PENGUKURAN
OUTPUT NASIONAL DAN PENDAPATAN NASIONAL
Pembangunan Ekonomi adalah peroses
meningkatkan kualitas hidup manusia dalam pembangunan ekonomi terdapat
aspek-aspek penting yaitu, pertumbuhan ekonomi atau peningkatan Gross
Domestik Produk dari waktu kewaktu, meningkatnya martabat diri, kebebasan
untuk melakukan pilihan baik sebagai konsumen maupun produsen. Peningkatan
taraf hidup masyarakat melalui pemenuhan kebutuhan dasar harus sesuai dengan
proses pertumbuhan ekonomi. Peningkatan produksi barang dan jasa dari waktu
kewaktu yang juga disebut sebagai pertumbuhan ekonomi merupakan ukuran kasar
terhadap keberhasilan penghasilan taraf hidup suatu masyarakat yang dicerminkan
oleh perkembangan GDP dari waktu kewaktu terutama bila perkembangan tersebut
melebihi pertumbuhan jumlah penduduk.
Perhitungan GDP dapat dilakukan melalui
beberapa metode yaitu metode produksi, metode pengeluaran, dan metode
pendapatan. GDP yang secara konvensional dihitung melalui tiga metode tersebut
dalam kenyataannya tidak mampu memperhitungkan masalah kualitas lingkungan
hidup yang secara langsung berkaitan dengan tingkat kesejahteraan masyarakat,
sekaligus cara perhitungan GDP diatas tidak mampu memasukkan berbagai kegiatan
sosial ekonomi masyarakat maupun aktivitas ekonomi yang tersembunyi.
Yang akan Anda pahami setelah mempelajari
bab ini adalah:
Pendekatan
produksi, pendekatan pendapatan, dan pendekatan pengeluaran dalam menghitung
pendapatan nasional.
Pengertian GDP
nominal dan GDP riil.
GDP dan
kesejahteraan sosial.
Transaksi
ekonomi yang tidak dihitung dalam GDP.
Perbedaan GDP
dan GNP.
Konsep GDP Hijau
(Green GDP)
Publikasi data perekonomian terbaru
diberbagai media informasi yang ada banyak menyita
perhatian masyarakat. Data tersebut mungkin mengukur total
pendapatan masyarakat dalam perekonomian, rata-rata kenaikan harga (inflasi),
persentase angkatan kerja yang tidak bekerja (tingkat pengangguran), dan
sebagainya. Semua data statistika tersebut merupakan data yang dibutuhkan dalam
ekonomi makro.
Angka pertumbuhan ekonomi merupakan
salah satu tolok ukur dari keberhasilan pembangunan ekonomi suatu masyarakat.
Pertumbuhan ekonomi (Economic Growth)
merupakan besaran yang diukur dari kenaikan pendapatan nasional (produksi
nasional) pada periode tertentu dari pendapatan nasional periode sebelumnya.
Dalam bab ini kita akan membahas Gross
Domestic Product (GDP),
mengukur total atau jumlah GDP. GDP merupakan data yang paling diperhatikan
dalam perekonomian karena dianggap sebagai ukuran tunggal terbaik mengenai
kesejahteraan masyarakat.
Perhitungan GDP (Gross Domestic Product)
Gross Domestic Product (GDP) merupakan
nilai pasar dari semua barang dan jasa akhir (final) yang diproduksi
dan tidak termasuk barang yang diproduksi di masa lalu dalam sebuah negara pada
suatu periode. GDP mencoba menjadi ukuran yang meliputi banyak hal, termasuk di
dalamnya adalah barang-barang yang diproduksi dalam perekonomian dan dijual
secara legal di pasar.
Adapun beberapa
produk yang tidak disertakan dalam penghitungan GDP, yaitu produk yang
diproduksi dan dijual secara illegal, barang
yang sudah terpakai (barang bekas) dan transaksi surat berharga, output yang
diproduksi di luar negeri oleh faktor produksi yang dimiliki dalam negeri,
kegiatan yang seharusnya dikerjakan orang lain, tapi dikerjakan sendiri dan
barang yang diproduksinya dikonsumsi sendiri tanpa dijual seperti ibu rumah
tangga yang menjahit baju dan digunakan sendiri.
Dalam
perhitungan GDP ada tiga cara melalui pendekatan produksi, pendekatan
pendapatan, dan pendekatan pengeluaran.
Pendekatan Produksi
Pendekatan
produksi merupakan penghitungan berdasarkan dari jumlah nilai (nilai = harga
dikalikan dengan jumlah barang dan jasa yang dihasilkan, P Q (barang dan jasa))
barang dan jasa yang dihasilkan oleh masyarakat dalam perekonomian di suatu
negara dengan periode tertentu.
Kelemahan
penghitungan dengan pendekatan produksi ini adalah sering terjadinya
penghitungan ganda. Penghitungan ganda terjadi jika beberapa input suatu usaha
menjadi input usaha lain. Untuk menghindari terjadinya penghitungan ganda
tersebut dapat dilakukan dengan dua cara, yaitu menghitung nilai akhir (final
goods) atau dengan menghitung nilai tambah (value added).
Nilai akhir
suatu barang merupakan nilai barang yang siap dikonsumsi oleh konsumen
terakhir, sedangkan nilai tambah merupakan selisih antara nilai suatu barang
dengan biaya yang dikeluarkan untuk memproduksi barang tersebut. Sehingga
besarnya nilai GDP dengan menghitung dari nilai akhir atau nilai tambah akan
menghasilkan nilai yang sama.
Pendekatan Pendapatan
Pendekatan
pendapatan terhadap GDP menguraikan GDP ke dalam empat komponen, yaitu
pendapatan nasional, depresiasi, pajak tidak langsung dikurangi subsidi, dan
pembayaran faktor bersih (neto) kepada luar negeri. Atau secara matematis:
GDP = Pendapatan Nasional + Depresiasi + (Pajak Tidak
Langsung Subsidi) + Pembayaran Faktor Bersih (Neto) Kepada Luar Negeri
Pendapatan
nasional merupakan pendapatan total yang diterima oleh faktor-faktor produksi
yang dimiliki oleh warga negara sebuah negara. Dalam pendapatan nasional ada
lima komponen, yaitu (1) pendapatan karyawan yang mencakup upah dan gaji yang
dibayarkan kepada rumah tangga oleh perusahaan ataupun pemerintah, dan berbagai
sumbangan majikan yang diberikan berupa asuransi sosial atau dana pensiun. (2)
pendapatan perusahaan perorangan merupakan pendapatan perusahaan yang bukan
berbadan hukum. (3) pendapatan perusahaan-perusahaan yang berbadan hukum. (4)
bunga neto merupakan bunga yang dibayarkan oleh perusahaan, hal ini dikarenakan
bunga yang dibayarkan rumah tangga dan pemerintah tidak mengalir dari produksi
barang dan jasa. (5) pendapatan sewa merupakan pendapatan yang diterima oleh
pemilik properti dalam bentuk sewa.
Depresiasi
merupakan penurunan nilai suatu aktiva karena telah aus atau sudah ketinggalan
jaman. Dimasukkannya depresiasi ke dalam pendekatan pendapatan dikarenakan kita
akan mengukur semua pendapatan, termasuk pendapatan yang
merupakan hasil dari penggantian pabrik atau peralatan yang ada.
Pajak tidak
langsung meliputi pajak penjualan, bea cukai, dan biaya lisensi. Pajak tidak
langsung berarti pendapatan bagi pemerintah, karena pajak tidak langsung
merupakan pengeluaran rumah tangga atau perusahaan yang membeli sesuatu, tapi
tidak termasuk pendapatan perusahaan yang memproduksi barang tersebut. Untuk
menyeimbangkan antara segi pendapatan dan pengeluaran, maka pajak tidak
langsung ditambahkan di segi pendapatan.
Subsidi
merupakan pembayaran yang dilakukan pemerintah tanpa mendapatkan imbalan barang
atau jasa. Sehingga subsidi dikurangkan dari pendapatan nasional untuk
mendapatkan GDP dan untuk menyeimbangkan segi pendapatan dan pengeluaran maka
subsidi harus dikurangkan dari segi pengeluaran.
Pembayaran
faktor produksi neto untuk luar negeri sama dengan pembayaran atas pendapatan
faktor produksi untuk luar negeri dikurangi penerimaan pendapatan faktor produksi
dari luar negeri.
Pendekatan Pengeluaran
Pendekatan
pengeluaran merupakan penghitungan dengan menjumlahkan semua pengeluaran sektor
ekonomi, yaitu pengeluaran dari sektor rumah tangga berupa untuk konsumsi rumah
tangga, pengeluaran sektor perusahaan berupa investasi, pengeluaran sektor
pemerintah berupa belanja pemerintah dan pengeluaran sektor luar negeri berupa
ekspor neto (selisih antara nilai ekspor dan impor).
GDP Nominal dan GDP Riil
GDP nominal
merupakan GDP yang mengukur nilai output yang dihasilkan berdasarkan
harga-harga yang berlaku pada waktu output tersebut diproduksi.
GDP riil
merupakan GDP yang mengukur nilai output yang dihasilkan pada suatu waktu
dengan berdasarkan pada harga-harga tahun dasar tertentu (harga konstan).
Perhitungan GDP dan Indeks Harga Konsumen
Selain ada GDP
nominal dan GDP riil, ada pula GDP deflator. GDP deflator berguna untuk
mengukur tingkat harga-harga saat ini relatif terhadap tingkat harga-harga di
tahun pokok. GDP deflator sendiri memiliki arti sebuah ukuran tingkat harga
yang dihitung sebagai perbandingan GDP nominal terhadap GDP riil dikalikan 100
atau dapat dirumuskan sebagai berikut:
GDP deflator
merupakan salah satu ukuran yang digunakan oleh para ekonom untuk mengamati
rata-rata tingkat harga dalam perekonomian.
Indeks harga
konsumen (consumer price index CPI) merupakan suatu ukuran atas
keseluruhan biaya pembelian barang dan jasa oleh rata-rata konsumen.
Perhitungan CPI selalu digunakan untuk menghitung laju inflasi. Dalam hal ini
laju inflasi merupakan perubahan persentase dalam indeks harga konsumen dari
jangka waktu yang sebelumnya.
Cara menghitung
inflasi melalui CPI adalah sebagai berikut:
Langkah pertama
adalah melakukan survei terhadap konsumen untuk menentukan seberapa
barang-barang yang begitu penting untuk dibeli oleh rata-rata konsumen.
Langkah kedua
adalah menetapkan harga setiap barang pada tiap-tiap tahun. Selanjutnnya
langkah ketiga, hitung harga keseluruhan dari barang-barang tersebut tiap
tahunnya. Setelah mendapatkan harga keseluruhan, maka langkah keempat adalah
memilih tahun pokok dan hitung CPI tiap tahunnya.
Keterbatasan Konsep GDP
Umumnya
peningkatan GDP selalu dianggap baik, namun ada beberapa masalah yang muncul,
bila menggunakan GDP sebagai pengukur tingkat kesejahteraan. Adanya
masalah-masalah yang tidak dapat diperhitungkan di dalam konsep GDP sebagai
ukuran kesejahteraan menjadi keterbatasan dalam konsep tersebut.
GDP dan Kesejahteraan Sosial
GDP yang disebut
sebagai ukuran tunggal yang paling baik dari suatu kesejahteraan masyarakat.
GDP bukanlah ukuran kesejahteraan yang sempurna. Bila terjadi peningkatan pada
GDP kita tidak dapat menyimpulkan bahwa setiap orang lebih bahagia karena tidak
menghitung waktu santai, sehingga adanya peningkatan output tiap orang mengalami
kerugian akibat berkurangnya waktu santai mereka.
GDP juga tidak
memasukkan nilai dari semua kegiatan yang terjadi di luar pasar. Perawatan anak
yang disediakan oleh pusat perawatan termasuk dalam GDP, tapi perawatan anak
yang dilakukan oleh orang tuanya di rumah tidak termasuk dalam bagian dari GDP.
GDP juga tidak
memasukkan kualitas polusi dan distribusi pendapatan. Jika pemerintah tidak
memperhatikan lingkungan maka GDP akan meningkat, tapi memungkinkan
kesejahteraan masyarakat akan menurun dan penurunan kualitas lingkungan akan
lebih besar daripada keuntungan yang diperoleh. Sedangkan untuk distribusi
pendapatan GDP tidak mempedulikan kesetaraan. Hal ini bila kita andaikan di
mana ada 100 orang memiliki pendapatan setahunnya Rp 5.000.000, maka GDP akan
bernilai Rp 500.000.000 dan GDP tiap orang sebesar Rp 5.000.000. Tapi berbeda
dengan masyarakat yang di mana 10 orang yang berpenghasilan Rp 50.000.000 dan
90 orang tidak berpenghasilan.
Terdapatnya The Underground
Economy (Kegiatan
Ekonomi Bawah Tanah)
The Underground Economy merupakan
bagian dari perekonomian di mana transaksi berlangsung tapi pendapatan yang
dihasilkan tersebut tidak dihitung di dalam GDP. Adanya underground economy
ini terjadi karena banyaknya transaksi yang tidak dicatat atau hilang
dalam perhitungan GDP. Underground economy terbentuk karena adanya
dorongan utama dari masyarakat untuk mengelak dari pajak sehingga ikut dalam
perekonomian bawah tanah dan hilang dalam perhitungan GDP. Pentingnya kita
mengetahui tentang underground economy karena sejauh GDP hanya
mencerminkan satu sisi aktvitas perekonomian saja dan bukan ukuran lengkap atas
apa yang diproduksi perekonomian, maka perhitungan GDP tersebut menyesatkan.
Contoh ekstrim kegiatan ekonomi bawah tanah adalah usaha perjudian gelap,
produksi dan penjualan obat-obat terlarang, perdagangan manusia, dan
sebagainya.
GDP/GNP Per Kapita
Perbedaan antara
GDP dengan GNP adalah perbedaan konsepnya, bila GDP menghitung pendapatan
nasional berdasarkan konsep kewilayahan sedangkan GNP berdasarkan konsep
kewarganegaraan. GDP atau GNP terkadang diukur dalam bentuk GDP atau GNP per
kapita yang berarti GDP atau GNP negara dibagi dengan jumlah penduduknya.
Sehingga GDP atau GNP per kapita menjadi ukuran tentang kesejahteraan orang
secara rata-rata yang lebih baik daripada GDP atau GNP total.
Beberapa
Indikator Yang Diusulkan Untuk Penyesuaian, Pengganti Dan Melengkapi Konsep GDP
Berbagai keterbatasan yang terdapat pada
GDP baik sebagai pengukur kesejahteraan masyarakat maupun ketidakmampuan GDP
mencerminkan kualitas lingkungan hidup serta banyaknya kegiatan-kegiatan dalam
masyarakat yang tidak tercatat dalam perhitungan GDP, telah menimbulkan banyak
kritik dan usulan-usulan terhadap konsep GDP. Jika dikelompokkan terdapat 3
kelompok usulan yang mempunyai sifat:
1. Kategori
penyesuain terhadap konsep GDP sebagai konsep ekonomi yang tradisional dengan
memasukkan faktor lingkungan dan sosial. Indikator yang diusulkan antara lain
seperti measure economic welfare (MEW), genuine progress indicator
(GPI), green GDP.
2. Kategori yang ingin mengganti indikator
dalam GDP untuk mengukur kesejahteraan masyarakat secara langsung. Dengan
menggunakan pendekatan kebutuhan dasar manusia seperti human development
index atau penaksiran terhadap kepuasan rata-rata seperti happy planet
index.
3. Kategori untuk melengkapi GDP dengan
menambah informasi tentang lingkungan dan sosial.
Konsep
GDP Hijau (Green GDP)
GDP hijau adalah sistem akuntasi yang
dikembangkan dari sistem pendapatan nasional. Dalam GDP hijau berbeda dengan perhitungan
GDP biasa karena memperhitungkan sumbangan sumber daya alam terhadap
pembangunan dan biaya-biaya yang disebabkan oleh adanya polusi dan degradasi
lingkungan.
Dari segi metode perhitungan metode
perhitungan GDP hijau secara teori dibagi menjadi 3 jenis, pertama GDP hijau
diperhitungan dengan deplesi lingkungan. Kedua GDP hijau berdasarkan degradasi
lingkungan. Ketiga GDP hijau diukur berdasarkan pengeluaran untuk perlindungan
lingkungan. Dari 3 metode perhitungan GDP hijau tersebut metode pertama yang
paling sederhana.
Secara umum perhitungan GDP hijau
sebagai berikut:
|
Perhitungan GDP Indonesia dengan Metode
Produksi
Perhitungan GDP diIndonesia dilaksanakan oleh Badan Pusat Statistik
untuk perhitungan GDP dengan menggunakan metode produksi kegiatan, produksi
dibagi menjadi 9 lapangan usaha yang meliputi:
1. Pertanian,
peternakan, kehutanan, dan perkanan
2. Pertambangan
dan penggalian
3. Industri
pengolahan
4. Listrik, gas
dan air bersih
5. Konstruksi
6. Perdagangan,
hotel dan restaurant
7. Pengangkutan
dan komunikasi
8. Keuangan, real-estate
dan jasa perusahaan
9. Jasa-jasa.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar