarakat yang meningkat, berlebihnya likuiditas di pasar yang memicu
konsumsi atau bahkan spekulasi, sampai termasuk juga akibat adanya ketidak
lancaran distribusi barang.
Penyebabnya :
Inflasi dapat disebabkan oleh dua
hal, yaitu tarikan permintaan (kelebihan
likuiditas/uang/alat tukar) dan yang
kedua adalah desakan(tekanan) produksi dan/atau distribusi (kurangnya produksi
(product or service) dan/atau juga termasuk kurangnya distribusi).
7. yang dimaksud pengganguran
beserta jenisnya ?
Pengangguran sering diartikan
sebagai angkatan kerja yang belum bekerja atau bekerja secara tidak optimal
Jenisnya :
1.
|
Pengangguran Terbuka (Open
Unemployment)
Pengangguran terbuka adalah tenaga kerja yang betul-betul tidak mempunyai pekerjaan. Pengangguran ini terjadi ada yang karena belum mendapat pekerjaan padahal telah berusaha secara maksimal dan ada juga yang karena malas mencari pekerjaan atau malas bekerja. |
2.
|
Pengangguran Terselubung
(Disguessed Unemployment)
Pengangguran terselubung yaitu pengangguran yang terjadi karena terlalu banyaknya tenaga kerja untuk satu unit pekerjaan padahal dengan mengurangi tenaga kerja tersebut sampai jumlah tertentu tetap tidak mengurangi jumlah produksi. Pengangguran terselubung bisa juga terjadi karena seseorang yang bekerja tidak sesuai dengan bakat dan kemampuannya, akhirnya bekerja tidak optimal.Contoh: Pada sebuah kantor terdapat 10 tenaga administrasi yang menangani pekerjaan yang ada. Padahal dengan jumlah tenaga 6 orang saja semua pekerjaan dapat terselesaikan dengan baik. Akibatnya para pegawai tersebut bekerja tidak optimal dan bagi kantor tentu merupakan suatu pemborosan |
3.
|
Setengah Menganggur (Under
Unemployment)
Setengah menganggur ialah tenaga kerja yang tidak bekerja secara optimal karena tidak ada pekerjaan untuk sementara waktu. Ada yang mengatakan bahwa tenaga kerja setengah menganggur ini adalah tenaga kerja yang bekerja kurang dari 35 jam dalam seminggu atau kurang dari 7 jam sehari. Misalnya seorang buruh bangunan yang telah menyelesaikan pekerjaan di suatu proyek, untuk sementara menganggur sambil menunggu proyek berikutnya. |
INVESTASI DALAM KONTEKS EKONOMI MAKRO
Posted By meyka On June 2nd
2013. Under EKONOMI, Pengetahuan Tags: INVESTASI, INVESTASI DALAM
EKONOMI MAKRO
BAB II
PEMBAHASAN
Secara
garis besar ilmu ekonomi dapat dipisahkan menjadi dua yaitu ilmu ekonomi mikro
dan ilmu ekonomi makro. Banyak alasan yang membuat teori makro-ekonomi atau
ekonomi makro menjadi subyek penting karena ada beberapa permasalahan sebagai
berikut:
a) Ekonomi makro merupakan pusat
keberhasilan/ kegagalan suatu bangsa.
b) Ekonomi makro menjadi topik utama
karena suatu negara bisa menanggung akibat besar pada prestasi ekonomi yang
dihasilkan dari berbagai kebijakan ekonominya.
2.1
DEFINISI EKONOMI MAKRO
Ekonomi
makro adalah suatu studi yang mempelajari perekonomian sebagai suatu kesatuan
atau suatu studi tentang prilaku perekonomian secara keseluruhan. Dalam ekonomi
makro juga merinci tentang analisis mengenai pengeluaran agregat kepada 4
komponen yaitu :
a.
Pengeluaran rumah tangga ( komsumsi rumah tangga )
b.
Pengeluaran pemerintah
c.
Pengeluaran perusahaan ( investasi )
d.
Ekspor dan impor
Ada
tiga kebijakan pemerintah untuk mempengaruhi ekonomi makro yaitu kebijakan
fiskal, kebijakan moneter, dan pertumbuhan ekonomi atau kebijakan sisi
penawaran. Tiga keprihatian utama ekonomi makro yaitu inflasi, pertumbuhan output, dan pengangguran.
2.2 DEFINISI
INVESTASI
Berdasarkan
wikipedia, investasi adalah suatu istilah dengan beberapa pengertian yang
berhubungan dengan keuangan dan ekonomi. Istilah
tersebut berkaitan dengan akumulasi suatu bentuk aktiva dengan suatu harapan mendapatkan
keuntungan di masa depan.
Terkadang, investasi disebut juga sebagai penanaman modal.
Dalam
prakteknya, dalam usaha untuk mencatat nilai penanaman mo-dal yang dilakukan
dalam suatu tahun tertentu, yang digolongkan sebagai investasi (atau
pembentukan modal atau penanaman modal) meliputi pengeluaran/ perbelanjaan
berikut ini:
a.
Pembelian berbagai jenis barang modal, yaitu mesin-mesin dan peralatan produksi
lainnya untuk mendirikan berbagai jenis industri
dan perusahaan.
b.
Perbelanjaan untuk membangun rumah tempat tinggal, bangunan kantor, bangunan
pabrik dan bangunan-bangunan lainnya.
c.
Pertambahan nilai stok barang-barang yang belum
terjual, bahan mentah dan barang yang masih dalam proses produksi pada akhir
tahun penghitungan pendapatan nasional.
Jumlah
dari ketiga-tiga jenis komponen investasi tersebut dinamakan investasi bruto,
yaitu ia meliputi investasi untuk menambah kemampuan memproduksi dalam
perekonomian dan mengganti barang modal yang sudah didepresiasikan. Apabila
investasi bruto dikurangi oleh nilai apresiasi maka akan didapat investasi
neto.
2.3 DEFINISI
INVESTASI DALAM EKONOMI MAKRO
Berdasarkan
teori ekonomi, investasi berarti
pembelian (dan produksi) dari modal barang yang
tidak dikonsumsi tetapi digunakan untuk produksi yang akan datang (barang produksi). Contohnya
membangun rel kereta api atau pabrik. Investasi adalah suatu komponen
dari PDB (Produk
Domestik Bruto) dengan rumus:
PDB = C + I + G + (X-M)
Dimana:
C
= Consume/ Konsumsi
I
= Investasi
G
= Goverment/ Pemerintah
X
= Export = Ekspor
M
= Import = Impor
Fungsi
investasi pada aspek tersebut dibagi pada investasi non-residential
(seperti pabrik dan mesin) dan investasi residential (rumah baru). Investasi
adalah suatu fungsi pendapatan dan tingkat bunga, dilihat dengan kaitannya I =
(Y,i). Suatu pertambahan pada pendapatan akan mendorong investasi yang lebih
besar, di mana tingkat bunga yang lebih tinggi akan menurunkan minat untuk
investasi sebagaimana hal tersebut akan lebih mahal dibandingkan dengan
meminjam uang. Walaupun jika suatu perusahaan lain memilih untuk menggunakan
dananya sendiri untuk investasi, tingkat bunga menunjukkan suatu biaya kesempatan dari investasi
dana tersebut daripada meminjamkan untuk mendapatkan bunga.
Dalam
teori ekonomi makro yang dibahas adalah investasi fisik. Dengan pembatasan
tersebut maka definisi investasi dapat lebih dipertajam sebagai
pengeluaran-pengeluaran yang meningkatkan stok barang modal. Stok barang modal
adalah jumlah barang modal dalam suatu perekonomian pada saat tertentu.
a.
Investasi dalam Bentuk Barang Modal dan Bangunan
Yang
tercakup dalam investasi barang modal dan bangunan adalah
pengeluaran-pengeluaran untuk pembelian pabrik, mesin, peralatan, gedung atau
bangunan yang baru. Karena daya tahan madal dan bangunan umumnya lebih dari
setahun, seringkali investasi ini disebut sebagai investasi dalam bentuk harta
tetap (fixed investment). Di Indonesia, istilah yang setara dengan fixed
investment adalah Pembentukan Modal Tetap Domestic Bruto (PMTDB). Supaya lebih
akurat, jumlah investasi yang perlu diperhatikan adalah investasi bersih yaitu
PMTDB dikurangi penyusutan.
b.
Investasi Persediaan
Perusahaan
seringkali memproduksi barang lebih banyak daripada target penjualan. Hal ini
dilakukan untuk mengantisipasi berbagai kemungkinan. Tentu saja investasi
persediaan diharapkan meningkatkan penghasilan/ keuntungan. Persediaan barang
tersebut dikatakan sebagai investasi yang direncanakan atau investasi yang
diinginkan karena telah direncanakan. Selain barang jadi, investasi dapat juga
dilakukuan dalam bentuk persediaan barang baku dan setengah jadi.
2.4
FUNGSI INVESTASI
Kurva investasi adalah hubungan antara
tingkat suku bunga dengan investasi. Untuk mempertimbangkan investasi,
perusahaan membandingkan pendapatan tahunan investasi dengan biaya modal
tahunan. Selisih antara biaya modal tahunan dengan pendapatan tahunan disebut
laba, bila laba positif investasi menguntungkan. Sebaliknya bila laba negatif,
investasi rugi.
Kurva
yang menunjukkan keterkaitan di antara tingkat investasi dan tingkat pendapatan
nasional dinamakan fungsi investasi. Bentuk fungsi investasi dapat dibedakan
menjadi dua, yaitu (i) ia sejajar dengan sumbu datar, atau (ii) bentuknya naik
ke atas ke sebelah kanan (yang berarti makin tinggi pendapatan nasional, makin
tinggi investasi). Fungsi atau kurva investasi yang sejajar dengan sumbu datar
dinamakan investasi otonomi dan fungsi investasi yang semakin tinggi apabila
pendapatan nasional meningkat dinamakan investasi terpengaruh. Dalam analisis
makro-ekonomi biasanya dimisalkan bahwa investasi perusahaan bersifat investasi
otonomi.
Menurut
Joseph Allois Schumpeter, investasi otonom (autonomous investment) dipengaruhi
oleh perkembangan-perkembangan yang terjadi di dalam jangka panjang seperti :
a)
Tingkat keuntungan investasi yang diramalkan akan diperoleh.
b)
Tingkat bunga.
c)
Ramalan mengenai keadaan ekonomi di masa depan.
d)
Kemajuan teknologi.
e)
Tingkat pendapatan nasional dan perubahan-perubahannya.
f)
Keuntungan yang diperoleh perusahaan-perusahaan.
2.5 NILAI
WAKTU DARI UANG
Tahukah
Anda bahwa nilai uang yang sekarang tidak akan sama dengan nilai di masa depan?
Ini berarti uang yang saat ini kita pegang lebih berharga nilainya dibandingkan
dengan nilainya nanti di masa mendatang.
Coba
bayangkan ketika Anda memiliki uang satu juta rupiah di tahun 1970. Dengan uang
sebesar itu, Anda sudah bisa hidup mewah bagaikan milyuner di masa kini. Tahun
1990 uang satu juta sudah mengalami penurunan namun nilai wah dari uang satu
juta masih termasuk lumayan dan dapat menghidupi keluarga secara wajar. Namun,
uang satu juta di masa sekarang sudah tidak ada artinya. Orang yang kaya di
jaman dulu disebut dengan jutawan, namun kini sebutan itu perlahan digantikan
dengan sebutan milyuner.
Dalam
melakukan investasi, maka konsep nilai waktu uang harus benar-benar dipahami
dan dimengerti sedalam mungkin. Jangan sampai tertipu oleh angka-angka yang
fantastis, namun di balik angka yang besar itu kenyataannya justru kerugian
yang nantinya akan didapatkan. Contoh kasusnya adalah jika kita berinvestasi 10
juta rupiah untuk jangka waktu 20 tahun dengan total pengembalian atau return
sebesar 50 juta rupiah. Jika kita lihat dari nilai sekarang 50 juta adalah
angka yang fantastis dibandingkan dengan 10 juta. Namun setelah 20 tahun berikutnya
belum tentu nilai 50 juta lebih baik dibandingkan dengan nilai 10 juta saat
ini.
a.
Rumus Nilai Masa Depan
FV
= Po (1 + r) ^n
Keterangan
: FV = Future Value / Nilai Mendatang
Po
= Arus Kas Awal
r
= Rate / Tingkat Bunga
^n
= Tahun Ke-n (dibaca dan dihitung pangkat n)
Contoh
: Jika kita menabung 1 juta rupiah dengan bunga 10% maka setelah satu tahun
kita akan mendapat : FV = 1.000.000 (1 + 0,1) ^1 = 1.000.000
Maka,
FV = Rp 1.100.000,00
b.
Rumus Nilai Sekarang
PV
= Fn / (1 + r) ^n
Keterangan
:
PV
= Present Value / Nilai Sekarang
Fn
= Arus kas pada tahun ke-n
r
= Rate / Tingkat bunga
^n
= Tahun Ke-n (dibaca dan dihitung pangkat n)
Contoh
: Jika di masa yang akan datang kita akan punya saldo sebesar 1,1 juta hasil
berinvestasi selama satu tahun, maka uang kita saat ini adalah sebesar :
PV
= 1.100.000 / (1 + 0,1) ^1 = 1.000.000
Jadi,
PV = 1.000.000 rupiah
Catatan
:
1 / (1 + r) ^n disebut juga sebagai
discount factor
2.6
KRITERIA INVESTASI
Kriteria
untuk menentukan kelayakan suatu investasi adalah :
a. Payback Period (PP)
Adalah
teknik penilaian terhadap jangka waktu (period) pengembalian investasi proyek
atau usaha. Terdapat 2 Model perhitungan PP, yaitu:
Apabila
kas bersih setiap tahun sama
PP
= Investasi X 12 bulan
Kas
bersih / tahun
Apabila
kas bersih setiap tahun berbeda
PP
= Sisa Investasi X 12 bulan
Kas
bersih sesudahnya
Untuk
menilai usaha layak diterima atau tidak dari segi PP, maka hasil perhitungan
tersebut harus sebagai berikut :
PP
sekarang lebih kecil dari umur investasi
Dengan
membandingkan rata rata industri unit usaha sejenis
Sesuai
dengan target perusahaan
Kelemahan
metode ini :
Mengabaikan
time value of money
Tidak
mempertimbangkan arus kas yang terjadi setelah masa pengembalian
b. Average Rate
of Return (ARR)
Mengukur
ratarata pengembalian bunga dengan cara memban-dingkan antara ratarata laba
setelah pajak atau EAT dengan ratarata investasi. Rumus menghitung ARR adalah
sebagai berikut:
ARR
% = Rata-rata EAT
Rata
rata investasi
Ratarata
EAT = Total EAT
Umur
ekonomis (n)
Rata-rata
investasi = Investasi
2
c. Net Present Value (NPV)
Nilai
bersih sekarang merupakan perbandingan antara PV Kas Bersih (PV of proceed)
denhgan PV investasi (capital outlays) selama investasi. Selisih antara kedua
PV tersebutlah yang kita kenal Net Present Value (NPV). Rumus :
NPV
= Kas bersih 1 + Kas bersih 2 +…+ Kas bersih N - Investasi
(1+r)
(1+r) (1+r)
Setelah
memperoleh hasilnya,jika :
NPV
positif, maka investasi diterima
NPV
negatif, sebaiknya investasi ditolak
d. Internal Rate
of Return (IRR)
Alat
untuk mengukur tingkat pengembalian hasil intern.
Rumus
= P1 C1 X P2 P1
C2
C1
Dimana:
P1 tingkat bunga 1
P2
tingkat bunga 2
C1
NPV1
C2
NPV2
Apabila
IRR lebih besar dari bunga pinjaman maka diterima
Apabila
IRR lebih kecil dari bunga pinjaman maka ditolak
e. Profitability
Index (PI)
Profitability
index atau benefit and cost ratio merupakan rasio aktifitas dari jumlah nilai
sekarang penerimaan bersih dengan nilai sekarang penerimaan bersih dengan nilai
sekarang pengeluaran investasi selama umur investasi. Rumus :
PI
= PV kas bersih X 100 %
PV
investasi
2.7
FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI INVESTASI DALAM PEREKONOMIAN SUATU NEGARA
Pada
dasarnya investasi adalah membeli suatu aset yang diharapkan di masa datang
dapat dijual kembali dengan nilai yang lebih tinggi. Investasi juga dapat
dikatakan sebagai suatu penundaan konsumsi saat ini untuk konsumsi masa depan.
Harapan pada keuntungan di masa datang merupakan kompensasi atas waktu dan
risiko yang terkait dengan suatu investasi yang dilakukan. Terdapat beberapa
faktor faktor yang mempengaruhi investasi dalam perekonomian suatu negara yaitu
:
a.
Suku Bunga
Suku
bunga merupakan faktor yang sangat penting dalam menarik investasi karena
sebagian besar investasi biasanya dibiayai dari pinjaman bank. Jika suku bunga
pinjaman turun maka akan mendorong investor untuk meminjam modal dan dengan
pinjaman modal tersebut maka ia akan melakukan investasi.
b.
Pendapatan nasional per kapita untuk tingkat negara (nasional) dan PDRB per
kapita untuk tingkat propinsi dan Kabupaten atau Kota
Pendapatan
nasional per kapita dan PDRB per kapita merupakan cermin dari daya beli
masyarakat atau pasar. Makin tinggi daya beli masyarakat suatu negara atau
daerah (yang dicerminkan oleh pendapatan nasional per kapita atau PDRB per
kapita) maka akan makin menarik negara atau daerah tersebut untuk berinvestasi.
c.
Kondisi sarana dan prasarana
Prasarana
dan sarana pendukung tersebut meliputi sarana dan prasarana transportasi,
komunikasi, utilitas, pembuangan limbah dan lain-lain. Sarana dan prasarana
transportasi contohnya antara lain: jalan, ter-minal, pelabuhan, bandar udara
dan lainlain. Sarana dan prasrana tele-komunikasi contohnya: jaringan telepon
kabel maupun nirkabel, jaringan internet, prasarana dan sarana pos. Sedangkan
contoh dari utilitas adalah tersedianya air bersih, listrik dan lain-lain.
d.
Birokrasi perijinan
Birokrasi
perijinan merupakan faktor yang sangat penting dalam mempengaruhi investasi
karena birokrasi yang panjang memperbesar biaya bagi investor. Birokrasi yang
panjang akan memperbesar biaya bagi pengusaha karena akan memperpanjang waktu
berurusan dengan aparat. Padahal bagi pengusaha, waktu adalah uang. Kemungkinan
yang lain, birokrasi yang panjang membuka peluang oknum aparat pemerintah untuk
menarik suap dari para pengusaha dalam rangka memperpendek birokrasi tersebut.
e.
Kualitas sumber daya manusia
Manusia
yang berkualitas akhir-akhir ini merupakan daya tarik investasi yang cukup
penting. Sebabnya adalah tekhnologi yang dipakai oleh para pengusaha makin lama
makin modern. Tekhnologi modern tersebut menuntut ketrampilan lebih dari tenaga
kerja.
f.
Peraturan dan undang-undang ketenagakerjaan
Peraturan
undang-undang ketenagakerjaan ini antara lain menyangkut peraturan tentang
pemutusan hubungan kerja (PHK), Upah Minimum, kontrak kerja dan lain-lain.
g.
Stabilitas politik dan keamanan
Stabilitas
politik dan keamanan penting bagi investor karena akan menjamin kelangsungan
investasinya untuk jangka panjang.
h.
Pengaruh Nilai tukar
Secara
teoritis dampak perubahan tingkat/ nilai tukar dengan investasi bersifat
uncertainty (tidak pasti). Shikawa (1994), mengatakan pengaruh tingkat kurs
yang berubah pada investasi dapat langsung lewat beberapa saluran, perubahan
kurs tersebut akan berpengaruh pada dua saluran, sisi permintaan dan sisi
penawaran domestik.
Dalam
jangka pendek, penurunan tingkat nilai tukar akan mengurangi investasi melalui
pengaruh negatifnya pada absorbsi domestik atau yang dikenal dengan expenditure
reducing effect. Karena penurunan tingkat kurs ini akan menyebabkan nilai riil
aset masyarakat yang disebabkan kenaikan tingkat harga-harga secara umum dan
selanjutnya akan menurunkan permintaan domestik masyarakat. Gejala diatas pada
tingkat perusahaan akan direspon dengan penurunan pada pengeluaran/ alokasi
modal pada investasi.
Pada
sisi penawaran, pengaruh aspek pengalihan pengeluaran (expenditure switching)
akan perubahan tingkat kurs pada investasi relatif tidak menentu. Penurunan
nilai tukar mata uang domestik akan menaikkan produk-produk impor yang diukur
dengan mata uang domestik dan dengan demikian akan meningkatkan harga
barang-barang yang diperdagangkan/ barang-barang ekspor (traded goods) relatif
terhadap barang-barang yang tidak diper-dagangkan (non traded goods), sehingga
didapatkan kenyataan nilai tukar mata uang domestik akan mendorong ekspansi
investasi pada barang-barang perdagangan tersebut.
i.
Tingkat Inflasi
Tingkat
inflasi berpengaruh negatif pada tingkat investasi hal ini disebabkan karena
tingkat inflasi yang tinggi akan meningkatkan resiko proyek-proyek investasi
dan dalam jangka panjang inflasi yang tinggi dapat mengurangi rata-rata masa
jatuh pinjam modal serta menimbulkan distrosi informasi tentang harga-harga
relatif. Disamping itu menurut Greene dan Pillanueva (1991), tingkat inflasi
yang tinggi sering dinyatakan sebagai ukuran ketidakstabilan roda ekonomi makro
dan suatu ketidakmampuan pemerintah dalam mengendalikan kebijakan ekonomi
makro.
2.8
PERAN INVESTASI DALAM EKONOMI MAKRO
Ada dua peran investasi dalam ekonomi
makro, antara lain:
a) Investasi merupakan komponen
pengeluaran yang cukup besar dan tidak mudah habis, maka perubahan besar dalam
investasi akan sangat mempengaruhi pernintaan.
b) Investasi mendorong terjadinya
akumulasi modal, penambahan stok bangunan gedung dan peralatan lainnya, akan
meningkatkan output potensial suatu bangsa dan merangsang pertumbuhan ekonomi
untuk jangka panjang.
Oleh
karena itu, sangat penting peran investasi dalam konteks ekonomi makro, agar
ekonomi rakyat dapat berjalan dengan baik, sehingga kita bisa menekan angka
kemiskinan dan pengangguran, di setiap desa/ kelurahan, tapi banyak para
pemimpin kita, mengira investasi itu memerlukan modal yang sangat besar, perlu
membangun pabrik, dan lain sebagainya, sehingga memerlukan dana/ modal ratusan
milyar rupiah atau bahkan ratusan trilyun
v
Sejarah
Makro
ekonomi muncul tahun 30an, makro ekonomi muncul karena depresi besar yang
melanda dunia tahun tersebut karena krisis yang dialami dunia saat itu,
sehingga tidak ditemukan jalan keluar. Muncullah orang Inggris yang bernama
John Meynard Keynes. Dalam membangun TE makro, Keynes tetap menggunakan
landasan-landasan aksiomalis sebagaimana yang dialami oleh teori ekonomi
klasik. Demikian juga teori ekonomi neoklasik, tetap bicara konsep-konsep.
Tetapi Keynes lebih cemerlang idenya bahwa dengan menggunakan depresi, karena
depresi bukan lagi persoalan mikro tetapi persoalan makro. Pada era depresi
itu, terjadi pengangguran masalah ekonomi. Tetapi juga menyangkut kapasitas
industri yang tidak tercapai.
v
Ide dasar Keynes:
- Ingin membangun teori umum
(general theory)/ (overall theory)/ aggregate.
- Dalam moneter atau uang
dipandang sebagai alat tukar, satuan hitung, dan penyimpan nilai.
- teori suku bunga
- Peranan investasi menentukan
peluang kerja
- Aspek psikologis,
ketidakrasionalan yang menyebabkan ketidakstabilan. Itulah komponen yang
akan dibentuk oleh Keynes menjadi ekonomi makro yang dikemas dalam bukunya
general theory of employment interest, money……dari teori tersebut banyak
kritikan dan sanggahan terutama mempertanyakan kapan full employment dapat
tercapai. Yang ada adalah mendekati kondisi full employment. Kemudian
mekanisme pasar menurut Keynes, tidak ada campur tangan pemerintah. Dalam
pandangan Keynes, sebuah sumber daya akan teralokasi, model manusia
homoeconomicus.
- Ada gula ada semut (supply
create its own human), penawaran akan mencapai perminataan / hukum say.
- Mekanisme suku bunga merupakan
mekanisme untuk memperbaiki kesamaan tabungan dan investasi, untuk
mengkonsumsi lebih banyak dimasa yang akan datang industri yang dimaksud
adalah kumpulan unit-unit usaha yang sama/kumpulan unit-unit usaha yang
menghasilkan output sejenis.
Dari
pemikiran Keynes berkembang Keynesian dapat kita artikan penganut-penganut
ajaran Keynes, yang ternyata Keynesian banyak yang dikritik terutanma kritikan
pada ketidakmampuan perubahan-perubahan dalam skala mikro.
Post
Keynesian Economics tidak terlihat lagi landasan-landasan yang dikembangkan.
Salah satu tokohnya yang menyimpang dari teori ekonomi makro Keynes adalah
Newton. Aliran ke2 pemikiran ini dapat kita simpulkan, terutama dari segi
permintaan yang melandasi teori ekonomi makro. Penentuan pendapatan pada arus
pengeluaran. Sementara itu, treatment nite menitikberatkan pada alokasi
kekayaan atau dengan kata lain Keynesian pada perubahan harga.
Kelemahan
dalam ilmu ekonomi, suatu ilmu yang diterapkan akan terevikasi kebenarannya
dalam jangka panjang, sampai dengan 2006. Baru mulai muncul keburukan-keburukan
landasan-landasannya. Orang sudah mulai tidak suka melihat jalan pikiran
manusia yang menganut model ekonomicus.
Beberapa
pertanyaan yang tidak bisa dijawab, kegagalan pasar teori ekonomi tidak bisa
menjawab mengapa masih banyak orang miskin, teori ekonomi tidak bisa menjawab
mengapa hutan dan laut ludes disantap model manusia homonicus, terpecah belah
menjadi Rusia yang sekarang beberapa contoh bagaimana pikiran kita dijajah oleh
model homoeconomicus nasionalisme, dilimpahkan sedemikian rupa sehingga kita
fanatik terhadap bangsa kita ager sesuatu persenjataan yang tersedia leku
terjual.
(MP.P)
= Upah buruh
|
Catatan:
ini berlaku jika serikat buruh sudah kuat, harga beras, penerimaan petani, hampir-hampir
tidak mengalami peningkatan.
- PE humanistik sebagai dasar
membangun SE Pancasila.
- Dasar-dasar IE humanistik
kedirian.
- Hambatan dan tantangan
membengun ekonomi kedirian.
v
Karakteristik Ekonomi Klasik:
- Landasan teorinya berdasarkan
hukum “Say” yang menyatakan penawaran akan menciptakan permintaan.
- Perekonomian akan berada di
bawah full employment
- Harga umum bersifat fleksibel
- Setiap aktivitas produksi
sekaligus akan berdampak pada peningkatan output dan peningkatan
penghasilan pemilik faktor-faktor dengan nilai yang sama
- Semua penghasilan dibelanjakan
di pasar barang
- Tidak perlu intervensi
pemerintah
- Informasi pasar sempurna dan
alokasi sumber ekonomi berjalan secara efisien dan produktif
Menurut
David Hume jumlah uang yang beredar berkorelasi positif terhadap perubahan
tingkat harga.
Teori
lainnya yaitu Teori Cash Balance yang dikemukakan oleh A. Marshall dai
Universitas Cambridge. Pandangan A. Marshall sama dengan teori klassik
lainnya karena uang akan cepat likuid. Menurut Cambridge permintaan uang akan
dipengaruhi perilaku masyarakat dalam memanfaatkan beberapa jenis kekayaan dan
salah satunya uang.
Konsep
permintaan dan penawaran uang dapat kamu dapatkan dalam pembahasan berikut.
a. Permintaan
Uang (Demand of Money)
Permintaan uang
adalah sejumlah uang tertentu yang dibutuhkan oleh masyarakat untuk melakukan
transaksi dalam perdagangan atau tujuan tertentu. Permintaan uang datang dari
empat pihak, yaitu:
1) pihak
perseorangan/konsumen,
2) pihak
pengusaha/produsen,
3) pihak investor/penanam modal,
4) pihak
pemerintah (dapat bertindak sebagai produsen, konsumen, dan pengatur).
Dalam analisis John Maynard Keynes, masyarakat melakukan permintaan uang
untuk memenuhi tiga keinginan, yaitu sebagai berikut.
1) Permintaan
uang untuk tujuan transaksi, artinya uang dibutuhkan untuk membayar
pembelian-pembelian yang akan mereka lakukan. Memegang uang untuk tujuan
transaksi merupakan tujuan yang mendasar, karena dengan pemilikan uang dapat
dengan mudah melakukan pembelian barang-barang yang diinginkan. Permintaan uang
untuk tujuan transaksi meningkat jika antara penerimaan dan pengeluaran tidak
seimbang. Permintaan untuk motif ini dianggap
tergantung pada tingkat pendapatan, artinya semakin tinggi pendapatan, semakin
banyak uang yang diperlukan oleh perusahaan atau perseorangan untuk tujuan
transaksi.
2) Permintaan
uang untuk tujuan berjaga-jaga, artinya uang sebagai alat untuk menghadapi
kesusahan yang mungkin timbul di masa yang akan datang, karena setiap orang
tidak dapat menduga kejadian-kejadian di hari esok. Permintaan uang untuk
tujuan ini dipengaruhi oleh tingkat pendapatan masyarakat atau pendapatan nasional.
3) Permintaan
uang untuk tujuan spekulasi, artinya uang digunakan untuk kegiatan spekulasi
(untung-untungan).
Uang kas
diinginkan dengan tujuan dapat melakukan spekulasi pada tingkat bunga yang akan
datang. Pada tingkat bunga tinggi, jumlah uang yang digunakan untuk tujuan
spekulasi relatif kecil, begitu juga sebaliknya.
Faktor-faktor
yang memengaruhi permintaan uang di antaranya sebagai berikut.
1) Adanya
keinginan untuk memegang uang atau motif memegang uang.
2) Tingkat
pendapatan riil, yaitu tingkat pendapatan yang benar-benar diterima oleh
masyarakat dan telah memperhitungkan unsur inflasi.
3) Tinggi
rendahnya tingkat bunga.
4) Adanya investasi
atau pengembangan usaha sehingga membutuhkan dana/uang.
5) Tingkat harga
yang berlaku di pasar.
b. Penawaran
Uang (Supply of money)
Penawaran uang
adalah sejumlah uang tertentu yang disediakan oleh pemerintah atau bank untuk
dapat dimiliki oleh masyarakat. Penawaran uang dapat memengaruhi tingkat harga,
tingkat bunga, dan tingkat kegiatan ekonomi suatu
negara. Oleh karena itu, kenaikan penawaran uang dalam perekonomian perlu
dikendalikan. Tugas tersebut dipegang oleh bank sentral.
Faktor-faktor
yang memengaruhi penawaran uang di antaranya sebagai berikut.
1) Kebutuhan
pemerintah, untuk memenuhi anggaran, untuk menekan tingkat inflasi (kenaikan
harga) dan untuk menambah jumlah uang yang beredar.
2) Keadaan
internasional yang tidak stabil.
3) Perkembangan
perdagangan luar negeri (kegiatan ekspor dan impor).
4) Sistem perbankan yang berlaku.
5) Penciptaan
uang yang baru untuk menambah jumlah uang yang beredar.
Maaf sebelumnya saya bisa minta tolong untuk menghapus postingan yg berjudul ekonomi makro, karena saya mau menerbitkan buku saya ini dan terdeteksi sebagai plagiat karena anda mengupload tulisan saya ini. terima kasih atas bantuannya
BalasHapus