Kamis, 27 Maret 2014

BUKU PENGANTAR EKONOMI MAKRO BY ARIE ZUYA

Definisi Ekonomi Makro

Ilmu ekonomi yang dapat didefinisikan sebagai ilmu yang mempelajari bagaimana manusia dalam usaha memenuhi kebutuhan -kebutuhannya mengadakan pemilihan di antara berbagai alternatif pemakaian atas alat-alat pemuas kebutuhan yang tersedia relatif terbatas, dapat di bagi menjadi tiga kelompok, yaitu kelompok ekonomi diskriptif, kelompok teori ekonomi dan kelompok ekonomi yang di terapkan.
1.1   Ekonomi Makro, Suatu Tinjauan Umum
Ekonomi Makro merupakan bagaian dari pada ilmu ekonomi yang menkhususkan mempelajari mekanisme bekerjanya perekonomian sebagai suatu keseluruhan. Dengan demikian hubungan-hubungan kausal yang ingin dipelajari  oleh ekonomi makro pada pokoknya ialah hubungan-hubungan antara variabel-variabel ekonomi agregatif, diantaranya adalah tingkat pendapatan nasional, tingkat kesempatan kerja, pengeluaran konsumsi rumah tangga, saving, investasi nasional, jumlah uang yang beredar,tingkat harga, tingkat bunga, neraca pembayaran internasional, stok kapital nasional, hutang pemerintah
1.2   Hubungan Kausal, Hubungan Fungsional Dan Peranan Asumsi-asumsi
Hubungan antara meningkatnya pengeluaran konsumsi pemerintah dengan menurunnya tingkat pengangguran, dan juga hubungan antara menurunnya pajak dengan menurunnya tingkat pengangguran masing-masing merupakan apa yang kita sebut hubungan kausal yang istilah lainnya adalah hubungan sebab-akibat. Disebut demikian oleh karena dalam hubungan tersebut perubahan variabel yang satu mengakibatkan berubahnya variabel yang lain. Selain dari pada hubungan kausal kita juga mengenal hubungan fungsional, lebih lanjut dapat dikatakan bahwa hubungan fungsional secara matematik dinyatakan dalam bentuk identitas atau kesamaan, sedangkan hubungan kausal dinyatakan dalm bentuk persamaan fungsi, dari sini bisa kita lihat bahwa hubungan fungsional adalah lebih pasti dari pada hubungan kausal
1.3   Tujuan-tujuan kebijaksanaan Ekonomi Makro
Yang diharapkan dengan mempelajari ekonomi makro terutama ialah untuk memperoleh pengetahuan mengenai hukum-hukum ekonomi atau kesimpulan-kesimpulan umum teoritik yang diperlukan dalam memecahkan masalah-masalah ekonomi makro
Ø  Keadaan perekonomian yang diidamkan
1.       Tingkat kesempatan kerja/tingkat employment yang tinggi
2.       Peningkatan kapasitas produksi nasional yang tinggi
3.       Tingkat pendapatan nasional yang tinggi
4.       Keadaan perekonomian yang stabil
5.       Neraca pembayaran luar negeri yang seimbang
6.       Distribusi pendapatan yang lebih merata
1.4   Macam-macam Pasar Dalam  Perekonomian
Variabel-variabel yang banyak dipakai dalm model-model dasar ekonomi makro

A.      PASAR KOMODITI :
Ø  Pengeluaran konsumsi rumah tangga
Ø  Saving atau tabungan
Ø  Pendapatan nasional
Ø  Investasi
Ø  Tingkat harga
Ø  Pajak
Ø  Pengeluaran konsumsi pemerintah
Ø  Transfer pemerintah
Ø  Ekpor
Ø  Impor
B.      PASAR UANG
Ø  Permintaan uang untuk transaksi
Ø  Permintaan uang untuk berjaga-jaga
Ø  Permintaan uang untuk spekulasi
Ø  Uang kertas dan uang logam
Ø  Uang giral
Ø  Alat-alat likuid lainnya
Ø  Tingkat bunga
C.      PASAR TENAGA KERJA
Ø  Permintaan akan tenaga kerja
Ø  Penawaran tenaga kerja
Ø  Upah riil
Ø  Upah nominal
Ø  Penganguran dan kesempatan kerja
D.      PASAR MODAL
Ø  Permintaan akan surat-surat berharga
Ø  Harga surat-surat berharga
Ø  Penawaran surat-surat berharga

Perbedaan antara Ekonomi Mikro dan Ekonomi Makro

     Ilmu ekonomi adalah suatu bidang ilmu pengetahuan yang sangat luas cakupannya. Ilmu ekonomi digunakan untuk memcahkan berbagai masalah kehidupan terutama masalah-masalah ekonomi. Masalah kelangkaan bukan hal yang baru. Hal tersebut beralasan karena kelangkaan merupakan masalah yang mendasar bagi setiap manusia. Sudah dari sejak dulu kelangkaan dari setiap manusia hinggar akhirnya muncullah ilmu ekonomi
(economic science).
Salah satu ahli ekonomi yang peduli terhadap upaya yang harus dilakukan manusia dalam memenuhi kebutuhan hidupnya adalah Paul A. Samuelson. Ia merupakan ahli ekonomi yang terkenal dan pernah menerima nobel untuk bidang ekonomi tahun 1970. Menurutnya, ilmu ekonomi adalah suatu studi mengenai individu-individu dan masyarakat membuat suatu pilihan dengan atau tanpa penggunaan uang, dengan menggunakan sumber daya terbatas tetapi dapat digunakan dengan berbagai cara untuk menghasilkan berbagai macam barang untuk dikonsumsi, sekarang dan masa mendatang kepada berbagai individu dan golongan masyrakat.

     Setiap individu pasti mempunyai kebutuhan, dalam mencukupi kebutuhan hidupnya pastilah individu mempertimbangkan secara rasional mengenai cara menggunakan sumber daya atau pendapatan tertentu agar penggunaa tersebut dapat memberikan kepuasan dan kemakmuran yang maksimum kepada individu dan masayarakat. Dalam mempelajari itu semua diperlukan analisis-analisis ekonomi yang dibedakan menjadi tiga golongan, yaitu: ilmu ekonomi deskriptif, teori ekonomi, dan ilmu ekonomi terapan.

1. Ilmu ekonomi deskriptif
Ilmu ekonomi deskriptif adalah bagian ilmu ekonomi yang menggambarkan keterangan-keterangan faktual tentang suatu keadaan ekonomi dalam bentuk angka-angka, grafik, kurva atau penyajian lainnya. Ilmu ekonomi dipergunakan oleh BPS (Badan Pusat Statistik) untuk menyajikan keadaan ekonomi baik makro maupun mikro. Contoh ilmu ekonomi deskriptif,yaitu tentang pendapatan nasional, jumlah pengangguran, dan neraca pembayaran.
2. Teori ekonomi
Teori ekonomi adalah bagian ilmu ekonomi yang menjelaskan mekanisme kegiatan ekonomi. Teori ekonomi ini dibagi menjadi 2, yaitu teori ekonomi mikro dan teori ekonomi makro.
    a. Teori ekonomi mikro
Teori ekonomi mikro adalah bagian ilmu ekonomi yang mempelajari perilaku unit-unti ekonomi secara individual, seperti perilaku konsumen, produsen, pasar, penerimaan, biaya, dan keuntungan perusahaan.
           b. Teori ekonomi makro
Teori ekonomi makro adlah bagian ilmu ekonomi memplajari unit-unit ekonomi secara agregat (keseluruhan), seperti pendapat nasional, inflasi, pengangguran, dan kebijakan pemerintah.
3. Ilmu ekonomi terapan
Ilmu ekonomi terapan adalah bagian ilmu ekonomi yang menggunakan kesimpulan-kesimpulan yang diperoleh dari teori ekonomi untuk menjelaskan masalah-masalah yang dikumpulkan dalam ekonomi deskriptif. Dengan kata lain, ilmu ekonomi terapan merupakan penerapan teori-teori ekonomi yang dalam praktek kehidupan masyarakat secara nyata, seperti penerapan ekonomi koperasi dan ekonomi perusahaan.

     Berdasarkan pengelompokan ilmu ekonomi diatas, dapat diketahui perbedaan antara ekonomi mikro dan ekonomi makro. Ilmu ekonomi mikro mempelajari unit-unit ekonomi secara individual, sedangkan ilmu ekonomi makro mempelajari unit ekonomi secara agregat (keseluruhan). Untuk membedakan antara ekonomi mikro dan ekonomi makro seperti dikutip dari Joesron dan Fathorrozi (2003), setidaknya dapat dilihat dari tiga aspek, yaitu aspek harga, unit analisis, dan tujuan analisis. Berikut disajikan tiga aspek perbandingan antara ekonomi mikro dan ekonomi makro:
1.       Aspek harga:
          a. Ekonomi mikro : harga ialah dari suatu komoditas.
          b. Ekonomi makro : haraga adalah harga dari komoditas
secara agregat.
2. Unit analisis:
 a. Ekonomi mikro: membahas kegiatan ekonomi secara individual, anatar lain permintaan dan penawaran, perilaku konsumen atau produsen, pasar, penerimaan, biaya, dana laba atau rugi perusahaan.
          b. Ekonomi makro: membahas kegiatan ekonomi secara keseluruhan (agregat), antara lain pendapatan nasional, pertumbuhan ekonomi, inflasi, pengangguran, investasi, dan kebijakan ekonomi.
3. Tujuan analisis:
a. Ekonomi mikro: lebih memfokuskan pada analasis bagaimana mengalokasikan sumber daya agar dicapai kombinasi yang tepat      b. Ekonomi makro: lebih memfokuskan analisis pada kegiatan ekonomi terhadap perekonomian secara menyeluruh (agregat).

ANALISIS, PERBEDAAN, DAN HAL-HAL YANG HARUS DIPELAJARI DALAM MAKRO DAN MIKRO EKONOMI

Published May 28, 2013 by fariidaelf
1.       Makro Ekonomi
Ilmu Ekonomi Makro adalah ilmu ekonomi yang mempelajari kehidupan ekonomi nasional sebagai suatu keseluruhan. Analisis bersifat global dan tidak memperhatikan kegiatan ekonomi yang dilakukan oleh unit-unit kecil dalam perekonomian.
Ekonomi makro atau makroekonomi adalah studi tentang ekonomi secara keseluruhan. Makroekonomi menjelaskan perubahan ekonomi yang memengaruhi banyak rumah tangga (household), perusahaan, dan pasar. Ekonomi makro dapat digunakan untuk menganalisis cara terbaik untuk memengaruhi target-target kebijaksanaan seperti pertumbuhan ekonomi stabilitas harga tenaga kerja dan pencapaiankeseimbangan neraca yang berkesinambungan.
Ekonomi Makro, mengkaji mempelajari variabel-variabel ekonomi secara agregat (keseluruhan). Variabel-variabel yang juga berdampak atas beragam tindakan pemerintah tersebut, antara lain: pendapatan nasional, kesempatan kerja dan atau pengangguran, jumlah uang beredar, laju inflasi, pertumbuhan ekonomi, maupun neraca pembayaran internasional.
Ruang lingkup kajian ekonomi makro adalah usaha masyarakat dan pemerintah dalam mengelola faktor produksi secara efisien. Landasan kajian ekonomi makro adalah teori Keynes Ekonomi makro memusatkan perhatian pada usaha masyarakat sebagai satu kesatuan untuk melakukan efisiensi dalam menggunakan faktor-faktor produksi yang tersedia.
a. Asal Mula Konsep-konsep Ekonomi Makro
Hingga 1930 sebagian besar analisis ekonomi terfokus pada industri dan perusahaan. Ketika terjadi Depresi Besar pada tahun 1930-an, dan dengan perkembangan konsep pendapatan nasional dan statistik produk, bidang ekonomi makro mulai berkembang. Saat itu, gagasan-gagasan yang terutama berasal dari John Maynard Keynes, yang menggunakan konsep aggregate demand untuk menjelaskan fluktuasi antara hasil produksi dan tingkat pengangguran, sangat berpengaruh dalam perkembangan bidang ini. Keynesianisme didasarkan pada gagasan-gagasannya.
b. Pendekatan Analitik
Pembedaan tradisional adalah antara dua pendekatan berbeda ke ekonomi: ekonomi Keynesian, memusatkan pada permintaan; dan ekonomi sisi-penyediaan (atau neo-klasik) yang memusatkan pada persediaan. Keduanya tidak bisa berjalan sendiri, namun ini hanya permasalahan penekanan.
c. Permasalahan Dalam Ekonomi Makro
1. kemiskinanan dan pemerataan
2. krisis nilai tukar
3. hutang luar negeri
4. perbankan, kredit macet
5. inflasi
6. pertumbuhan ekonomi
7. pengangguran
d. Pelaku Ekonomi Makro
Dalam ekonomi mikro pelaku ekonomi hanya dikelompokkan atas dua kelompok besar yaitu konsumen dan produsen. Dalam ekonomi makro ada lima pelaku utama yang menjalankan kegiatan ekonomi di suatu Negara. Harap diingat walaupun jumlah pelaku ekonomi makro ada lima tetapi semua pelaku tersebut bisa juga di sederhanakan menjadi dua kelompok seperti dalam ekonomi mikro, yaitu produsen dan konsumen. Keduanya, produsen dan konsumen, melakukan fungsi yang berbeda pada waktu yang sama atau pada waktu yang berbeda. Kelima pelaku tersebut adalah:
1. Rumah tangga, konsumen (households)
2. Produsen, bisnis (business)
3. Pemerintah (government)
4. Negara-negara lain (foreign countries)
5. Lembaga keuangan (financial)
e. Bentuk-bentuk Pasar
Ada tiga pasar didalam ekonomi makro yang penting untuk dipelajari, yaitu
a). pasar barang dan jasa,
b). pasar faktor produksi atau sering disebut pasar tenaga kerja,dan
c). pasar financial atau aset.
f. Gambar Sirkulasi Makro Ekonomi
2. Mikro Ekonomi
Ilmu ekonomi mikro (sering juga ditulis mikroekonomi) adalah cabang dari ilmu ekonomi yang mempelajari perilaku konsumen dan perusahaan serta penentuan harga-harga pasar dan kuantitas faktor input, barang, dan jasa yang diperjualbelikan. Ekonomi mikro meneliti bagaimana berbagai keputusan dan perilaku tersebut memengaruhi penawaran dan permintaan atas barang dan jasa, yang akan menentukan harga; dan bagaimana harga, pada gilirannya, menentukan penawaran dan permintaan barang dan jasa selanjutnya. Individu yang melakukan kombinasi konsumsi atau produksi secara optimal, bersama-sama individu lainnya di pasar, akan membentuk suatu keseimbangan dalam skala makro; dengan asumsi bahwa semua hal lain tetap sama (ceteris paribus).
Kebalikan dari ekonomi mikro ialah ekonomi makro, yang membahas aktivitas ekonomi secara keseluruhan, terutama mengenai pertumbuhan ekonomi,inflasi, pengangguran, berbagai kebijakan perekonomian yang berhubungan, serta dampak atas beragam tindakan pemerintah (misalnya perubahan tingkat pajak) terhadap hal-hal tersebut.
Ekonomi Makro, mempelajari variabel-variabel ekonomi dalam lingkup kecil misalnya perusahaan, rumah tangga. Ekonomi mikro juga mempelajari bagaimana berbagai keputusan dan perilaku tersebut memengaruhi penawaran dan permintaan atas barang dan jasa, yang akan menentukan harga; dan bagaimana harga, pada gilirannya, menentukan penawaran dan permintaan barang dan jasa selanjutnya.
Ruang lingkup kajian ekonomi mikro adalah produsen dan konsumen. Tradisi berlandaskan teori Adam Smith. Ekonomi mikro dengan demikian memiliki ruang lingkup pada produsen dan konsumen. Produsen dan konsumen tersebut dalam dunia ekonomi yang nyata adalah individu-individu pada rumah tangga keluarga, masyarakat, atau perusahaan.
a. Tinjauan Umum
Salah satu tujuan ekonomi mikro adalah menganalisa pasar beserta mekanismenya yang membentuk harga relatif kepada produk dan jasa, dan alokasi dari sumber terbatas diantara banyak penggunaan alternatif. Ekonomi mikro menganalisa kegagalan pasar, yaitu ketika pasar gagal dalam memproduksi hasil yang efisien; serta menjelaskan berbagai kondisi teoritis yang dibutuhkan bagi suatu pasar persaingan sempurna. Bidang-bidang penelitian yang penting dalam ekonomi mikro, meliputi pembahasan mengenai keseimbangan umum (general equilibrium), keadaan pasar dalam informasi asimetris, pilihan dalam situasi ketidakpastian, serta berbagai aplikasi ekonomi dari teori permainan. Juga mendapat perhatian ialah pembahasan mengenai elastisitas produk dalam sistem pasar.
a. Asumsi dan Definisi
Teori penawaran dan permintaan biasanya mengasumsikan bahwa pasar merupakan pasar persaingan sempurna. Implikasinya ialah terdapat banyak pembeli dan penjual di dalam pasar, dan tidak satupun diantara mereka memiliki kapasitas untuk memengaruhi harga barang dan jasa secara signifikan. Dalam berbagai transaksi di kehidupan nyata, asumsi ini ternyata gagal, karena beberapa individu (baik pembeli maupun penjual) memiliki kemampuan untuk memengaruhi harga. Seringkali, dibutuhkan analisa yang lebih mendalam untuk memahami persamaan penawaran-permintaan terhadap suatu barang. Bagaimanapun, teori ini bekerja dengan baik dalam situasi yang sederhana.
Ekonomi arus utama (mainstream economics) tidak berasumsi apriori bahwa pasar lebih disukai daripada bentuk organisasi sosial lainnya. Bahkan, banyak analisa telah dilakukan untuk membahas beragam kasus yang disebut “kegagalan pasar”, yang mengarah pada alokasi sumber daya yang suboptimal, bila ditinjau dari sudut pandang tertentu (contoh sederhananya ialah jalan tol, yang menguntungkan semua orang untuk digunakan tetapi tidak langsung menguntungkan mereka untuk membiayainya). Dalam kasus ini, ekonom akan berusaha untuk mencari kebijakan yang akan menghindari kesia-siaan langsung di bawah kendali pemerintah, secara tidak langsung oleh regulasi yang membuat pengguna pasar untuk bertindak sesuai norma konsisten dengan kesejahteraan optimal, atau dengan membuat “pasar yang hilang” untuk memungkinkan perdagangan efisien dimana tidak ada yang pernah terjadi sebelumnya. Hal ini dipelajari di bidang tindakan kolektif. Harus dicatat juga bahwa “kesejahteraan optimal” biasanya memakai norma Pareto, dimana dalam aplikasi matematisnya efisiensi Kaldor-Hicks, tidak konsisten dnegan norma utilitarian dalam sisi normatif dari ekonomi yang mempelajari tindakan kolektif, disebut pilihan masyarakat/publik. Kegagalan pasar dalam ekonomi positif (ekonomi mikro) dibatasi dalam implikasi tanpa mencampurkan kepercayaan para ekonom dan teorinya.
Permintaan untuk berbagai komoditas oleh perorangan biasanya disebut sebagai hasil dari proses maksimalisasi kepuasan. Penafsiran dari hubungan antara harga dan kuantitas yang diminta dari barang yang diberi, memberi semua barang dan jasa yang lain, pilihan pengaturan seperti inilah yang akan memberikan kebahagiaan tertinggi bagi para konsumen.
b. Model Operasi
Diasumsikan bahwa semua perusahaan mengikuti pembuatan keputusan rasional, dan akan memproduksi pada keluaran maksimalisasi keuntungan. Dalam asumsi ini, ada empat kategori dimana keuntungan perusahaan akan dipertimbangkan:
§ Sebuah perusahaan dikatakan membuat sebuah keuntungan ekonomi ketika average total cost lebih rendah dari setiap produk tambahan pada keluaran maksimalisasi keuntungan. Keuntungan ekonomi adalah setara dengan kuantitas keluaran dikali dengan perbedaan antara average total cost dan harga.
§ Sebuah perusahaan dikatakan membuat sebuah keuntungan normal ketika keuntungan ekonominya sama dengan nol. Keadaan ini terjadi ketika average total cost setara dengan harga pada keluaran maksimalisasi keuntungan.
§ Jika harga adalah di antara average total cost dan average variable cost pada keluaran maksimalisasi keuntungan, maka perusahaan tersebut dalam kondisi kerugian minimal. Perusahaan ini harusnya masih meneruskan produksi, karena kerugiannya akan makin membesar jika berhenti produksi. Dengan produksi terus menerus, perusahaan bisa menaikkan biaya variabel dan akhirnya biaya tetap, tetapi dengan menghentikan semuanya akan mengakibatkan kehilangan semua biaya tetapnya.
§ Jika harga dibawah average variable cost pada maksimalisasi keuntungan, perusahaan harus melakukan penghentian. Kerugian diminimalisir dengan tidak memproduksi sama sekali, karena produksi tidak akan menghasilkan keuntungan yang cukup signifikan untuk membiayai semua biaya tetap dan bagian dari biaya variabel. Dengan tidak berproduksi, kerugian perusahaan hanya pada biaya tetap. Dengan kehilangan biaya tetapnya, perusahaan menemui tantangan. Akan keluar dari pasar seutuhnya atau tetap bersaing dengan risiko kerugian menyeluruh.
c. Penerapan ekonomi Mikro
1. Teori konsumsi
2. Teori produksi dan harga
3. Kesejahteraan ekonomi
4. Organisasi industry
5. Kegagalan pasar
6. Ekonomi financial
7. Perdagangan internasional
3. Perbedaan Makro dan Mikro Ekonomi
1. Harga
Ekonomi Mikro: Harga ialah nilai dari suatu komoditas (barang tertentu saja).
Ekonomi Makro: Harga adalah nilai dari komoditas secara agregat (keseluruhan)
2. Unit analisis
Ekonomi Mikro: Pembahasan tentang kegiatan ekonomi secara individual. Contohnya permintaan dan dan penawaran, perilaku konsumen, perilaku produsen, pasar, penerimaan, biaya dan laba atau rugi perusahaan.
Ekonomi Makro: Pembahasan tentang kegiatan ekonomisecara keseluruhan. Contohnya pendapatan nasional, pertumbuhan ekonomi, inflasi, pengangguran, investasi dan kebijakan ekonomi.
3. Tujuan analisis
Ekonomi Mikro: Lebih memfokuskan pada analisis tentang cara mengalokasikan sumber daya agar dapat dicapai kombinasi yang tepat.
Ekonomi Makro: Lebih memfokuskan pada analisis tentang pengaruh kegiatan ekonomi terhadap perekonomian secara keseluruhan.
4. Ekonomi mikro mempelajari bagian-bagian kecil dari suatu perekonomian, sedangkan ekonomi makro mempelajari kegiatan perekonomian secara agregatif.
5. Ruang lingkup kajian ekonomi mikro adalah produsen dan konsumen, sedangkan ruang lingkup kajian ekonomi makro adalah usaha pengelolaan faktor produksi secara efisien oleh masyarakat dan pemerintah.
6. Landasan kajian ekonomi mikro adalah Teori Adam Smith dan landasan kajian ekonomi makro adalah Teori Keynes.
7. Masalah-masalah yang dianalisis dalam ekonomi mikro mencakup: interaksi di pasar barang, tingkah laku penjual dan pembeli, dan interaksi di pasar-pasar faktor produksi.
8. Masalah-masalah yang dianalisis dalam ekonomi makro mencakup: pengeluaran agregatif dalam perekonomian, usaha mengatasi pengangguran dan inflasi, serta peran pemerintah dalam perekonomian.
• Hal-hal yang dipelajari dalam ekonomi makro dan mikro
• Ekonomi Mikro
1. Teori harga, yaitu melihat interaksi antara penawaran dan permintaan barang jasa didalam suatu pasar, faktor-faktor yang mempengaruhinya: struktur pasar, elastisitas penawaran, serta permintaan dan sebagainya.
2. Teori produksi, yaitu menganalisa biaya produksi serta tingkat produksi optimal bagi produsen sehingga mencapai tingkat laba maksimum.
3. Teori distribusi, yaitu membahas tingkat upah tenaga kerja, tingkat bunga yang harus dibayarkan kepada pemilik modal, serta tingkat keuntungan dari pengusaha.
• Ekonomi Makro
1. Faktor-faktor yang menentukan kegiatan ekonomi suatu Negara
2. Masalah-masalah yang dihadapi setiap perekonomian suatu Negara
3. Peranan pemerintah dalam mengatasi masalah-masalah ekonomi.
Permasalahan Ekonomi Makro
Secara garis besar, permasalahan kebijaksanaan makro mencakup dua permasalahan pokok:
a. Masalah jangka pendek atau masalah stabilisasi. Masalah ini berkaitan dengan bagaimana “menyetir” perekonomian nasional dan bulan ke bulan, dan triwulan ke triwulan atau dan tahun ke tahun, agar terhindar dan tiga “penyakit makro” utama yaitu:
1) inflasi,
2) pengangguran dan
3) ketimpangan dalam neraca pembayaran.
b. Masalah jangka panjang atau masalah pertumbuhan. Masalah ini adalah mengenai bagaimana kita “menyetir” perekonomian kita agar ada keserasian antara pertumbuhan penduduk, pertambahan kapasitas produksi, dan tersedianya dana untuk investasi. Pada asasnya masalahnya juga berkisar pada bagaimana menghindari ketiga penyakit makro di atas, hanya perpektif waktunya adalah lebih panjang (lima tahun, sepuluh tahun, atau bahkan dua puluh lima tahun).
Dalam analisa jangka pendek faktor-faktor berikut ini kita anggap tidak berubah atau tidak bisa kita ubah:
(a) Kapasitas total dan perekonomian kita. Kegiatan investasi dalam jangka pendek, masih mungkin dilakukan, tetapi ha nya dalam arti khusus, yaitu sebagai pengeluaran investasi berupa penambahan stok barang jadi, setengah jadi atau pun barang mentah di dalam gudang para pengusaha, dan pengeluaran oleh perusahaan-perusahaan untuk pembelian barang-barang modal (mesin-mesin, konstruksi gedung-gedung dan sebagainya). Tetapi yang perlu diingat, “jangka pendek” yang kita maksud di sini adalah begitu pendek sehingga pengeluaran (pembelian) barang-barang modal tersebut beleum bias menambah kapasitas produksi dalam periodesasi tersebut. (Yaitu mesin-mesin sudah dibeli tapi belum dipasang).
(b) Jumlah penduduk dan jurnlah angkatan kerja. Dalam suatu triwulan misalnya, jumlah-jumlah mi praktis bisa dianggap tidak berubah.
(c) Lembaga-lembaga sosial, politik, dan ekonomi yang ada.
Selanjutnya dari segi teori, apabila kita ingin “menyetir” perekonomia kita dalam jangka pendek, kita harus melakukan kebijaksanaan-kebijaksanaan yang bersifat jangka pendek pula, misalnya dengan jalan :
  1. menambah jumlah uang yang beredar,
  2. menurunkan bunga kredit bank,
  3. mengenakan pajak import,
  4. menurunkan pajak pendapatan atau pajak penjualan,
  5. menambah pengeluaran pemerintah,
  6. mengeluarkan obligasi negara dan sebagainya.
Kebijaksanaan-kebinksanaan semacam ini mempunyai ciri umum bahwa kesemuanya bisa dilakukan tanpa harus mengubah ketiga factor tersebut di atas.
Jadi seandainya kita menginginkan kenaikan produksi dalam jangka pndek, kita bisa melakukannya dengan, misalnya:
  1. memperlancar distribusi bahan-bahan mentah kepada para produsen,
  2. mendorong pcngusaha untuk mempergunakan pabrik-pabriknya secara lebih intensif (menambah giliran kerja/shift),
  3. memberikan kerja lembur kepada para karyawan dan sebagainya.
Kehijaksanaan-kebijaksanaan semacam mi bisa menaikkan arus produksi barang/jasa tanpa mengubah ketiga faktor di atas. Kesemuanya ini adalah kebijakilnaan-kebijaksanaan jangka pendek. Dan kebijaksanaan-kebijaksanaan semacam inilah yang sering diandalkan untuk tujuan stabilisasi.
Meskipun demikian perlu kita catat di sini bahwa dalam praktek yang berkaitan antara masalah jangka pendek dan masalah jangka panjang, adalah sangat erat, terutama bagi negara-negara sedang berkembang. Dengan lain kata, kita seringkali tidak bisa mengkotakkan secara jelas mana yang jangka pendek dan mana yang jangka panjang.
Di banyak negara-negara sedang berkembang, kita tidak bisa melakukan kebijaksanaan stabilisasi yang terlepas dan kebijaksaanaan pembangunan ekonomi (jangka panjang). Seringkali kebijaksanaa-kebijaksanaan jangka pendek yang kita sebutkan di atas, meskipun kita Iaksanakan secara setepat-tepatnyapun, tidak bisa menghilangkan secara tuntas penyakit makro, seperti inflasi dan pengangguran yang diderita oleh masyarakat dalam jangka pendek. Sebabnya adalah bahwa di negara-negara tersebut seringkali penyakit iniflasi dan pengangguran tersebut berakar pada sebab-sebab “sturuktural,” yaitu pada faktor-faktor yang hanya bisa berubah atau diubah dalam jangka panjang dan biasanya melalui pembangunan ekonomi dan social.
PERMASALAHAN EKONOMI MAKRO
Ekonomi makro, yang merupakan salah satu cabang ilmu, ekonomi dapat membantu memecahkan permasalahan kebijakan ekonomi makro mencakup masalah-masalah yang berkaitan dengan pengelolaan dan pengendalian perekonomian secara umum. Tugas pengendalian ekonomi makro adalah mengusahakan agar perekonomian dapat bekerja dan tumbuh secara seimbang, terhindar dari keadaan-keadaan yang dapat mengganggu keseimbangan umum tersebut.
A.    Masalah ekonomi makro jangka pendek yang harus diatasi setiap saat. Ketiga masalah yang dimaksud adalah sebagai berikut.
1.            Masalah Inflasi
Inflasi merupakan salah satu masalah ekonomi yang banyak dialami oleh hamper semua Negara. Inflasi dapat didefinisikan sebagai suatu proses kenaikan harga-harga yang berlaku dalam suatu perekonomian. Tingkat inflasi (persentasi pertambahan kenaikan harga) berbeda dari satu periode ke periode lainnya, dan berbeda pula dari satu negara ke negara lain. Adakalanya tingkat inflasi adalah rendah-yaitu mencapai di bawah 2 atau 3 pesen. Tingkat inflasi yang moderat mencapai di antara 4-10 persen. Inflasi yang sangat serius dapat mencapai tingkat beberapa puluh atau beberapa ratus persen dalam setahun. Oleh karena itu, kondisi semacam itu dianggap sebagai masalah dan tidak diperlukan kebijakan khusus untuk mengatasinya. Walaupun tidak secara otomatis menurunkan standar hidup, inflasi tetap merupakan masalah, karena dapat mengakibatkan redistribusi pendapatan di antara anggota masyarakat, dapat menyebabkan penurunan output dan kesempatan kerja dalam masyarakat.
Faktor-faktor penyebab inflasi
Masalah kenaikan harga-harga yang berlaku di berbagai negara diakibatkan oleh banyak faktor. Di negara-negara industri pada umumnya inflasi bersumber dari salah satu atau gabungan dari dua masalah berikut:
·         Tingkat pengeluaran agregat yang melebihi kemampuan perusahaan-perusahaan untuk menghasilkan barang-barang dan jasa-jasa. Keinginan untuk mendapatkan barang yang mereka butuhkan akan mendorong para konsumen meminta barang  itu pada harga yang lebih tinggi. Sebaliknya, para pengusaha akan mencoba menahan barangnya dan hanya menjual kepada pembeli yang bersedia membayar pada harga yang lebih tinggi, kecenderungan ini akan menyebabkan kenaikan harga.
·         Pekerja-pekerja di berbagai kegiatan ekonomi menuntut kenaikan upah. Apabila para pengusaha mulai menghadapi kesukaran dalam mencari tambahan pekerja untuk menambah produksinya, pekerja-pekerja yang ada akan terdorong untuk menuntut kenaikan upah. Apabila tuntutan kenaikan upah berlaku secara meluas, akan terjadi kenaikan biaya produksi dari berbagai barang dan jasa yang dihasilkan dalam perekonomian. kenaikan biaya produksi tersebut akan mendorong perusahaan-perusahaan menaikkan harga-harga barang mereka.
Kedua masalah yang diterangkan di atas biasanya berlaku apabila perekonomian sudah mendekati tingkat penggunaan tenaga kerja penuh. Dengan perkataan lain di dalam perekonomian yang sudah sangat maju, masalah inflasi sangat erat kaitannya dengan tingkat penggunaan tenaga kerja.
Disamping itu inflasi dapat pula berlaku sebagai akibat dari (i) kenaikan harga-harga barang yang diimpor, (ii) penambahan penaaran uang yang berlebihan tanpa diikuti oleh pertambahan produksi dan penawaran barang, dan (iii) kekacauan politik dan ekonomi sebagai akibat pemerintahan yang kurang bertanggung jawab.
2.            Masalah pengangguran
Dari tahun ke tahun, masalah jumlah pengangguran di Indonesia kian bertambah. Belum ada solusi yang jitu untuk mengatasi tingginya angka pengangguran sampai saat ini. Pengadaan lapangan kerja saja dirasa tidak cukup untuk menekan angka pengangguran di negara kita.
Pengangguran terjadi karena jumlah tenaga kerja atau angkatan kerja melebihi tingkat kesenpatan kerja yang tersedia. Berdasarkan tingkat pengangguran, dapat diketahui apakah tingkat perekonomian berada pada tingkat kesempatan kerja penuh atau tidak. Secara teoritid perekonomian dianggap mencapai tingkat kesempatan kerja penuh apabila tingkat kesempatan kerja yang tersedia seluruhnya diguanakan. Di Negara kita upaya utuk menekan tingkat pengangguran dilakukan melalui pengendalian tingkat pertumbuhan penduduk. Program KB merupakan salah satu aalternatif untuk menekan laju pertumbuhan penduduk. Hal ini disebabkan pembangunan ekonomi tidak mempunyai arti jika dibarengi dengan tingkat pertumbuhan penduduk yang terlalu tinggi.
3.            Masalah ketimpangan dalam neraca pembayaran
Neraca pembayaran adalah neraca yang memuat ikhtisar dari segala transaksi yang terjadi antara penduduk dalam suatu Negara dan penduduk Negara lain selama jangka waktu tertentu, dan biasanya satu tahun. Transaksi-transaksi yang terdapat dalam neraca pembayaran menyangkut barang-barang dan jasa, dan bentuk ekspor impor, transaksi financial, seperti pemberian atau penerimaan kredit kepada atau dari Negara lain, penanaman modal di luar negeri dan transaksi-transaksi yang bersifat unilateral, seperti pembayaran transfer dari orang-rang yang tinggal di luar negeri. Ketidakseimbangan dalam neraca pembayaran suatu Negara dapat dikatakan merupakan masalah apabila ketidakseimbangan tersebut cukup besar. Jika kenyataan itu terjadi, diperlukan kebijakan pemerintah untuk mengatasinya.
Dalam jangka panjang permasalahan ekonomi makro menyangkut persoalan pertumbuhan di bidang ekonomi. Masalah ini pada dasarnya menyangkut bagaimana mengatur perekonomian agar terdapat keserasian antara pertumbuhan penduduk, pertambahan kapasitas produksi, dan tersedianya dana untuk investasi.
B.     Masalah ekonomi makro yang dihadapi pemerintah
1)      Pertumbuhan ekonomi
Pertumbuhan ekonomi berarti perkembangan kegiatan perekonomian untuk menyediakan barang dan jasa yang diproduksikan dalam masyarakat bertambah, dan kemakmuran masyarakat meningkat. Hal ini merupakan masalah ekonomi jangka panjang (lima tahun, sepuluh tahun, atau bahkan dua puluh lima tahun). Oleh karena itu, kita harus menciptakan keserasian atau keseimbangan antara pertumbuhan penduduk, pertambahan kapasitas produksi, dan tersedianya dana untuk investasi.
Setiap Negara senantiasa mengharapkan agar perekonomia yang dicapai mengalami peningkatan secara terus-menerus. Peningkatan perekonomian tersebut akan memupuk investasi serta kemampuan teknik dan pendapatan masyarakat meningkat maka perekonomian mengalami pertumbuhan.
Ciriciri Negara yang mengalami pertumbuhan ekonomi menurut ECAPE adalah sebagai berikut.
a.       Negara tersebut mengalami peningkatan GNP atau pendapatan perkapita dari tahun ke tahun
b.      Negara tersebut mengalami peningkatan investasi potensial
c.       Di Negara tersebut ditemukan sumber-sumber produktif dan dapat di dayagunakan dengan lebih baik.
Beberapa hal yang dapat menghambat pertumbuhan ekonomi di Indonesia asalah sebagai berikut.
1.      Masih tingginya pengangguran dan kerentanan pasar tenaga kerja
2.      Lemahnya kegiatan investasi dan permasalahan fundamental terkait
3.      Tingginya potensi tekanan inflasi secara structural.
2)      Kapasitas produksi
Bagi Negara-negara yang amsih berkembang, usaha meningkatkan kapasitas produksi nasional merupakan keharusan. Hal tersebut di upayakan dengan tujuan meningkatkan atau mempertaruhkan tingkat pertumbuhan ekonomi.
3)      Pemerataan Distribusi pendapatan
Distribusi pendakatan nasional yang lebih merata umumnya dianggap sebagai distribusi pendapatan yang adil. Distribusi pendapatan yang tidak merata yang mempunyai tendensi menimbulkan ketegangan-ketegangan social yang akhirnya berdampak pada kestabilan ekonomi dan politik. Perekonomian  di Indonesia masih lebih banyak barputar di Indonesia bagian barat, dan pemerintah sedang berupaya untuk memeratakan pembangunan di Indonesia bagian timur. Di perkotaan pun dapat kita lihat bahwa tidak sedikit gedung-gedung atau komplek perumahan mewah berdampingan dengan daerah kumuh. Hal tersebut dapat menjadi salah satu cirri kesenjangan ekonomi yang masih terjadi di Indonesia.
Jika ditinjau dengan menggunakan pendekatan perhitungan ekonomi model kurva Lorentz adalah model yang digunakan secara luas pada model perhitungan kesenjangan atau ketidakmerataan distribusi pendapatan pada suatu daerah atau Negara tanpa harus mengetahui keadaan ekonomi dari daerah atau Negara tersebut dan untuk menentukan besarnya kesenjangan distribusi lpendapatan tersebut diturunkan secara visual suatu indicator ekonomi yakni angka koefisien gini yang menunjukan skala kesenjangan distribusi pendapatan.
4)      Kebijakan stabilisasi atau menstabilkan situasi perekonomian.
Kestabilan disini meliputi kestabilan tingkat pendapatan, kesempatan kerja, kestabilan tingkat harga, dan kestabilan nilai mata uang dalam negeri terhadap mata uang asing. Jika hal tersebut belum tercapai maka perekonomian Indonesia akan sulit berkembang karena dapat menimbulkan keengganan investor menginvestasikan modalnya di indonesia.

Ekonomi Mikro dan Ekonomi Makro serta Masalahnya

Posted by Obrolan Ekonomi Posted on 1/14/2013 with 2 comments
Ekonomi Mikro dan Ekonomi Makro - Sesuai judul di atas, sebelum  kita bahas lebih jauh tentang permasalahan yang ada dalam ruang lingkung ekonomi mikro maupun ekonomi makro, kami akan sedikit menyimpulkan kembali tentang 3 model analisis ekonomi yang telah kami tulis pada artikel kami sebelumnya. Mengingat hal ini cukup penting untuk dipahami.

Anda masih ingat bukan tentang apa itu ekonomi deskriptif ? Yaitu merupakan satu bagian dari ilmu ekonomi yang menjelaskan tentang kondisi kegiatan ekonomi di suatu daerah atau negara dalam masa tertentu secara apa adanya. Lain halnya dengan ekonomi terapan yang juga termasuk bagian dari ilmu ekonomi yang intinya adalah untuk melakukan pembahasan terhadap  penerapan teori ekonomi di dalam suatu rumah tangga produksi. Satu lagi adalah teori ekononmi, yaitu ilmu yang menganalisa tentang relasi atau hubungan antara beberapa variabel ekonomi. misalnya pola konsumsi yang dipengaruhi oleh kenaikan upah tenaga kerja, dan lain sebagainya.

Berikut ini Penjelasan tentang Ekonomi Mikro


Teori ekonomi mikro ditemukan dan dikembangkan oleh para ahli ekonomi klasik, yaitu di sekitar abad ke-18 dan abad ke -19. Diantara mereka adalah Adam Smith, David Ricardo, yang kemudian dikembangkan oleh Marshall dan Piqou. Dalam penyusunan teori ekonomi mikro, para ahli ekonomi tersebut menggunakan beberapa anggapan dasar, yaitu :
  1. Setiap subjek ekonomi umumnya selalu bertindak ekonomis rasional.
  2. Setiap subjek ekonomi memiliki informasi yang lengkap atas berbagai macam peristiwa yang terjadi di pasar.
  3. Tingkat mobilitas yang tinggi, sehingga para subjek ekonomi dapat segera beradaptasi atau mengadakan penyesuaian terhadap perubahan-perubahan yang terjadi di pasar.
Dengan anggapan-anggapan di atas, para ahli ekonomi klasik memiliki keyakinan bahwa kegiatan ekonomi akan berkembang terus menerus secara efisien, pertumbuhan ekonomi akan semakin meningkat, dan akan tercapai kesempatan kerja penuh (full employment). Meskipun masih ada beberapa masalah ekonomi di indonesia yang patut menjadi perhatian untuk segera diselesaikan.

Konsep the invisible hand dari Adam Smith menjelaskan bahwa dalam perekonomian bebas (tanpa campur tangan  pemerintah) perekonomian akan mencapai kondisi keseimbangan melalui mekanisme harga yang terjadi di pasar.

Dalam perkembangan zaman, permasalahan ekonomi mikro mulai muncul. Tidak setiap masalah baru tersebut dapat diselesaikan dengan mekanisme pasar. Hal ini disebut dengan kegagalan pasar (market  failure).

Contoh kegagalan pasar adalah pengadaan barang publik (barang  yang penggunaannya secara bersama) seperti  jalan raya. Produsen  (kontraktor) tidak akan membangun jalan raya secara gratis. Dengan demikian maka pembangunan jalan raya diambil alih oleh pemerintah dengan menggunakan dana APBN.

Analisa Ekonomi Mikro  dan Ekonomi Makro


Ekonomi mikro adalah suatu sistem yang mempelajari kegiatan ekonomi individu, yaitu individu yang posisinya sebagai konsumen dan juga individu sebagai pemilik faktor produksi, maupun individu sebagai produsen.

Analisa ekonomi mikro dibagi menjadi 3, yaitu :
a). Teori harga;  membahas tentang :
  • Proses pembentukan harga dipengaruhi oleh interaksi antara permintaan dan penawaran suatu barang atau jasa dalam suatu pasar;
  • Faktor-faktor yang mempengaruhi perubahan permintaan dan penawaran,
  • Hubungan antara harga permintaan dan penawaran
  • Bentuk-bentuk pasar
  • Menganalisa konsep elastisitas permintaan dan elastisitas penawaran
b). Teori Produksi; menganalisa tentang :
  • Masalah biaya produksi
  • Tingkat produksi yang paling menguntungkan bagi produsen
  • Kombinasi faktor produksi yang harus dipilih oleh produsen agar tujuan untuk mencapai laba mksimum tercapai.

c). Teori Distribusi; membahas tentang :
  • Faktor-faktor yang menentukan tingkat upah tenaga kerja
  • Tingkat bunga yang harus dibayar karena penggunaan modal
  • Tingkat keuntungan yang diperoleh para pengusaha
Sedangkan ekonomi makro adalah sistem yang mempelajari variabel-variabel total seperti pendapatan nasional, konsumsi, tabungan masyarakat, investasi total. Kelahiran teori ekonomi makro ditandai dengan dirilisnya sebuah buku yang berjudul "The General Theory of Employment, Interest and money"  pada tahun 1937  yang ditulis oleh J. M. Keynes, seorang ahli ekonomi dari universitas Cambridge, Inggris.

Di dalam buku tersebut tertulis sebuah teori yang mengatakan bahwa pengangguran dapat terjadi dan bahkan untuk jangka waktu yang tidak terbatas. Banyak ahli ekonomi yang menerima teori ini dan kelompok ahli ini disebut Keynesian Economist.

Masalah Ekonomi Makro Jangka Pendek dan Jangka Panjang

Masalah ekonomi makro jangka pendek, yaitu :
1. Inflasi 
Adalah suatu kondisi dimana terdapat kecenderungan kenaikan harga secara terus menerus. Dan perlu diketahui juga bahwa Inflasi merupakan masalah karena  tiga (3) alasan, yaitu :
  • Mengakibatkan redistribusi pendapatan  di antara anggota masyarakat
  • Menyebabkan penurunan efisiensi
  • Menyebabkan perubahan output dan kesempatan kerja dalam masyarakat
2. Pengangguran
  • terjadi karena jumlah angkatan kerja melebihi tingkat  peluang kerja yang tersedia.
  • Berdasarkan tingkat pengangguran, dapat diketahui  apakah perekonomian berada pada tingkat kesempatan kerja penuh (full employment) atau tidak.

3. Ketimpangan neraca pembayaran
Neraca pembayaran adalah neraca yang memuat ikhtisar  dari segala transaksi yang terjadi antara penduduk suatu negara dengan penduduk negara lain selama jangka waktu tertentu.

Transaksi dalam neraca pembayaran :
a. Ekspor impor barang dan jasa (termasuk perdangan internasional)
b. Transaksi finansial seperti
  • pemberian atau penerimaan kredit
  • Penanaman modal di luar negeri
c. Transaksi yang bersifat uniteral seperti
  • Pembayaran transfer dari orang-orang yang tinggal di luar negeri
  • Bantuan dari luar negeri
Jika jumlah pembayaran tidak sama dengan penerimaan dari luar negeri maka terjadi surplus atau defisit. Ketidakseimbangan ini menjadi masalah jika ketidakseimbangannya cukup besar.

Tidak seperti ekonomi mikro, Ekonomi makro juga memiliki permasalahan jangka panjang  menyangkut persoalan pertumbuhan di bidang ekonomi.
Pada dasarnya menyangkut :
  • keserasian antara pertumbuhan penduduk,
  • pertambahan kapasitas produksi,
  • tersedianya dana untuk investasi
Jika terjadi keserasian antar ketiga hal di atas  maka pertumbuhan ekonomi sebuah negara akan mengalami kondisi yang optimal. Semoga saja hal ini dapat terwujud dalam perekonomian indonesia sehingga kekuatan ekonomi negara kita dapat menjadi lebih baik dari sebelumnya. Bagaimana? Apa komentar anda?

BAB 2
PENGUKURAN OUTPUT NASIONAL DAN PENDAPATAN NASIONAL
Pembangunan Ekonomi adalah peroses meningkatkan kualitas hidup manusia dalam pembangunan ekonomi terdapat aspek-aspek penting yaitu, pertumbuhan ekonomi atau peningkatan Gross Domestik Produk dari waktu kewaktu, meningkatnya martabat diri, kebebasan untuk melakukan pilihan baik sebagai konsumen maupun produsen. Peningkatan taraf hidup masyarakat melalui pemenuhan kebutuhan dasar harus sesuai dengan proses pertumbuhan ekonomi. Peningkatan produksi barang dan jasa dari waktu kewaktu yang juga disebut sebagai pertumbuhan ekonomi merupakan ukuran kasar terhadap keberhasilan penghasilan taraf hidup suatu masyarakat yang dicerminkan oleh perkembangan GDP dari waktu kewaktu terutama bila perkembangan tersebut melebihi pertumbuhan jumlah penduduk.
Perhitungan GDP dapat dilakukan melalui beberapa metode yaitu metode produksi, metode pengeluaran, dan metode pendapatan. GDP yang secara konvensional dihitung melalui tiga metode tersebut dalam kenyataannya tidak mampu memperhitungkan masalah kualitas lingkungan hidup yang secara langsung berkaitan dengan tingkat kesejahteraan masyarakat, sekaligus cara perhitungan GDP diatas tidak mampu memasukkan berbagai kegiatan sosial ekonomi masyarakat maupun aktivitas ekonomi yang tersembunyi.
Yang akan Anda pahami setelah mempelajari bab ini adalah:
Pendekatan produksi, pendekatan pendapatan, dan pendekatan pengeluaran dalam menghitung pendapatan nasional.
Pengertian GDP nominal dan GDP riil.
GDP dan kesejahteraan sosial.
Transaksi ekonomi yang tidak dihitung dalam GDP.
Perbedaan GDP dan GNP.
Konsep GDP Hijau (Green GDP)
Publikasi data perekonomian terbaru diberbagai media informasi yang ada banyak menyita perhatian masyarakat. Data tersebut mungkin mengukur total pendapatan masyarakat dalam perekonomian, rata-rata kenaikan harga (inflasi), persentase angkatan kerja yang tidak bekerja (tingkat pengangguran), dan sebagainya. Semua data statistika tersebut merupakan data yang dibutuhkan dalam ekonomi makro.
Angka pertumbuhan ekonomi merupakan salah satu tolok ukur dari keberhasilan pembangunan ekonomi suatu masyarakat. Pertumbuhan ekonomi (Economic Growth) merupakan besaran yang diukur dari kenaikan pendapatan nasional (produksi nasional) pada periode tertentu dari pendapatan nasional periode sebelumnya.
Dalam bab ini kita akan membahas Gross Domestic Product (GDP), mengukur total atau jumlah GDP. GDP merupakan data yang paling diperhatikan dalam perekonomian karena dianggap sebagai ukuran tunggal terbaik mengenai kesejahteraan masyarakat.
Perhitungan GDP (Gross Domestic Product)
Gross Domestic Product (GDP) merupakan nilai pasar dari semua barang dan jasa akhir (final) yang diproduksi dan tidak termasuk barang yang diproduksi di masa lalu dalam sebuah negara pada suatu periode. GDP mencoba menjadi ukuran yang meliputi banyak hal, termasuk di dalamnya adalah barang-barang yang diproduksi dalam perekonomian dan dijual secara legal di pasar.
Adapun beberapa produk yang tidak disertakan dalam penghitungan GDP, yaitu produk yang diproduksi dan dijual secara illegal, barang yang sudah terpakai (barang bekas) dan transaksi surat berharga, output yang diproduksi di luar negeri oleh faktor produksi yang dimiliki dalam negeri, kegiatan yang seharusnya dikerjakan orang lain, tapi dikerjakan sendiri dan barang yang diproduksinya dikonsumsi sendiri tanpa dijual seperti ibu rumah tangga yang menjahit baju dan digunakan sendiri.
Dalam perhitungan GDP ada tiga cara melalui pendekatan produksi, pendekatan pendapatan, dan pendekatan pengeluaran.
Pendekatan Produksi
Pendekatan produksi merupakan penghitungan berdasarkan dari jumlah nilai (nilai = harga dikalikan dengan jumlah barang dan jasa yang dihasilkan, P Q (barang dan jasa)) barang dan jasa yang dihasilkan oleh masyarakat dalam perekonomian di suatu negara dengan periode tertentu.
Kelemahan penghitungan dengan pendekatan produksi ini adalah sering terjadinya penghitungan ganda. Penghitungan ganda terjadi jika beberapa input suatu usaha menjadi input usaha lain. Untuk menghindari terjadinya penghitungan ganda tersebut dapat dilakukan dengan dua cara, yaitu menghitung nilai akhir (final goods) atau dengan menghitung nilai tambah (value added).
Nilai akhir suatu barang merupakan nilai barang yang siap dikonsumsi oleh konsumen terakhir, sedangkan nilai tambah merupakan selisih antara nilai suatu barang dengan biaya yang dikeluarkan untuk memproduksi barang tersebut. Sehingga besarnya nilai GDP dengan menghitung dari nilai akhir atau nilai tambah akan menghasilkan nilai yang sama.
Pendekatan Pendapatan
Pendekatan pendapatan terhadap GDP menguraikan GDP ke dalam empat komponen, yaitu pendapatan nasional, depresiasi, pajak tidak langsung dikurangi subsidi, dan pembayaran faktor bersih (neto) kepada luar negeri. Atau secara matematis:
GDP = Pendapatan Nasional + Depresiasi + (Pajak Tidak Langsung Subsidi) + Pembayaran Faktor Bersih (Neto) Kepada Luar Negeri
Pendapatan nasional merupakan pendapatan total yang diterima oleh faktor-faktor produksi yang dimiliki oleh warga negara sebuah negara. Dalam pendapatan nasional ada lima komponen, yaitu (1) pendapatan karyawan yang mencakup upah dan gaji yang dibayarkan kepada rumah tangga oleh perusahaan ataupun pemerintah, dan berbagai sumbangan majikan yang diberikan berupa asuransi sosial atau dana pensiun. (2) pendapatan perusahaan perorangan merupakan pendapatan perusahaan yang bukan berbadan hukum. (3) pendapatan perusahaan-perusahaan yang berbadan hukum. (4) bunga neto merupakan bunga yang dibayarkan oleh perusahaan, hal ini dikarenakan bunga yang dibayarkan rumah tangga dan pemerintah tidak mengalir dari produksi barang dan jasa. (5) pendapatan sewa merupakan pendapatan yang diterima oleh pemilik properti dalam bentuk sewa.
Depresiasi merupakan penurunan nilai suatu aktiva karena telah aus atau sudah ketinggalan jaman. Dimasukkannya depresiasi ke dalam pendekatan pendapatan dikarenakan kita akan mengukur semua pendapatan, termasuk pendapatan yang merupakan hasil dari penggantian pabrik atau peralatan yang ada.
Pajak tidak langsung meliputi pajak penjualan, bea cukai, dan biaya lisensi. Pajak tidak langsung berarti pendapatan bagi pemerintah, karena pajak tidak langsung merupakan pengeluaran rumah tangga atau perusahaan yang membeli sesuatu, tapi tidak termasuk pendapatan perusahaan yang memproduksi barang tersebut. Untuk menyeimbangkan antara segi pendapatan dan pengeluaran, maka pajak tidak langsung ditambahkan di segi pendapatan.
Subsidi merupakan pembayaran yang dilakukan pemerintah tanpa mendapatkan imbalan barang atau jasa. Sehingga subsidi dikurangkan dari pendapatan nasional untuk mendapatkan GDP dan untuk menyeimbangkan segi pendapatan dan pengeluaran maka subsidi harus dikurangkan dari segi pengeluaran.
Pembayaran faktor produksi neto untuk luar negeri sama dengan pembayaran atas pendapatan faktor produksi untuk luar negeri dikurangi penerimaan pendapatan faktor produksi dari luar negeri.
Pendekatan Pengeluaran
Pendekatan pengeluaran merupakan penghitungan dengan menjumlahkan semua pengeluaran sektor ekonomi, yaitu pengeluaran dari sektor rumah tangga berupa untuk konsumsi rumah tangga, pengeluaran sektor perusahaan berupa investasi, pengeluaran sektor pemerintah berupa belanja pemerintah dan pengeluaran sektor luar negeri berupa ekspor neto (selisih antara nilai ekspor dan impor).
GDP Nominal dan GDP Riil
GDP nominal merupakan GDP yang mengukur nilai output yang dihasilkan berdasarkan harga-harga yang berlaku pada waktu output tersebut diproduksi.
GDP riil merupakan GDP yang mengukur nilai output yang dihasilkan pada suatu waktu dengan berdasarkan pada harga-harga tahun dasar tertentu (harga konstan).
Perhitungan GDP dan Indeks Harga Konsumen
Selain ada GDP nominal dan GDP riil, ada pula GDP deflator. GDP deflator berguna untuk mengukur tingkat harga-harga saat ini relatif terhadap tingkat harga-harga di tahun pokok. GDP deflator sendiri memiliki arti sebuah ukuran tingkat harga yang dihitung sebagai perbandingan GDP nominal terhadap GDP riil dikalikan 100 atau dapat dirumuskan sebagai berikut:
GDP deflator merupakan salah satu ukuran yang digunakan oleh para ekonom untuk mengamati rata-rata tingkat harga dalam perekonomian.
Indeks harga konsumen (consumer price index CPI) merupakan suatu ukuran atas keseluruhan biaya pembelian barang dan jasa oleh rata-rata konsumen. Perhitungan CPI selalu digunakan untuk menghitung laju inflasi. Dalam hal ini laju inflasi merupakan perubahan persentase dalam indeks harga konsumen dari jangka waktu yang sebelumnya.
Cara menghitung inflasi melalui CPI adalah sebagai berikut:
Langkah pertama adalah melakukan survei terhadap konsumen untuk menentukan seberapa barang-barang yang begitu penting untuk dibeli oleh rata-rata konsumen.
Langkah kedua adalah menetapkan harga setiap barang pada tiap-tiap tahun. Selanjutnnya langkah ketiga, hitung harga keseluruhan dari barang-barang tersebut tiap tahunnya. Setelah mendapatkan harga keseluruhan, maka langkah keempat adalah memilih tahun pokok dan hitung CPI tiap tahunnya.
Keterbatasan Konsep GDP
Umumnya peningkatan GDP selalu dianggap baik, namun ada beberapa masalah yang muncul, bila menggunakan GDP sebagai pengukur tingkat kesejahteraan. Adanya masalah-masalah yang tidak dapat diperhitungkan di dalam konsep GDP sebagai ukuran kesejahteraan menjadi keterbatasan dalam konsep tersebut.
GDP dan Kesejahteraan Sosial
GDP yang disebut sebagai ukuran tunggal yang paling baik dari suatu kesejahteraan masyarakat. GDP bukanlah ukuran kesejahteraan yang sempurna. Bila terjadi peningkatan pada GDP kita tidak dapat menyimpulkan bahwa setiap orang lebih bahagia karena tidak menghitung waktu santai, sehingga adanya peningkatan output tiap orang mengalami kerugian akibat berkurangnya waktu santai mereka.
GDP juga tidak memasukkan nilai dari semua kegiatan yang terjadi di luar pasar. Perawatan anak yang disediakan oleh pusat perawatan termasuk dalam GDP, tapi perawatan anak yang dilakukan oleh orang tuanya di rumah tidak termasuk dalam bagian dari GDP.
GDP juga tidak memasukkan kualitas polusi dan distribusi pendapatan. Jika pemerintah tidak memperhatikan lingkungan maka GDP akan meningkat, tapi memungkinkan kesejahteraan masyarakat akan menurun dan penurunan kualitas lingkungan akan lebih besar daripada keuntungan yang diperoleh. Sedangkan untuk distribusi pendapatan GDP tidak mempedulikan kesetaraan. Hal ini bila kita andaikan di mana ada 100 orang memiliki pendapatan setahunnya Rp 5.000.000, maka GDP akan bernilai Rp 500.000.000 dan GDP tiap orang sebesar Rp 5.000.000. Tapi berbeda dengan masyarakat yang di mana 10 orang yang berpenghasilan Rp 50.000.000 dan 90 orang tidak berpenghasilan.
Terdapatnya The Underground Economy (Kegiatan Ekonomi Bawah Tanah)
The Underground Economy merupakan bagian dari perekonomian di mana transaksi berlangsung tapi pendapatan yang dihasilkan tersebut tidak dihitung di dalam GDP. Adanya underground economy ini terjadi karena banyaknya transaksi yang tidak dicatat atau hilang dalam perhitungan GDP. Underground economy terbentuk karena adanya dorongan utama dari masyarakat untuk mengelak dari pajak sehingga ikut dalam perekonomian bawah tanah dan hilang dalam perhitungan GDP. Pentingnya kita mengetahui tentang underground economy karena sejauh GDP hanya mencerminkan satu sisi aktvitas perekonomian saja dan bukan ukuran lengkap atas apa yang diproduksi perekonomian, maka perhitungan GDP tersebut menyesatkan. Contoh ekstrim kegiatan ekonomi bawah tanah adalah usaha perjudian gelap, produksi dan penjualan obat-obat terlarang, perdagangan manusia, dan sebagainya.
GDP/GNP Per Kapita
Perbedaan antara GDP dengan GNP adalah perbedaan konsepnya, bila GDP menghitung pendapatan nasional berdasarkan konsep kewilayahan sedangkan GNP berdasarkan konsep kewarganegaraan. GDP atau GNP terkadang diukur dalam bentuk GDP atau GNP per kapita yang berarti GDP atau GNP negara dibagi dengan jumlah penduduknya. Sehingga GDP atau GNP per kapita menjadi ukuran tentang kesejahteraan orang secara rata-rata yang lebih baik daripada GDP atau GNP total.
Beberapa Indikator Yang Diusulkan Untuk Penyesuaian, Pengganti Dan Melengkapi Konsep GDP
Berbagai keterbatasan yang terdapat pada GDP baik sebagai pengukur kesejahteraan masyarakat maupun ketidakmampuan GDP mencerminkan kualitas lingkungan hidup serta banyaknya kegiatan-kegiatan dalam masyarakat yang tidak tercatat dalam perhitungan GDP, telah menimbulkan banyak kritik dan usulan-usulan terhadap konsep GDP. Jika dikelompokkan terdapat 3 kelompok usulan yang mempunyai sifat:
1. Kategori penyesuain terhadap konsep GDP sebagai konsep ekonomi yang tradisional dengan memasukkan faktor lingkungan dan sosial. Indikator yang diusulkan antara lain seperti measure economic welfare (MEW), genuine progress indicator (GPI), green GDP.
2. Kategori yang ingin mengganti indikator dalam GDP untuk mengukur kesejahteraan masyarakat secara langsung. Dengan menggunakan pendekatan kebutuhan dasar manusia seperti human development index atau penaksiran terhadap kepuasan rata-rata seperti happy planet index.
3. Kategori untuk melengkapi GDP dengan menambah informasi tentang lingkungan dan sosial.
Konsep GDP Hijau (Green GDP)
GDP hijau adalah sistem akuntasi yang dikembangkan dari sistem pendapatan nasional. Dalam GDP hijau berbeda dengan perhitungan GDP biasa karena memperhitungkan sumbangan sumber daya alam terhadap pembangunan dan biaya-biaya yang disebabkan oleh adanya polusi dan degradasi lingkungan.
Dari segi metode perhitungan metode perhitungan GDP hijau secara teori dibagi menjadi 3 jenis, pertama GDP hijau diperhitungan dengan deplesi lingkungan. Kedua GDP hijau berdasarkan degradasi lingkungan. Ketiga GDP hijau diukur berdasarkan pengeluaran untuk perlindungan lingkungan. Dari 3 metode perhitungan GDP hijau tersebut metode pertama yang paling sederhana.
Secara umum perhitungan GDP hijau sebagai berikut:
GDP hijau = GDP depresi sumber daya alam biaya polusi

Perhitungan GDP Indonesia dengan Metode Produksi

Perhitungan GDP diIndonesia dilaksanakan oleh Badan Pusat Statistik untuk perhitungan GDP dengan menggunakan metode produksi kegiatan, produksi dibagi menjadi 9 lapangan usaha yang meliputi:
1. Pertanian, peternakan, kehutanan, dan perkanan
2. Pertambangan dan penggalian
3. Industri pengolahan
4. Listrik, gas dan air bersih
5. Konstruksi
6. Perdagangan, hotel dan restaurant
7. Pengangkutan dan komunikasi
8. Keuangan, real-estate dan jasa perusahaan
9. Jasa-jasa.

TEORI EKONOMI MAKRO KLASIK ( MAZHAB KLASIK )

Written By KANG PENDI on Selasa, 06 Desember 2011 | 09.42

A.  Sejarah Pemikiran Ekonomi Kaum Klasik
1.      Filsafat kaum klasik mengenai masyarakat, prinsipil tidak berbeda dengan filsafat mazhab pisiokrat, kaum klasik mendasarkan diri pada tindakan-tindakan rasional, dan bertolak dari suatu metode alamiah. Kaum klasik juga memandang ilmu ekonomi dalam arti luas, dengan perkataan lain secara normatif.
2.      Politik ekonomi kaum klasik merupakan politik ekonomi laissez faire. Politik ini menunjukkan diri dalam tindakan-tindakan yang dilakukan oleh mazhab klasik, dan dengan keseimbangan yang bersifat otomatis, di mana masyarakat senantiasa secara otomatis akan mencapai keseimbangan pada tingkat full employment.
3.      Asas pengaturan kehidupam perekonomian didasarkan pada mekanisme pasar. Teori harga merupakan bagian sentral dari mazhab klasik, dan mengajarkan bahwa proses produksi dan pembagian pendapatan ditentukan oleh mekanisme pasar. Dan dengan melalui mekanisme permintaan dan penawaran itu akan menuju kepada suatu keseimbangan (equilibrium). Jadi dalam susunan kehidupan ekonomi yang didasarkan atas milik perseorangan, inisiatif dan perusahaan orang-perorangan.
4.      Ruang lingkup pemikiran ekonomi klasik meliputi kemerdekaan alamiah, pemikiran pesimistik dan individu serta negara. Landasan kepentingan pribadi dan kemerdekaan alamiah, mengritik pemikiran ekonomi sebelumnya, dan kebebasan individulah yang menjadi inti pengembangan kekayaan bangsa, dengan demikian politik ekonomi klasik pada prinsip laissez faire.


B.     Dasar Filsafat Mazhab Klasik
Mazhab Klasik yang dipelopori oleh Adam Smith ( 1732-1790) yang tercermin dalam bukunya yang diterbitkan th. 1776 dengan judul An Inquary into the Nature andCauses of the Wealth of Nation, dianggap sebagai ibu dari kelahiran ilmu ekonomi.
Prinsip utama dalam mazhab Klasik adalah kepentingan pribadi (self interest) dan semangat individualisme ( laissez faire). Kepentingan pribadi merupakan kekuatan pendorong pertumbuhan ekonomi dan kekuatan untuk mengatur kesejahteraannya sendiri. Berdasarkan prinsip tersebut para penganut mazhab Klasik percaya bahwa sistem ekonomi liberal atau system dimana setiap orang betul-betul bebas untuk melakukan kegiatan ekonomi apa saja bisa mencapai kesejahteraan masyarakat secara otomatis.
Sistem ekonomi liberal, dimana campur tangan pemerintah dalam kegiatan  ekonomi sangat kecil ( dapat dianggap tidak ada) , menurut mazhab Klasik dapat menjamin tercapainya :
1. Tingkat kegiatan ekonomi nasional optimal ( full employment level of activity).
2. Alokasi sumberdaya, baik sumberdaya alam maupun faktor-faktor produksi lainnya didalam berbagai kegiatan ekonomi, secara efisien.
Dengan demikian peranan pemerintah harus dibatasi seminimal mungkin, karena apa yang bisa dikerjakan oleh pemerintah bisa dikerjakan oleh swasta dengan lebih efisien. Pemerintah diharapkan hanya mengerjakan kegiatan yang betul-betul tidak dapat dilakukan oleh swasta secara efisien, seperti di bidang pertahanan, hukum, kepamongprajaan, dan sebagainya. Esensi teori ekonomi makro Klasik adalah bahwa : suatu perekonomian liberal (laissez faire) mempunyai kemampuan untuk menghasilkan tingkat kegiatan (GDP= Gross Domestic Product) yang full employment secara otomatis, yang juga dikenal sebagai selfregulating (mengatur sendiri secara otomatis). Pada suatu waktu tertentu GDP mungkin saja berada di bawah atau di atas tingkat full employment, tetapi akan segera kembali ke tingkat full employment semula. Siapa yang mengatur sehingga tingkat full employment tersebut selalu dicapai ? Kaum Klasik mengatakan bahwa yang mengatur adalah “tangan pengendali yang tidak kentara” atau “ tangan gaib” ( the invisible hand).

  1. Pemikiran Ekonomi Kaum Klasik
1.      Adam Smith (1723-1790)
1.  Adam Smith adalah seorang pemikir besar dan ilmuwan kelahiran Kirkaldy Skotlandia tahun 1723, guru besar dalam ilmu falsafah di Universitas Edinburgh, perhatiannya bidang logika dan etika, yang kemudian semakin diarahkan kepada masalah-masalah ekonomi.Ia sering bertukar pikiran dengan Quesnay dan Turgot dan Voltaire.
2.      Adam Smith adalah pakar utama dan pelopor dalam mazhab Klasik.Karya besar yang disebut di atas lazim dianggap sebagai buku standar yang pertama di bidang pemikiran ekonomi gagasannya adalah sistem ekonomi yang mengoperasionalkan dasar-dasar ekonomi persaingan bebas yang diatur oleh invisible hand, pemerintah bertugas melindungi rakyat, menegakkan keadilan dan menyiapkan sarana dan prasarana kelembagaan umum.
   3.    Teori nilai yang digunakan Adam Smith adalah teori biaya produksi, walaupun semula menggunakan teori nilai tenaga kerja. Barang mempunyai nilai guna dan nilai tukar. Ongkos produksi menentukan harga relatif barang, sehingga tercipta dua macam harga, yakni harga alamiah dan harga pasar dalam jangka panjang harga pasar akan cenderung menyamai harga alamiah, dan dengan teori tersebut timbul konsep paradoks tentang nilai.
   4.     Sumber kekayaan bangsa adalah lahan, tenaga kerja, keterampilan dan modal. Dengan demikian, timbul persoalan pembagian pendapatan yakni upah untuk pekerja, laba bagi pemilik modal dan sewa untuk tuan tanah. Tingkat sewa tanah akan meningkat, sedangkan tingkat upah menurun, dengan asumsi berlaku dana upah, dan lahan lama-kelamaan menjadi kurang subur, sedangkan persaingan tingkat laba menurun yang akhirnya mencapai kegiatan ekonomi yang stationer. Smith berpendapat bahwa pembagian kerja sangat berguna dalam usaha meningkatkan produktivitas. Pembagian kerja akan mengembangkan spesialisasi. Pertambahan penduduk berarti meningkatkan tenaga kerja, dalam hal ini meningkatkan permintaan dan perluasan pasar.

2. J.B. Say, Malthus dan David Ricardo
   1.  Jean Batiste Say adalah seorang pakar ekonomi kelahiran Perancis yang berasal dari keluarga saudagar dan menjadi pendukung pemikiran Adam Smith. Say memperbaiki sistem Adam Smith dengan cara yang lebih sistematis serta logis. Karya Say yaitu theorie des debouchees (teori tentang pasar dan pemasaran) dan dikenal sebagai Hukum Say (Say’s Law) yaitu supply creats its oven demand tiap penawaran akan menciptakan permintaanya sendiri. Menurut Say dalam perekonomian bebas atau liberal tidak akan terjadi “produksi berlebihan” (over production) yang sifatnya menyeluruh, begitu juga pengangguran total tidak akan terjadi. Yang mungkin terjadi menurut Say ialah kelebihan produksi yang sifatnya sektoral dan juga pengangguran yang sifatnya terbatas (pengangguran friksi).
   2.  Thomas Robert Malthus dilahirkan tahun 1766 di Inggris, sepuluh tahun sebelum Adam Smith menerbitkan The Wealth of Nations dan meninggal tahun 1834. Malthus adalah seorang ilmuwan di bidang teologi yang kemudian memusatkan perhatiannya kepada masalah-masalah ekonomi dalam perkembangan masyarakat. Malthus adalah alumnus dari University of Cambridge, Inggris, tempat ia menyelesaikan pelajaran dalam ilmu matematika dan ilmu sejarah klasik. Malthus diangkat menjadi Profesor of History and Political Economy di East India College.Bagian yang paling penting dalam pola dasar pemikiran Malthus dan kerangka analisisnya ialah menyangkut teori tentang sewa tanah dan teori tentang penduduk dengan bukunya yang berjudul An Essay on the Principle of Population.Teori Malthus pada dasarnya sederhana saja. Kelahiran yang tidak terkontrol menyebabkan penduduk bertambah menurut deret ukur padahal persediaan bahan makanan bertambah secara deret hitung.
   3.  Ricardo adalah seorang Pemikir yang paling menonjol di antara segenap pakar Mazhab Klasik. Ia sangat terkenal karena kecermatan berpikir, metode pendekatannya hampir seluruhnya deduktif. David Ricardo telah mengembangkan pemikiran-pemikiran Adam Smith secara lebih terjabar dan juga lebih sistematis.Dan pendekatannya teoretis deduktif, pemikirannya didasarkan atas hipotesis yang dijadikan kerangka acuannya untuk mengkaji berbagai permasalahan menurut pendekatan logika. Teori yang dikembangkan oleh Ricardo menyangkut empat kelompok permasalahan yaitu: teori tentang distribusi pendapatan sebagai pembagian hasil dari seluruh produksi dan disajikan sebagai teori upah, teori sewa tanah, teori bunga dan laba, teori tentang nilai dan harga, teori perdagangan internasional dan, teori tentang akumulasi dan perkembangan ekonomi.
Dalam ekonomi Mazhab Klasik memiliki pemahaman – pemahaman tersendiri mengenai bentuk – bentuk pasar mulai dari Pasar Barang, Pasar Tenaga Kerja dan Pasar Uang, Pasar Luar Negeri dan Intervensi Pemerintah Dalam Teori Klasik.
  1. Pasar Barang
Seperti dinyatakan di muka, di pasar barang bertemu penawaran agregat dengan permintaan agregat Menurut kaum Klasik di pasar barang tidak mungkin akan kekurangan produksi atau kelebihan produksi dalam jangka waktu lama, sehingga selalu terjadi pasar bersih ( clearing market) atau pasar dalam kondisi ekuilibrium. Jika pada suatu waktu terjadi kelebihan atau kekurangan produksi, maka mekanisme pasar akan secara otomatis mendorong kembali perekonomian tersebut pada kondisi di mana tingkat produksi total masyarakat ( penawaran agregat) akan memenuhi permintaan total masyarakat secara tepat (full employment level of activity). Pendapat ini dilandasi adanya kepercayaan di kalangan kaum Klasik bahwa di dunia nyata ini :
1.      Berlaku hukum Say ( Say’s Law) yang mengatakan bahwa “ setiap barang yang diproduksikan selalu ada yang membutuhkannya” ( “ supply creates its own demand”).
2.      Harga-harga dari hampir semua barang-barang dan jasa-jasa adalah fleksibel, yaitu bisa dengan mudah berubah ( naik atau turun) sesuai dengan daya tarik-menarik antara permintaan dan penawaran.

Logika hukum Say tersebut adalah sebagai berikut : Setiap proses produksi barang-barang atau jasa-jasa mempunyai dua akibat : (1) menghasilkan barang-barang atau jasa-jasa sebagai hasil produksi, dan (2 ) memberikan penghasilan kepada pemilik faktor-faktor produksi yang digunakan dalam proses produksi tersebut, yang jumlahnya senilai dengan nilai hasil produksi tersebut. Dengan demikian di dalam masyarakat selalu terdapat cukup penghasilan ( berarti daya beli , juga permintaan) untuk dibelanjakan pada hasil-hasil produksi. Kekurangan produksi akan suatu barang tertentu masih bisa terjadi, tetapi secara agregat ( total /keseluruhan) permintaan masyarakat akan hasil-hasil produksi selalu ada. Ini berarti bahwa secara umum tidak mungkin akan terjadi kelebihan produksi di dalam masyarakat. Apabila seandainya pada suatu waktu barang tertentu yang telah diproduksi tidak bisa terjual ( kelebihan produksi) maka melalui mekanisme harga ( harga bersifat fleksibel) harga barang tersebut akan turun, selanjutnya akan mengakibatkan barang tersebut lebih banyak diminta oleh konsumen ( sesuai hukum permintaan) sampai kelebihan barang tersebut habis terjual. Pada akhirnya perekonomian akan kembali pada posisi kseimbangan ( full employment). Demikian pula sebaliknya jika terjadi kekurangan produksi, melalui mekanisme harga, harga barang akan naik, selanjutnya harga naik akan mengakibatkan produksi meningkat sampai terpenuhinya permintaan, sehingga terjadi keseimbangan. Suatu perekonomian di luar posisi keseimbangan ini selalu hanya dalam keadaan sementara saja.

Ditinjau dari segi kebijakan ekonomi, berarti bahwa pemerintah tidak perlu melakukan campur tangan atau intervensi apapun. Kalau terjadi resesi atau depresi (GDP menurun dan terjadi pengangguran) kita cukup menunggu saja sampai perekonomian tersebut melakukan proses penyesuaian, dan keadaan keseimbangan pasti akan kembali terjadi. Dalam hal ini pemerintah bisa mempercepat proses penyesuaian dengan cara membuat sedemikian rupa sehingga harga-harga dapat turun- naik dengan fleksibel. Secara grafis posisi keseimbangan tersebut dapat digambarkan sebagai berikut ( Gb.2.1) Apabila terjadi excess supply, produsen akan menawarkan produknya dengan harga yang lebih murah agar produknya dapat terjual. Produsen akan menurunkan harga jualnya sampai pada harga keseimbangan. Demikian pula sebaliknya, jika terjadi excess demand, konsumen berani membeli produk dengan harga yang lebih tinggi.Mereka berani terus meningkatkan harga belinya sampai kebutuhannya terpenuhi, yaitu pada saat harga keseimbangan tercapai.

  1. Pasar Tenaga Kerja
Pasar tenaga kerja tidak berbeda dengan pasar barang dan jasa. Bila harga (upah) dari tenaga kerja fleksibel maka permintaan dan penawaran tenaga kerja akan selalu seimbang. Tidak mungkin terjadi pengangguran secara suka rela (voluntarily unemployed), karena setiap orang akan bersedia bekerja dan menerima upah yang berlaku di pasar. Pengangguran hanya akan terjadi bila tenaga kerja sengaja mau menganggur, misalnya karena tidak mau menerima upah yang berlaku, atau karena ingin bersenang-senang. Jadi pengangguran yang tidak disengaja tidak mungkin akan terjadi (involuntarily unemployed). Kenapa orang mau menerima upah murah dan apakah mereka tidak khawatir dengan upah rendah pendapatan mereka juga menjadi rendah sehingga tidak cukup untuk keperluan konsumsi? Sama sekali tidak ,karena seperti yang diterangkan diatas semua harga adalah fleksibel, jadi bila upah turun karena supply tenaga kerja melimpah, maka harga barang dan jasa yang dibutuhkan juga ikut turun (murah) karena volume produksi ikut naik disebabkan naiknya jumlah pemakaian faktor produksi yang disebabkan oleh upah buruh yang murah.

  1. Pasar Uang
Menurut teori klasik supply uang ditentukan oleh pemerintah berdasarkan pertimbangan ekonomi maupun politik, dengan demikian tidak dipengaruhi oleh kekuatan ekonomi. Sementara permintaan terhadap uang ditentukan oleh kebutuhan kuantitas transaksi, tidak ada motive lain selain dari transaksi. Teori ini disebut juga teori kuantitas (quantity theory). Karena uang tidak menghasilkan bunga maka jumlah uang yang diminta ditentukan oleh kebutuhan transaksi konsumen dan produsen dan uang semata-mata digunakan untuk mempermudah proses jual beli barang dan jasa atau untuk keperluan transaksi sehari-hari. Sedangkan volume transaksi menurut teori ini ditentukan oleh tingkat harga dan jumlah barang yang diminta. Dengan demikian jumlah uang diminta akan sebanding dengan tingkat harga dan jumlah barang yang diminta (atau sama dengan yang diproduksi, kenapa?). Semakin besar jumlah barang atau semakin mahal harga maka semakin besar pula jumlah uang yang diminta. Dalam bentuk persamaan dapat dinyatakan sebagai berikut:
Md = k PY
Rumus ini bararti bahwa jumlah permintaan uang ditentukan oleh output atau income (Y) dan harga barang (P) serta konstanta (k). Konstanta antara lain adalah kecepatan uang digunakan dalam transaksi, dimana k = 1/V (V adalah kecepatan uang digunakan atau turn over). Karena dalam jangka pendek income (output) dan konstanta adalah tidak berubah (tetap) maka jumlah permintaan uang akan ditentukan hanya oleh harga. Jadi permintaan uang (Md) sebanding dengan tingkat harga (P).
Penawaran uang (supply) akan ditentukan oleh kebijakan moneter yang ditempuh oleh pemerintah, namun mekanisme pasar akan menyebabkan jumlah uang yang ditawarkan akan sama dengan permintaan, yaitu:
Md = Ms = k PY

Implikasi Kebijakan
Kenapa kenaikan harga barang dan permintaan uang berkorelasi? Karena bila jumlah uang yang beredar bertambah maka permintaan barang akan naik juga. Konsumen atau rumah rangga yang memegang uang lebih banyak, yang berarti mempunyai income nominal lebih tinggi, akan terdorong untuk berbelanja lebih banyak. Dalam jangka pendek kapasitas produksi tidak bertambah karena dibutuhkan waktu yang cukup untuk menyesuaikan kapasitas produksi dengan naiknya permintaan. Akibatnya adalah harga barang dan jasa akan naik. Dalam keadaan demikian yang terjadi adalah inflasi, yaitu naiknya harga-harga umum di pasar barang.Inilah alasannya kenapa pemerintah memberlakukan uang ketat yang dimaksudkan untuk menekan laju inflasi.
Kebijaksanaan fiskal dan moneter juga tidak ada pengaruhnya terhadap output dan employment. Peningkatan pengeluaran pemerintah misalnya hanya akan menyebabkan crowding out, yaitu naiknya suku bunga dan selanjutnya investasi akan turun sebanding dengan dengan naiknya jumlah pengeluaran pemerintah. Kebijaksanaan moneter juga tidak berpengaruh terhadap output dan employment. Tetapi pemotongan pajak (tax cut) akan berpengaruh terhadap output.



  1. Pasar Luar Negeri
Hubungan ekonomi suatu negara dengan negara lain bisanya berupa perdagangan barang dan jasa (ekspor dan impor) dan aliran modal berupa investasi langsung maupun tidak langsung. Pada akhir-akhir ini dapat juga berbentuk aliran orang karena adanya permintaan dan penawaran tenaga kerja di pasar luar negeri. Dalam perdagangan bisa terjadi surplus, export lebih besar dari import, sehingga negara mempunyai kelebihan devisa. Tetapi bisa juga terjadi defisit, import lebih besar dari export sehingga devisa negara berkurang dan mempengaruhi neraca perdagangan dan neraca pembayaran. Defisit perdagangan dan pembayaran memang tidak bagus bagi perekonomian karena akan mengurangi kemampuan negara untuk mengimport dan mengurangi kepercayaan negara lain.
Menurut teori klasik negara tidak perlu repot untuk menyeimbangkan masalah neraca perdagangan maupun neraca pembayaran dengan melakukan kebijakan-kebijakan khusus karena semua ketidak seimbangan tersebut secara otomatis akan terkoreksi sendiri sehingga keadaan kembali ke titik equilibrium. Misalnya defisit perdagangan tidak akan terjadi terus menerus karena akan mengakibatkan nilai mata uang Rupiah rendah sehingga barang import menjadi mahal dan import akan terhenti dengan sendirinya secara otomatis. Dengan mahalnya barang luar negeri maka barang produksi dalam negeri akan murah sehingga export naik.

  1. Intervensi Pemerintah Dalam Teori Klasik
Pada prinsipnya teori makro klasik ini sama dengan teori pasar bebas atau pasar bersaing sempurna seperti yang ditemui dalam ekonomi mikro, dimana campur tangan pemerintah adalah minimal. Hal ini didasarkan pada asumsi bahwa dalam pasar bebas bila masyarkat dibiarkan berusaha tanpa diintervensi akan menghasilkan kemakmuran bersama. Dalam situasi yang demikian apa peran pemerintah? Peran pemerintah terutama adalah membuat persaingan bebas berjalan secara baik, adil dan fair.Selain itu adalah melakukan pekerjaan yang tidak bisa dilakukan oleh masyarakat atau dilakukan oleh kekuatan pasar.

Ada beberapa hal dimana pemerintah disepakati boleh untuk ikut campur.

1.      Mengatur industri-industri yang bersifat monopoli agar tidak merugikan masyarakat. Monopoli adakalanya tidak bisa dihindari, seperti produksi listrik yang dimonopoli oleh Perusahaan Listrik Negara. Karena listrik adalah kebutuhan orang banyak maka harganya harus murah karena itu PLN tidak dibenarkan mencari untung. Investasi yang dibutuhkan untuk pengembangan harus ditanggung oleh pemerintah. Untuk itu perusahaan monopoli ini harus dikontrol oleh pemerintah.

2.      Menghapus hambatan yang menghalangi terjadinya fleksibilitas harga-harga, menghapus hambatan-hambatan yang menyebabkan tidak bekerjanya secara alamiah pasar bebas tersebut. Pemerintah juga harus mengatur agar ekonomi berjalan dengan baik dan menghilangkan segala hambatan yang meyebabkan ekonomi tidak berjalan dengan baik melalui peraturan dan undang-undang yang dibutuhkan. Misalnya membuat aturan agar tidak ada hambatan terhadap kelancaran distribusi barang antar pulau atau antar daerah dengan menghilangkan pungutan-pungutan yang tidak perlu. Menghapus segala bentuk biaya ekonomi tinggi, dan lain-lain.


3.      Memproduksi barang dan jasa yang tidak bisa diproduksi oleh masyarakat. Ada beberapa barang dan jasa yang tidak diproduksi oleh masyarakat karena barang dan jasa yang tersebut dapat dinikmati oleh semua orang dan sulit untuk memisahkan antara konsumen yang membayar dengan yang tidak membayar sehingga produsen tidak mendapat keuntungan. Misalnya, membuat taman kota, sekali dibangun maka semua orang akan dapat menikmati keindahan taman tersebut tetapi sulit untuk meminta bayaran dari para penikmat taman tersebut. Demikian juga dengan pertahanan negara (tentara). Sekali tentara telah dibentuk mereka akan melindungi negara secara keseluruhan; tidak bisa dibedakan antara orang yang membayar pajak besar (akan mendapat perlindungan lebih istimewa) dengan masyarakat yang membayar pajak lebih sedikit (dan mendapat perlindungan lebih kecil). Karena itu masyarakat dan dunia usaha tidak mau memproduksi barang dan jasa jenis ini karena tidak menguntungkan. Pemerintahlah yang harus memproduksinya dengan biaya yang dipungut dari masyarakat melalui pajak.

4.      Melindungi masyarakat yang tidak produktif, masyarakat miskin dan penyandang masalah sosial. Masyarakat yang tidak produktif adalah orang tua, orang cacad dan orang yang tidak sanggup lagi bekerja karena berbagai hambatan. Kelompok ini hampir tidak bisa diberdayakan karena keterbatasan fisik sehingga mereka harus diberikan santunan. Masyarakat miskin adalah masyarakat yang tidak mampu memenuhi kebutuhan dasar hidup mereka. Masyarakat kelompok ini juga harus dibantu oleh pemerintah karena mereka mempunyai kemampuan yang terbatas untuk menolong diri sendiri. Penyandang masalah sosial misalnya adalah anak-anak jalanan, gelandangan, pengemis dan lain-lain. Kelompok masyarakat ini masih bisa diberdayakan sehingga mereka mampu menolong diri mereka sendiri. Untuk membantu kelompok masyarakat ini maka pemerintah melakukan transfer pembayaran (transfer of payment), yaitu pemindahan uang dari masyarakat yang kaya kepada mereka yang miskin dan yang bermasalah.


5.      Menjaga kestabilan ekonomi Negara, termasuk dalam hal ini adalah membuat kebijakan makro ekonomi seperti mengatur supply uang sesuai dengan permintan masyarakat sehingga tercipta kestabilan makro ekonomi dan tidak terjadi inflasi. Supply uang ini harus ditingkatkan dari waktu ke waktu sesuai dengan kebutuhan transaksi masyarakat yang dipengaruhi oleh tingkat pertumbuhan output. Demikian juga dengan kebijakan fiskal seperti perpajakan dan mengatur pengeluaran pemerintah melalui APBN
Kesimpulan
            Menurut keyakinan mereka system pasar bebas akan mewujudkan tingkat kegiatan ekonomi yang efisiendalam jangka panjang. Penggunaan tenaga kerja penuh akan selalu tercapai dan perekonomian akan mengalami pertumbuhan yang teguh. Ahli-ahli ekonomi klasik menyadari bahwa ketidakstabilan dalam perekonomian, yang menyebabkan pertumbuhan ekonomi yang lambat  dan pengangguran, dapat berlaku dalam setiap perekonomian. Akan tetapi, menurut mereka masal;ah-masalah tersebut akan lenyap dengan sendirinya dan pertumbuhan ekonomi yang teguh akan berlangsung kembali. Namun, ketika terjadi suatu kmunduran ekonomi menimbulkan kesadaran kepada ahli-ahli ekonomi klasik bahwa mekanisme pasar  tidak dapat secara otomatis menimbulkan pertumbuhan ekonomi yang teguh dan tingkat penggunaan tenaga kerja penuh. 

DAFTAR PUSTAKA
Sukirno,Sadono 2009.Makro Ekonomi Teori Pengantar, Bandung,
PERKEMBANGAN  PEMIKIRAN  MAKROEKONOMI
  1. Pemikiran  Klasik
         Teori makroekonomi yang menjadi pegangan umum para ahli ekonomi sebelum tahun 1937 dijuluki dengan nama teori makroekonomi  klasik Kaum klasik  secara ideologi percaya bahwa sistem di mana setiap orang betul-betul bebas untuk melakukan kegiatan ekonomi apapun bisa mencapai kesejahteraan masyarakat secara otomatis (lassez faire). Menurut mereka, peranan pemerintah harus dibatasi seminimal mungkin, sebab apa yang bisa dikerjakan oleh pemerintah dapat dikerjakan oleh swasta secara lebih efisien. Kegiatan pemerintah haruslah dibatasi pada macam-macam kegiatan yang betul-betul tidak dapat dilakukan oleh swasta dengan efisien misalnya di bidang pertahanan, pemerintahan, ataupun pendidikan.  Dengan ciri ideologi ini, kita dapat mengetahui bahwa di bidang makroekonomi pun mereka tidak menghendaki campur tangan pemerintah. Jadi esensi dari teori makroekonomi adalah  suatu perekonomian laissez faire  adalah self-regulating yang artinya mempunyai kemampuan untuk menghasilkan tingkat kegiatan ekonomi nasional (misalnya GDP) yang efisien (full employment) secara otomatis.
         Menurut kaum klasik, di pasar barang tidak mungkin terjadi kelebihan produksi atau kekurangan produksi untuk jangka waktu yang lama. Pendapat semacam itu dilandasi adanya kepercayaan bahwa setiap barang yang diproduksi selalu ada yang membutuhkan, dan harga-harga adalah fleksibel yang dapat dengan mudah berubah sehingga kembali pada posisi full employment. Pada pasar tenaga kerja, bila harga upah cukup fleksibel maka permintaan tenaga kerja akan selalu seimbang dengan penawaran tenaga kerja. Jadi pada tingkat upah tersebut tenaga kerja bersedia dibayar sebesar upah tersebut, dan yang menganggur adalah mereka yang tidak bersedia dibayar pada tingkat upah tersebut.
         Karena uang tidak dapat menghasilkan apa-apa kecuali mempermudah transaksi, maka uang yang diminta masyarakat hanya sejumlah kebutuhan akan transaksi. Jadi semakin banyak transaksi yang dilakukan akan semakin banyak uang tunai yang dibutuhkan masyarakat.  Sedangkan esensi teori klasik di pasar luar negeri adalah bahwa suatu perekonomian nasional tidak perlu merepotkan diri untuk menyeimbangkan neraca perdagangannya.
2. Pemikiran Keynes
         Keynes ada pada posisi yang unik dalam sejarah pemikiran ekonomi barat, karena pada saat-saat krisis  ideologi Keynes dapat  menawarkan suatu pemecahan yang merupakan jalan tengah.  Dia berpendapat bahwa untuk menolong sistem perekonomian negara-negara tersebut, orang harus bersedia meninggalkan ideologi laissez taire yang murni. Tidak bisa tidak, pemerintah harus melakukan campur tangan lebih banyak  dalam mengendalikan perekonomian nasional.
         Keynes mengatakan bahwa kegiatan produksi dan pemilikan faktor-faktor produksi masih tetap bisa dipegang oleh swasta, tetapi pemerintah wajib melakukan kebijakan-kebijakan yang secara aktif akan mempengaruhi gerak perekonomian. Sebagai contoh, pada saat terjadi depresi,pemerintah harus bersedia melakukan program atau kegiatan yang langsung dapat meyerap tenaga kerja (yang tidak tertampung di sektor swasta), meskipun itu membutuhkan biaya besar.
         Inti dari ideologi Keynesianisme adalah Keynes tidak percaya akan kekuatan hakiki dari sistem laissez faire untuk mengoreksi diri  sendiri sehingga tercapai kondisi efisien (full employment) secara otomatis, tetapi kondisi full-employment hanya dapat dicapai dengan tindakan-tindakan terencana.
3. Pemikiran Moneteris (Monetarism)



         Selama tahun 1960-an dan awal tahun 1970-an, di bawah pimpinan ekonom terkenal Milton Friedman dari  Chicago University (kini hijrah ke Stanford University) telah berkembang suatu aliran pemikiran (school of thought) di dalam makroekonomi yang dikenal sebagai aliran moneteris(monetarism). Para ekonom dari aliran moneteris ini menyerang pandangan dari aliran Keynesian, terutama menyangkut penentuan pendapatan yang dinilai oleh mereka sebagai tidak benar. Kaum moneteris menghendaki agar analisis tentang penentuan pendapatan memberi penekanan pada pentingnya peranan jumlah uang beredar (money supply) di dalam perekonomian. Perdebatan yang lain menyangkut : efektifitas antara kebijakan fiskal dan kebijakan moneter, peranan kebijakan pemerintah, dan tentang kurva Phillips (kurva yang menunjukkan  bahwa hubungan antara pengangguran dan inflasi adalah saling berkebalikan).
         Bagi kaum moneteris, jumlah uang beredar merupakan faktor penentu utama dari tingkat kegiatan ekonomi dan harga-harga di dalam suatu perekonomian. Dalam jangka pendek (short run), jumlah uang beredar mempengaruhi tingkat output dan kesempatan kerja; sedangkan dalam jangka panjang (long run) jumlah uang beredar mempengaruhi tingkat harga atau inflasi. Menurut Milton Friedman “inflasi ada di mana saja dan selalu merupakan fenomena moneter”. Pertumbuhan moneter atau uang beredar yang berlebihan dalam hal ini bertanggung jawab atas timbulnya inflasi, dan pertumbuhan moneter yang tidak stabil bertanggung jawab atas timbulnya gejolak atau fluktuasi ekonomi. Oleh karena pertumbuhan moneter sangat berpengaruh terhadap variabilitas, baik variabilitas dalam tingkat harga maupun pertumbuhan output (GNP), maka kebijakan moneter yang diambil pemerintah sedapat mungkin haruslah dapat menjamin terciptanya suatu tingkat pertumbuhan moneter atau jumlah uang beredar yang konstan dan tetap terkendali pada tingkat yang rendah.
         Adapun gagasan pokok dari aliran moneteris yang dianggap penting di antaranya adalah :
1.      Sektor atau perekonomian swasta pada dasarnya adalah stabil.
2.  Kebijakan makroekonomi aktif seperti kebijakan fiskal dan moneter hanya akan membuat keadaan perekonomian menjadi lebih buruk.  Bahkan secara ekstrim mereka mengatakan bahwa “kebijakan makroekonomi yang aktif itu lebih merupakan bagian dari masalah, dan bukan bagian dari solusi”. Dengan perkataan lain, kaum moneteris menghendaki suatu peran atau campur tangan pemerintah yang seminimum mungkin di dalam perekonomian.
3.  Seperti halnya dengan aliran Klasik, kaum moneteris berpendapat bahwa harga-harga dan upah di dalam perekonomian adalah relatif fleksibel, yang akan menjamin keadaan keseimbangan di dalam perekonomian selalu bisa diwujudkan.
4.  Jumlah uang beredar merupakan faktor penentu yang sangat penting dari tingkat kegiatan ekonomi secara keseluruhan.
           Berbagai pendapat atau gagasan kaum moneteris di atas, memiliki implikasi kebijakan yang penting , yaitu :
1.  Stabilitas di dalam pertumbuhan jumlah uang beredarlah yang merupakan kunci dari stabilitas makroekonomi, dan bukan kebijakan makroekonomi aktif yang menimbulkan fluktuasi dalam pertumbuhan jumlah uang beredar yang menjadi penentu kestabilan makroekonomi.
2.  Kebijakan fiskal itu sendiri memiliki pengaruh sistematis yang sangat kecil, baik terhadap pendapatan nasional riil maupun pendapatan nasional nominal; dan bahwa kebijakan fiskal (fiscal policy) bukanlah suatu sarana atau alat stabilisasi yang efektif.

4. Pemikiran Rational Expectation (Ratex)
          Penganut rational expectation (ratex) tidak lain adalah kelompok klasik baru (new-classical), karena asumsi ratex dijadikan oleh kaum tersebut sebagai landasan pokok seluruh analisis dan pemikirannya. John Muth merupakan pencetus pertama ide ratex dimana pada awal 1960-an ia mengemukan premis : ”ekspektasi tiap individu bersifat rasional bila ekspentasi tersebut identik dengan hasil prediksi model”. Premis ini mengandung pengertian bahwa apabila masyarakat mengetahui benar informasi tentang suatu peristiwa atau kebijakan maka mereka akan bereaksi dimana reakasi tersebut berciri rasional. Sebagai gambaran, jika masyarakat mengetahui bahwa jumlah uang beredar meningkat dan mereka  menyadari bahwa dampaknya akan terasa di dalam peningkatan harga maka ekspektasi harga juga akan ikut meningkat.      
          Menurut penganut model ratex jika dan hanya jika masyarakat membuat kesalahan ekspektasi maka kebijakan pemerintah dapat memberi hasil, contohnya pada kebijakan peningkatan jumlah uang beredar berdampak pada peningkatan output. Walau demikian, paham klasik tentang kekuatan pasar nampaknya sangat kuat berakar juga pada penganut model ratex. Menurut pandangan penganut ratex jika kesalahan terjadi, intervensi pemerintah semacam contoh di atas tetap tidak diinginkan karena ia justru akan menghasilkan ketidakpastian yang lebih besar lagi. Berbeda dengan pandangan kaum monetaris dimana mereka masih memberi “ruang” untuk melihat berbagai dampak kebijakan pemerintah melalui perlakuan eksplisit terhadap faktor adaptive expectation, khususnya dalam jangka pendek.
         Memang agak sulit untuk membayangkan suatu keadaan dimana individu dapat mengetahui semua informasi sehingga ekspektasinya menjadi rasional. Seperti tidak kurang sulitnya untuk membayangkan situasi dimana dalam jangka pendek suatu kebijakan seperti menaikkan jumlah uang beredar akan tidak mempunyai dampak sama sekali terhadap tingkat output. Menurut jawaban penganut ratex kesalahan ekspektasi karena kesulitan memperoleh informasi memang tak dapat dihindarkan meskipun yang bersangkutan sangat rasional dalam pengambilan keputusan. Dengan pengertian lain, menurut mereka untuk mempunyai ekspektasi rasional tidak harus selalu bebas dari membuat kesalahan ekspektasi.
5. Pemikiran New Classical
         Pada dasarnya munculnya aliran pemikiran ini karena terjadi perubahan fenomena perekonomian setelah era golden age macroeconomics (1940-1970) mulai berakhir. Di tahun 70-an (1974-1975) terjadi oil shock dalam perekonomian dunia dimana harga minyak di pasar dunia meningkat sangat tinggi (oil boom) sehingga harga-harga meningkat (inflasi) yang sangat mempengaruhi kondisi ekonomi Amerika.
         Aliran pemikiran ini mengkombinasikan pemikiran monetaris dengan beberapa ide yang dulu telah dikemukakan oleh aliran klasik, yakni : pasar tenaga kerja dan pasar kapital akan menyesuaikan secara penuh. Untuk itu, berdasarkan asumsi bahwa individu mampu mengefisienkan penggunaan informasi yang tersedia dalam membuat peramalan. Dengan menggunakan tiga alat dari monetaris, market clearing (mekanisme pasar), dan rational expectation (ekspektasi rasional). Pemikiran ini melumpuhkan pemikiran Keynesian, dengan menekankan lagi pada tidak perlunya intervensi pemerintah seperti yang dikemukakan aliran klasik sebelumnya (Galbraith dan Darity, 1994).
         Pemikir pada aliran ini yang terkenal adalah Edward Prescott. Ia dan pengikutnya mengembangkan model yang dikenal dengan model siklus bisnis riil (Real Business Cycle Model atau Model RBC). Model ini mengasumsikan bahwa output selalu akan berada pada tingkat natural. Jadi semua fluktuasi output hanyalah pergerakan dari dan ke tingkat output natural atau dalam kondisi full employment (tidak ada pengangguran).
         Pergerakan output disebabkan karena adanya kemajuan teknologi (technological progress). Apabila ada penemuan baru, produktivitas akan meningkat dan menyebabkan output akan meningkat pula. Peningkatan produktivitas akan meningkatkan upah yang akan membuat tenaga kerja semakin giat bekerja. Dengan demikian produktivitas akan meningkatkan output dan kesempatan kerja.
 6. Pemikiran New Keynesian
         Penganut aliran New Keynesian berpendapat bahwa sintesis yang timbul sebagai respon terhadap kritik ekspektasi rasional pada dasarnya adalah benar, yakni asumsi yang menyatakan bahwa nilai-nilai ekspektasi perlu menjadi pertimbangan dalam menentukan perekonomian nasional, dimana nilai tersebut harus serasional mungkin berdasarkan informasi yang tersedia. Mereka juga berargumentasi bahwa masih cukup banyak yang harus dipelajari tentang sifat-sifat dan karakteristik yang tidak selalu sempurna dalam kondisi pasar yang berbeda, disamping juga tentang implikasi dari ketidak-sempurnaan tersebut bagi evolusi makroekonomi.
          Salah satu kajiannya berfokus pada aspek menentukan tingkat upah dalam pasar tenaga kerja. Tingkat upah yang efisien muncul dari suatu gagasan yang apabila upah yang diterima oleh pekerja adalah terlalu rendah mengakibatkan hal-hal seperti (a) pekerja tidak termotivasi untuk menghasilkan ouput yang optimal (bermalas-malasan), (b) masalah tentang moral dalam suatu perusahaan, (c) kesulitan didalam mendapatkan dan mempertahankan pekerja yang berkualitas, dan lain sebagainya. Salah seorang yang sangat berpengaruh terhadap issue tersebut adalah George Akerlof dari Berkeley, yang mempunyai gagasan tentang suatu “norma”, yang mengkaji apa yang sebenarnya disebut dengan “fair” dan “unfair”. Penelitian ini menggali aspek sosiologi dan psikologi yang selama ini ditinggalkan, serta menjelaskan implikasinya terhadap dunia makroekonomi.
         Hal lain yang juga diteliti oleh aliran New Keynesian adalah peran dari ketidaksempurnaan dalam pasar kredit. Diasumsikan bahwa dampak dari kebijakan moneter akan bekerja melalui tingkat suku bunga, dimana perusahaan atau individu dapat meminjam uang dengan tingkat suku bunga yang telah ditentukan. Didalam kenyataannya, perusahaan dan individu tersebut meminjam uang dari bank, dimana bank sering merendahkan potensi yang dimiliki oleh peminjam dibandingkan dengan keinginan bank untuk memberikan pinjamannya pada tingkat suku bunga yang telah ditentukan. Mengapa hal ini dapat terjadi, dan bagaimana hal tersebut mempengaruhi pandangan kita tentang bekerjanya suatu kebijakan moneter menjadikan subyek-subyek kajian dari berbagai penelitian, utamanya oleh Ben Bernanke dari Princeton. 
         Hal lain yang juga dikaji adalah tentang kekakuan dari nilai nominal. Fischer dan Taylor menyatakan bahwa keputusan untuk merubah tingkat upah atau harga secara tiba-tiba akan mengakibatkan output dapat menyimpang dari tingkat keseimbangan dalam waktu yang cukup lama. Kesimpulan ini menimbulkan berbagai isu, apabila perubahan yang tidak terduga tersebut bertanggungjawab, paling tidak sebagian, terhadap fluktuasi perekonomian, mengapa penentu tingkat upah atau penentu tingkat harga tidak dapat mensinkronkan suatu keputusan? Mengapa harga dan upah tidak disesuaikan lebih sering? Mengapa tidak semua harga dan upah berubah, katakanlah setiap tanggal 1 setiap bulannya? Didalam menjawab issu-issu tersebut, Akerlof dan N. Gregory Mankiw (Harvard University) telah menurunkan suatu hasil yang sangat penting dan menakjubkan, yang sering disebut dengan biaya menu untuk menerangkan fluktuasi output, yaitu: Setiap penentu harga atau upah tidak akan sangat jauh berbeda sebagaimana kapan dan seberapa seringnya seseorang merubah upah atau harganya sendiri (bagi pengecer, merubah harga setiap hari atau setiap minggu tidak akan memberikan perbedaan yang mencolok terhadap keuntungan). Oleh karenanya, meskipun biaya yang dipergunakan untuk melakukan perubahan terhadap harga sangat kecil, seperti misalnya biaya untuk mencetak sebuah menu, akan mengakibatkan penyesuaian harga yang sangat jarang dan tak terduga. Hal ini secara umum dapat menyebabkan penyesuaian yang sangat lambat terhadap tingkat harga, dan pada akhirnya kepada fluktuasi agregat output yang direspon oleh pergerakan permintaan agregat. Singkatnya, keputusan-keputusan yang tidak banyak berpengaruh pada tingkat individu (seberapa sering untuk merubah harga atau upah) akan mengakibatkan dampak yang luas secara agregat (penyesuaian yang lambat dari tingkat harga, dan karenanya pengaruh yang besar terhadap pergerakan dari permintaan dan output agregat).
         Dapat disimpulkan secara singkat bahwa aliran New Keynesian menggali lebih dalam kepada isu-isu yang berkaitan dengan peranan dari ketidaksempurnaan pasar terhadap fluktuasi perekonomian.

Pendapatan Nasional = Pengeluaran Agregat

0
Pendapatan Nasional adalah pendapatan faktor-faktor produksi yang digunakan untuk memproduksikan barang dan jasa dalam suatu tahun tertentu. Pendapatan Nasional dapat dihitung menggunakan tiga pendekatan :
  • Pengeluaran
  • Pendapatan
  • Produksi (Nilai Tambah)
Pendekatan yang sering digunakan adalah pendekatan pengeluaran dengan mengkumulasi Konsumsi, Investasi, Pengeluaran Pemerintah, dan Ekspor Impor.
Y = C + I + G + (X-M)
Y = Pendapatan Nasional
C = Konsumsi
I = Investasi
G = Pengeluaran Pemerintah
X = Ekspor
M = Impor
Penghitungan Pendapatan Nasional dengan pendekatan pengeluaran sering dikaitkan dengan penghitungan Produk Domestik Bruto (Gross Domestic Brutto). Hal ini dikarenakan GDP itu sendiri adalah Nilai barang dan jasa dalam suatu negara yang diproduksikan oleh faktor-faktor produksi milik warga Negara tersebut dan warga Negara asing yang ada di negara tersebut. Komponen-komponen dalam penghitungan pendapatan nasional dengan pendekatan pengeluaran ada dalam ruang lingkup GDP.
Pendekatan ini juga digunakan untuk menghitung keseimbangan pendapatan nasional yaitu pada Pendapatan Nasional = Pengeluaran Agregat (Y=AE) dimana Pengeluaran Agregat (Aggregate Expenditure) adalah komponen-komponen yang telah dijelaskan sebelumnya (C, I, G, X, M). Keadaan Y=AE adalah keadaan dimana suatu perekonomian dalam kondisi seimbang dan Tenaga Kerja Penuh (Full Employment). Dengan kata lain seluruh penawaran yang tersedia dalam perekonomian dipenuhi oleh permintaan, tidak ada surplus dan defisit penawaran/permintaan agregat.
Keseimbangan Perekonomian
Y = AE
Y = C + I (Perekonomian 2 Sektor)
Y = C + I + G (Perekonomian 3 Sektor)
Y = C + I + G + X – M (Perekonomian 4 Sektor / Perekonomian Terbuka)
Isu I
Keadaan Tenaga Kerja Penuh (Full Employment) dalam prakteknya tidak pernah terjadi. Pandangan yang menyatakan kemungkinan tersebut adalah pandangan ekonom klasik yang menyatakan penawaran menciptakan permintaannya sendiri (Supply creates its own demands). Sekali lagi, dalam prakteknya keadaan itu tidak pernah terjadi karena kelebihan atau kekurangan penawaran selalu dihadapi, juga pengangguran yang selalu saja ditemukan. Maka dari itu diperlukan kebijakan moneter/fiskal untuk memperbaiki kondisi perekonomian.
Isu II
Kemustahilan keadaan Full Employment menyebabkan keadaan pengeluaran agregat berada di atas atau di bawah nilai pendapatan nasional seimbang (Y=AE). Jarak perbedaan pengeluaran agregat dengan tingkat seimbangnya menghasilkan dua hal:
  1. Jurang Inflasi (Inflationary Gap), yaitu kelebihan dalam pengeluaran agregat di atas pengeluaran agregat pada penngeluaran agregat pada penggunaan tenaga kerja penuh yang menimbulkan kekurangan barang dan seterusnya kenaikan harga-harga.
  2. Jurang Deflasi (Deflationary Gap), yaitu jumlah kekurangan pembelanjaan agregat yang diperlukan untuk mencapai keseimbangan perekonomian
Isu III

Pengaruh Tingkat Suku Bunga dan Pendapatan Nasional Riil Terhadap Jumlah Uang Beredar: Implementasi Error Correction Model

Fernia Niken Susanti, Ghozali Maski

Abstract


Penelitian ini bertujuan untuk melihat apakah antara tingkat suku bunga dan pendapatan nasional riil berpengaruh terhadap jumlah uang beredar (Ml maupun M2). Seberapa besar pengaruh variabel tingkat suku bunga dan variabel pendapatan nasional riil terhadap jumlah uang beredar. Di samping itu, penerapan Error Correction Model (ECM) dalam penelitian ini tidak lain untuk memperoleh gambaran pengaruh predictor variable (bunga dan pendapatan) dalam jangka pendek dan dalam jangka panjang. Dengan ECM diharapkan akan diperoleh model estimasi yang tidak spurious (lancung) dan menjadi inti permasalahan dan pembahasan yang diangkat dalam penelitian ini. Dalam beberapa teori dikemukakan bahwa penawaran uang tergantung pada tiga variabel, yaitu kebijakan moneter pemerintah, aktiuitas perbankan, dan perilaku portofolio masyarakat. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah model koreksi kesalahan yang merupakan penurunan dari fungsi biaya kuadrat tunggal. DomouAtz dan Elbadawipada tahun 1987telah menawarkan fungsi biaya kuadrat tunggal yang cocok untuk menurunkan ECM, yaitu memasukkan vektor yang mempengaruhi variabel tak bebas dengan bobot tertentu dan diasumsikan secara Knear tergantung pada variabel bebas pada komponen biaya penyesuaian.
Kata kunci: suku bunga, pendapatan nasional, jumlah uang beredar, fungsi biaya kuadrat tunggal

Diposkan oleh Stephen Sanjaya di 03.47

1. - Apa yang dimaksud dengan konsumsi ?
Konsumsi adalah kegiatan pemanfaatan atau penggunaan barang dan jasa untuk memenuhikebutuhan.

1.1 - Bagaimana rumus persamaannya ?
===> MPC = ∆C / ∆Y dan APC = C / Y
dan untuk mengetahui perubahan tingkat konsumsi, maka dapat digunakan rumus :
===> MPC = ∆S / ∆Y dan APC = S / Y
1.2 - Jenis Pengeluaran apa yang masuk bukan termasuk kedalam pengeluaran konsumsi tangga?
Yang bukan barang dan jasa yang di gunakan dalam kehidupan sehari-hari
1.3 - Faktor-faktor apa saja yang memepangaruhi konsumsi rumah tangga ?
a. faktor-faktor ekonomi
b. faktor-faktor Demografi (kependudukan)
c. faktor-faktor Non-Ekonomi
2. Apa yang dimaksud dengan investasi ?
Investasi adalah mengeluarkan sejumlah uang atau menyimpan uang pada sesuatu dengan harapan suatu saat mendapat keuntungan financial.
2.1 faktor-faktor yang mempengaruhi besar kecilnya investasi ?
a. Ramalan masa depan.
b. Tingkat suku bunga.
c. Perubahan dan perkembangan teknologi.
d. Tingkat pendapatan nasional.
e. Keuntungan Perusahaan.

3. Apa yang dimaksud dengan pengeluaran pemerintah ?
Pengeluaran pemerintah (government expenditure) adalah belanja sektor pemerintah termasuk pembelian barang dan jasa dan pembayaran subsidi. Pengaluaran pemerintah digunakan untuk melakukan fungsi-fungsi penting pemreintahan, seperti pertahanan nasional dan pendidikan. Pengeluaran tersebut dibiayai baik dari pajak maupun pinjaman.
3.1 Yang termasuk dalam pengeluaran pemerintah ?
1)Pengeluaran untuk Belanja
A.Belanja Pemerintah Pusat
-Belanja Pegawa
-Belanja Barang
-Belanja Modal\
-Pembayaran Bunga Utang
-Subsidi
-Belanja Hibah
-Bantuan Sosial
-Belanja Lain-lain

B. Dana yang dialokasikan ke Daerah
-Dana Alokasi Umum (DAU)
-Dana Alokasi Khusus (DAK)
-Dana Otonomi Khusus

2) Pengeluaran untuk pembiayaan
-Pengeluaran untuk Pembiayaan
-Pengeluaran untuk Obligasi Pemerintah
-Pembayaran Pokok Pinjaman Luar Negeri
-Pembiayaan lain-lain

4. Yang termaksud multiplier (angka pengganda) ?
Angka pengganda menggambarkan perbandingan diantara jumlah pertambahan/pengurangan dalam pendapatan nasional dengan jumlah pertambahan/pengurangan dalam pengeluaran agregat yang telah menimbulkan perubahan dalam pendapatan nasional.

5. Apa yang dimaksud dengan ekuilibrium/keseimbangan ?
Harga keseimbangan atau harga ekuilibrium adalah harga yang terbentuk pada titik pertemuan kurva permintaan dan kurva penawaran. Terbentuknya harga dan kuantitas keseimbangan di pasar merupakan hasil kesepakatan antara pembeli (konsumen) dan penjual (produsen) di mana kuantitas yang diminta dan yang ditawarkan sama besarnya. Jika keseimbangan ini telah tercapai, biasanya titik keseimbangan ini akan bertahan lama dan menjadi patokan pihak pembeli dan pihak penjual dalam menentukan harga.

6. Apa itu inlasi dan penyebabnya ?
Inflasi adalah suatu proses meningkatnya harga-harga secara umum dan terus-menerus (kontinu) berkaitan dengan mekanisme pasar yang dapat disebabkan oleh berbagai faktor, antara lain, konsumsi masyarakat yang meningkat, berlebihnya likuiditas di pasar yang memicu konsumsi atau bahkan spekulasi, sampai termasuk juga akibat adanya ketidak lancaran distribusi barang.

Penyebabnya :

Inflasi dapat disebabkan oleh dua hal, yaitu tarikan permintaan (kelebihan
likuiditas/uang/alat tukar) dan yang kedua adalah desakan(tekanan) produksi dan/atau distribusi (kurangnya produksi (product or service) dan/atau juga termasuk kurangnya distribusi).

7. yang dimaksud pengganguran beserta jenisnya ?

Pengangguran sering diartikan sebagai angkatan kerja yang belum bekerja atau bekerja secara tidak optimal

Jenisnya :

1.
Pengangguran Terbuka (Open Unemployment)
Pengangguran terbuka adalah tenaga kerja yang betul-betul tidak mempunyai pekerjaan. Pengangguran ini terjadi ada yang karena belum mendapat pekerjaan padahal telah berusaha secara maksimal dan ada juga yang karena malas mencari pekerjaan atau malas bekerja.
2.
Pengangguran Terselubung (Disguessed Unemployment)
Pengangguran terselubung yaitu pengangguran yang terjadi karena terlalu banyaknya tenaga kerja untuk satu unit pekerjaan padahal dengan mengurangi tenaga kerja tersebut sampai jumlah tertentu tetap tidak mengurangi jumlah produksi. Pengangguran terselubung bisa juga terjadi karena seseorang yang bekerja tidak sesuai dengan bakat dan kemampuannya, akhirnya bekerja tidak optimal.Contoh:
Pada sebuah kantor terdapat 10 tenaga administrasi yang menangani pekerjaan yang ada. Padahal dengan jumlah tenaga 6 orang saja semua pekerjaan dapat terselesaikan dengan baik. Akibatnya para pegawai tersebut bekerja tidak optimal dan bagi kantor tentu merupakan suatu pemborosan
3.
Setengah Menganggur (Under Unemployment)
Setengah menganggur ialah tenaga kerja yang tidak bekerja secara optimal karena tidak ada pekerjaan untuk sementara waktu. Ada yang mengatakan bahwa tenaga kerja setengah menganggur ini adalah tenaga kerja yang bekerja kurang dari 35 jam dalam seminggu atau kurang dari 7 jam sehari. Misalnya seorang buruh bangunan yang telah menyelesaikan pekerjaan di suatu proyek, untuk sementara menganggur sambil menunggu proyek berikutnya.

INVESTASI DALAM KONTEKS EKONOMI MAKRO

Posted By meyka On June 2nd 2013. Under EKONOMI, Pengetahuan  Tags: INVESTASI, INVESTASI DALAM EKONOMI MAKRO  
BAB II
PEMBAHASAN
Secara garis besar ilmu ekonomi dapat dipisahkan menjadi dua yaitu ilmu ekonomi mikro dan ilmu ekonomi makro. Banyak alasan yang membuat teori makro-ekonomi atau ekonomi makro menjadi subyek penting karena ada beberapa permasalahan sebagai berikut:
a) Ekonomi makro merupakan pusat keberhasilan/ kegagalan suatu bangsa.
b) Ekonomi makro menjadi topik utama karena suatu negara bisa menanggung akibat besar pada prestasi ekonomi yang dihasilkan dari berbagai kebijakan ekonominya.
2.1 DEFINISI EKONOMI MAKRO
Ekonomi makro adalah suatu studi yang mempelajari perekonomian sebagai suatu kesatuan atau suatu studi tentang prilaku perekonomian secara keseluruhan. Dalam ekonomi makro juga merinci tentang analisis mengenai pengeluaran agregat kepada 4 komponen yaitu :
a. Pengeluaran rumah tangga ( komsumsi rumah tangga )
b. Pengeluaran pemerintah
c. Pengeluaran perusahaan ( investasi )
d. Ekspor dan impor
Ada tiga kebijakan pemerintah untuk mempengaruhi ekonomi makro yaitu kebijakan fiskal, kebijakan moneter, dan pertumbuhan ekonomi atau kebijakan sisi penawaran. Tiga keprihatian utama ekonomi makro yaitu inflasi, pertumbuhan output, dan pengangguran.
2.2 DEFINISI INVESTASI
Berdasarkan wikipedia, investasi adalah suatu istilah dengan beberapa pengertian yang berhubungan dengan keuangan dan ekonomi. Istilah tersebut berkaitan dengan akumulasi suatu bentuk aktiva dengan suatu harapan mendapatkan keuntungan di masa depan. Terkadang, investasi disebut juga sebagai penanaman modal.
Dalam prakteknya, dalam usaha untuk mencatat nilai penanaman mo-dal yang dilakukan dalam suatu tahun tertentu, yang digolongkan sebagai investasi (atau pembentukan modal atau penanaman modal) meliputi pengeluaran/ perbelanjaan berikut ini:
a. Pembelian berbagai jenis barang modal, yaitu mesin-mesin dan peralatan produksi lainnya untuk mendirikan berbagai jenis industri dan perusahaan.
b. Perbelanjaan untuk membangun rumah tempat tinggal, bangunan kantor, bangunan pabrik dan bangunan-bangunan lainnya.
c. Pertambahan nilai stok barang-barang yang belum terjual, bahan mentah dan barang yang masih dalam proses produksi pada akhir tahun penghitungan pendapatan nasional.
Jumlah dari ketiga-tiga jenis komponen investasi tersebut dinamakan investasi bruto, yaitu ia meliputi investasi untuk menambah kemampuan memproduksi dalam perekonomian dan mengganti barang modal yang sudah didepresiasikan. Apabila investasi bruto dikurangi oleh nilai apresiasi maka akan didapat investasi neto.
2.3 DEFINISI INVESTASI DALAM EKONOMI MAKRO
Berdasarkan teori ekonomi, investasi berarti pembelian (dan produksi) dari modal barang yang tidak dikonsumsi tetapi digunakan untuk produksi yang akan datang (barang produksi). Contohnya membangun rel kereta api atau pabrik. Investasi adalah suatu komponen dari PDB (Produk Domestik Bruto) dengan rumus:
PDB = C + I + G + (X-M)


Dimana:
C = Consume/ Konsumsi
I = Investasi
G = Goverment/ Pemerintah
X = Export = Ekspor
M = Import = Impor


Fungsi investasi pada aspek tersebut dibagi pada investasi non-residential (seperti pabrik dan mesin) dan investasi residential (rumah baru). Investasi adalah suatu fungsi pendapatan dan tingkat bunga, dilihat dengan kaitannya I = (Y,i). Suatu pertambahan pada pendapatan akan mendorong investasi yang lebih besar, di mana tingkat bunga yang lebih tinggi akan menurunkan minat untuk investasi sebagaimana hal tersebut akan lebih mahal dibandingkan dengan meminjam uang. Walaupun jika suatu perusahaan lain memilih untuk menggunakan dananya sendiri untuk investasi, tingkat bunga menunjukkan suatu biaya kesempatan dari investasi dana tersebut daripada meminjamkan untuk mendapatkan bunga.
Dalam teori ekonomi makro yang dibahas adalah investasi fisik. Dengan pembatasan tersebut maka definisi investasi dapat lebih dipertajam sebagai pengeluaran-pengeluaran yang meningkatkan stok barang modal. Stok barang modal adalah jumlah barang modal dalam suatu perekonomian pada saat tertentu.
a. Investasi dalam Bentuk Barang Modal dan Bangunan
Yang tercakup dalam investasi barang modal dan bangunan adalah pengeluaran-pengeluaran untuk pembelian pabrik, mesin, peralatan, gedung atau bangunan yang baru. Karena daya tahan madal dan bangunan umumnya lebih dari setahun, seringkali investasi ini disebut sebagai investasi dalam bentuk harta tetap (fixed investment). Di Indonesia, istilah yang setara dengan fixed investment adalah Pembentukan Modal Tetap Domestic Bruto (PMTDB). Supaya lebih akurat, jumlah investasi yang perlu diperhatikan adalah investasi bersih yaitu PMTDB dikurangi penyusutan.
b. Investasi Persediaan
Perusahaan seringkali memproduksi barang lebih banyak daripada target penjualan. Hal ini dilakukan untuk mengantisipasi berbagai kemungkinan. Tentu saja investasi persediaan diharapkan meningkatkan penghasilan/ keuntungan. Persediaan barang tersebut dikatakan sebagai investasi yang direncanakan atau investasi yang diinginkan karena telah direncanakan. Selain barang jadi, investasi dapat juga dilakukuan dalam bentuk persediaan barang baku dan setengah jadi.
2.4 FUNGSI INVESTASI
Kurva investasi adalah hubungan antara tingkat suku bunga dengan investasi. Untuk mempertimbangkan investasi, perusahaan membandingkan pendapatan tahunan investasi dengan biaya modal tahunan. Selisih antara biaya modal tahunan dengan pendapatan tahunan disebut laba, bila laba positif investasi menguntungkan. Sebaliknya bila laba negatif, investasi rugi.
Kurva yang menunjukkan keterkaitan di antara tingkat investasi dan tingkat pendapatan nasional dinamakan fungsi investasi. Bentuk fungsi investasi dapat dibedakan menjadi dua, yaitu (i) ia sejajar dengan sumbu datar, atau (ii) bentuknya naik ke atas ke sebelah kanan (yang berarti makin tinggi pendapatan nasional, makin tinggi investasi). Fungsi atau kurva investasi yang sejajar dengan sumbu datar dinamakan investasi otonomi dan fungsi investasi yang semakin tinggi apabila pendapatan nasional meningkat dinamakan investasi terpengaruh. Dalam analisis makro-ekonomi biasanya dimisalkan bahwa investasi perusahaan bersifat investasi otonomi.
Menurut Joseph Allois Schumpeter, investasi otonom (autonomous investment) dipengaruhi oleh perkembangan-perkembangan yang terjadi di dalam jangka panjang seperti :
a) Tingkat keuntungan investasi yang diramalkan akan diperoleh.
b) Tingkat bunga.
c) Ramalan mengenai keadaan ekonomi di masa depan.
d) Kemajuan teknologi.
e) Tingkat pendapatan nasional dan perubahan-perubahannya.
f) Keuntungan yang diperoleh perusahaan-perusahaan.
2.5 NILAI WAKTU DARI UANG
Tahukah Anda bahwa nilai uang yang sekarang tidak akan sama dengan nilai di masa depan? Ini berarti uang yang saat ini kita pegang lebih berharga nilainya dibandingkan dengan nilainya nanti di masa mendatang.
Coba bayangkan ketika Anda memiliki uang satu juta rupiah di tahun 1970. Dengan uang sebesar itu, Anda sudah bisa hidup mewah bagaikan milyuner di masa kini. Tahun 1990 uang satu juta sudah mengalami penurunan namun nilai wah dari uang satu juta masih termasuk lumayan dan dapat menghidupi keluarga secara wajar. Namun, uang satu juta di masa sekarang sudah tidak ada artinya. Orang yang kaya di jaman dulu disebut dengan jutawan, namun kini sebutan itu perlahan digantikan dengan sebutan milyuner.
Dalam melakukan investasi, maka konsep nilai waktu uang harus benar-benar dipahami dan dimengerti sedalam mungkin. Jangan sampai tertipu oleh angka-angka yang fantastis, namun di balik angka yang besar itu kenyataannya justru kerugian yang nantinya akan didapatkan. Contoh kasusnya adalah jika kita berinvestasi 10 juta rupiah untuk jangka waktu 20 tahun dengan total pengembalian atau return sebesar 50 juta rupiah. Jika kita lihat dari nilai sekarang 50 juta adalah angka yang fantastis dibandingkan dengan 10 juta. Namun setelah 20 tahun berikutnya belum tentu nilai 50 juta lebih baik dibandingkan dengan nilai 10 juta saat ini.
a. Rumus Nilai Masa Depan
FV = Po (1 + r) ^n
Keterangan : FV = Future Value / Nilai Mendatang
Po = Arus Kas Awal
r = Rate / Tingkat Bunga
^n = Tahun Ke-n (dibaca dan dihitung pangkat n)
Contoh : Jika kita menabung 1 juta rupiah dengan bunga 10% maka setelah satu tahun kita akan mendapat : FV = 1.000.000 (1 + 0,1) ^1 = 1.000.000
Maka, FV = Rp 1.100.000,00
b. Rumus Nilai Sekarang
PV = Fn / (1 + r) ^n
Keterangan :
PV = Present Value / Nilai Sekarang
Fn = Arus kas pada tahun ke-n
r = Rate / Tingkat bunga
^n = Tahun Ke-n (dibaca dan dihitung pangkat n)
Contoh : Jika di masa yang akan datang kita akan punya saldo sebesar 1,1 juta hasil berinvestasi selama satu tahun, maka uang kita saat ini adalah sebesar :
PV = 1.100.000 / (1 + 0,1) ^1 = 1.000.000
Jadi, PV = 1.000.000 rupiah
Catatan :
1 / (1 + r) ^n disebut juga sebagai discount factor
2.6 KRITERIA INVESTASI
Kriteria untuk menentukan kelayakan suatu investasi adalah :
a. Payback Period (PP)
Adalah teknik penilaian terhadap jangka waktu (period) pengembalian investasi proyek atau usaha. Terdapat 2 Model perhitungan PP, yaitu:
Apabila kas bersih setiap tahun sama
PP = Investasi X 12 bulan
Kas bersih / tahun
Apabila kas bersih setiap tahun berbeda
PP = Sisa Investasi X 12 bulan
Kas bersih sesudahnya
Untuk menilai usaha layak diterima atau tidak dari segi PP, maka hasil perhitungan tersebut harus sebagai berikut :
PP sekarang lebih kecil dari umur investasi
Dengan membandingkan rata rata industri unit usaha sejenis
Sesuai dengan target perusahaan
Kelemahan metode ini :
Mengabaikan time value of money
Tidak mempertimbangkan arus kas yang terjadi setelah masa pengembalian
b. Average Rate of Return (ARR)
Mengukur ratarata pengembalian bunga dengan cara memban-dingkan antara ratarata laba setelah pajak atau EAT dengan ratarata investasi. Rumus menghitung ARR adalah sebagai berikut:
ARR % = Rata-rata EAT
Rata rata investasi
Ratarata EAT = Total EAT
Umur ekonomis (n)
Rata-rata investasi = Investasi
2
c. Net Present Value (NPV)
Nilai bersih sekarang merupakan perbandingan antara PV Kas Bersih (PV of proceed) denhgan PV investasi (capital outlays) selama investasi. Selisih antara kedua PV tersebutlah yang kita kenal Net Present Value (NPV). Rumus :
NPV = Kas bersih 1 + Kas bersih 2 +…+ Kas bersih N - Investasi
(1+r) (1+r) (1+r)
Setelah memperoleh hasilnya,jika :
NPV positif, maka investasi diterima
NPV negatif, sebaiknya investasi ditolak
d. Internal Rate of Return (IRR)
Alat untuk mengukur tingkat pengembalian hasil intern.
Rumus = P1 C1 X P2 P1
C2 C1
Dimana: P1 tingkat bunga 1
P2 tingkat bunga 2
C1 NPV1
C2 NPV2
Apabila IRR lebih besar dari bunga pinjaman maka diterima
Apabila IRR lebih kecil dari bunga pinjaman maka ditolak
e. Profitability Index (PI)
Profitability index atau benefit and cost ratio merupakan rasio aktifitas dari jumlah nilai sekarang penerimaan bersih dengan nilai sekarang penerimaan bersih dengan nilai sekarang pengeluaran investasi selama umur investasi. Rumus :
PI = PV kas bersih X 100 %
PV investasi
2.7 FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI INVESTASI DALAM PEREKONOMIAN SUATU NEGARA
Pada dasarnya investasi adalah membeli suatu aset yang diharapkan di masa datang dapat dijual kembali dengan nilai yang lebih tinggi. Investasi juga dapat dikatakan sebagai suatu penundaan konsumsi saat ini untuk konsumsi masa depan. Harapan pada keuntungan di masa datang merupakan kompensasi atas waktu dan risiko yang terkait dengan suatu investasi yang dilakukan. Terdapat beberapa faktor faktor yang mempengaruhi investasi dalam perekonomian suatu negara yaitu :
a. Suku Bunga
Suku bunga merupakan faktor yang sangat penting dalam menarik investasi karena sebagian besar investasi biasanya dibiayai dari pinjaman bank. Jika suku bunga pinjaman turun maka akan mendorong investor untuk meminjam modal dan dengan pinjaman modal tersebut maka ia akan melakukan investasi.
b. Pendapatan nasional per kapita untuk tingkat negara (nasional) dan PDRB per kapita untuk tingkat propinsi dan Kabupaten atau Kota
Pendapatan nasional per kapita dan PDRB per kapita merupakan cermin dari daya beli masyarakat atau pasar. Makin tinggi daya beli masyarakat suatu negara atau daerah (yang dicerminkan oleh pendapatan nasional per kapita atau PDRB per kapita) maka akan makin menarik negara atau daerah tersebut untuk berinvestasi.
c. Kondisi sarana dan prasarana
Prasarana dan sarana pendukung tersebut meliputi sarana dan prasarana transportasi, komunikasi, utilitas, pembuangan limbah dan lain-lain. Sarana dan prasarana transportasi contohnya antara lain: jalan, ter-minal, pelabuhan, bandar udara dan lainlain. Sarana dan prasrana tele-komunikasi contohnya: jaringan telepon kabel maupun nirkabel, jaringan internet, prasarana dan sarana pos. Sedangkan contoh dari utilitas adalah tersedianya air bersih, listrik dan lain-lain.
d. Birokrasi perijinan
Birokrasi perijinan merupakan faktor yang sangat penting dalam mempengaruhi investasi karena birokrasi yang panjang memperbesar biaya bagi investor. Birokrasi yang panjang akan memperbesar biaya bagi pengusaha karena akan memperpanjang waktu berurusan dengan aparat. Padahal bagi pengusaha, waktu adalah uang. Kemungkinan yang lain, birokrasi yang panjang membuka peluang oknum aparat pemerintah untuk menarik suap dari para pengusaha dalam rangka memperpendek birokrasi tersebut.
e. Kualitas sumber daya manusia
Manusia yang berkualitas akhir-akhir ini merupakan daya tarik investasi yang cukup penting. Sebabnya adalah tekhnologi yang dipakai oleh para pengusaha makin lama makin modern. Tekhnologi modern tersebut menuntut ketrampilan lebih dari tenaga kerja.
f. Peraturan dan undang-undang ketenagakerjaan
Peraturan undang-undang ketenagakerjaan ini antara lain menyangkut peraturan tentang pemutusan hubungan kerja (PHK), Upah Minimum, kontrak kerja dan lain-lain.
g. Stabilitas politik dan keamanan
Stabilitas politik dan keamanan penting bagi investor karena akan menjamin kelangsungan investasinya untuk jangka panjang.
h. Pengaruh Nilai tukar
Secara teoritis dampak perubahan tingkat/ nilai tukar dengan investasi bersifat uncertainty (tidak pasti). Shikawa (1994), mengatakan pengaruh tingkat kurs yang berubah pada investasi dapat langsung lewat beberapa saluran, perubahan kurs tersebut akan berpengaruh pada dua saluran, sisi permintaan dan sisi penawaran domestik.
Dalam jangka pendek, penurunan tingkat nilai tukar akan mengurangi investasi melalui pengaruh negatifnya pada absorbsi domestik atau yang dikenal dengan expenditure reducing effect. Karena penurunan tingkat kurs ini akan menyebabkan nilai riil aset masyarakat yang disebabkan kenaikan tingkat harga-harga secara umum dan selanjutnya akan menurunkan permintaan domestik masyarakat. Gejala diatas pada tingkat perusahaan akan direspon dengan penurunan pada pengeluaran/ alokasi modal pada investasi.
Pada sisi penawaran, pengaruh aspek pengalihan pengeluaran (expenditure switching) akan perubahan tingkat kurs pada investasi relatif tidak menentu. Penurunan nilai tukar mata uang domestik akan menaikkan produk-produk impor yang diukur dengan mata uang domestik dan dengan demikian akan meningkatkan harga barang-barang yang diperdagangkan/ barang-barang ekspor (traded goods) relatif terhadap barang-barang yang tidak diper-dagangkan (non traded goods), sehingga didapatkan kenyataan nilai tukar mata uang domestik akan mendorong ekspansi investasi pada barang-barang perdagangan tersebut.
i. Tingkat Inflasi
Tingkat inflasi berpengaruh negatif pada tingkat investasi hal ini disebabkan karena tingkat inflasi yang tinggi akan meningkatkan resiko proyek-proyek investasi dan dalam jangka panjang inflasi yang tinggi dapat mengurangi rata-rata masa jatuh pinjam modal serta menimbulkan distrosi informasi tentang harga-harga relatif. Disamping itu menurut Greene dan Pillanueva (1991), tingkat inflasi yang tinggi sering dinyatakan sebagai ukuran ketidakstabilan roda ekonomi makro dan suatu ketidakmampuan pemerintah dalam mengendalikan kebijakan ekonomi makro.
2.8 PERAN INVESTASI DALAM EKONOMI MAKRO
Ada dua peran investasi dalam ekonomi makro, antara lain:
a) Investasi merupakan komponen pengeluaran yang cukup besar dan tidak mudah habis, maka perubahan besar dalam investasi akan sangat mempengaruhi pernintaan.
b) Investasi mendorong terjadinya akumulasi modal, penambahan stok bangunan gedung dan peralatan lainnya, akan meningkatkan output potensial suatu bangsa dan merangsang pertumbuhan ekonomi untuk jangka panjang.
Oleh karena itu, sangat penting peran investasi dalam konteks ekonomi makro, agar ekonomi rakyat dapat berjalan dengan baik, sehingga kita bisa menekan angka kemiskinan dan pengangguran, di setiap desa/ kelurahan, tapi banyak para pemimpin kita, mengira investasi itu memerlukan modal yang sangat besar, perlu membangun pabrik, dan lain sebagainya, sehingga memerlukan dana/ modal ratusan milyar rupiah atau bahkan ratusan trilyun
v Sejarah
Makro ekonomi muncul tahun 30an, makro ekonomi muncul karena depresi besar yang melanda dunia tahun tersebut karena krisis yang dialami dunia saat itu, sehingga tidak ditemukan jalan keluar. Muncullah orang Inggris yang bernama John Meynard Keynes. Dalam membangun TE makro, Keynes tetap menggunakan landasan-landasan aksiomalis sebagaimana yang dialami oleh teori ekonomi klasik. Demikian juga teori ekonomi neoklasik, tetap bicara konsep-konsep. Tetapi Keynes lebih cemerlang idenya bahwa dengan menggunakan depresi, karena depresi bukan lagi persoalan mikro tetapi persoalan makro. Pada era depresi itu, terjadi pengangguran masalah ekonomi. Tetapi juga menyangkut kapasitas industri yang tidak tercapai.
v Ide dasar Keynes:
  1. Ingin membangun teori umum (general theory)/ (overall theory)/ aggregate.
  2. Dalam moneter atau uang dipandang sebagai alat tukar, satuan hitung, dan penyimpan nilai.
  3. teori suku bunga
  4. Peranan investasi menentukan peluang kerja
  5. Aspek psikologis, ketidakrasionalan yang menyebabkan ketidakstabilan. Itulah komponen yang akan dibentuk oleh Keynes menjadi ekonomi makro yang dikemas dalam bukunya general theory of employment interest, money……dari teori tersebut banyak kritikan dan sanggahan terutama mempertanyakan kapan full employment dapat tercapai. Yang ada adalah mendekati kondisi full employment. Kemudian mekanisme pasar menurut Keynes, tidak ada campur tangan pemerintah. Dalam pandangan Keynes, sebuah sumber daya akan teralokasi, model manusia homoeconomicus.
  6. Ada gula ada semut (supply create its own human), penawaran akan mencapai perminataan / hukum say.
  7. Mekanisme suku bunga merupakan mekanisme untuk memperbaiki kesamaan tabungan dan investasi, untuk mengkonsumsi lebih banyak dimasa yang akan datang industri yang dimaksud adalah kumpulan unit-unit usaha yang sama/kumpulan unit-unit usaha yang menghasilkan output sejenis.
Dari pemikiran Keynes berkembang Keynesian dapat kita artikan penganut-penganut ajaran Keynes, yang ternyata Keynesian banyak yang dikritik terutanma kritikan pada ketidakmampuan perubahan-perubahan dalam skala mikro.
Post Keynesian Economics tidak terlihat lagi landasan-landasan yang dikembangkan. Salah satu tokohnya yang menyimpang dari teori ekonomi makro Keynes adalah Newton. Aliran ke2 pemikiran ini dapat kita simpulkan, terutama dari segi permintaan yang melandasi teori ekonomi makro. Penentuan pendapatan pada arus pengeluaran. Sementara itu, treatment nite menitikberatkan pada alokasi kekayaan atau dengan kata lain Keynesian pada perubahan harga.
Kelemahan dalam ilmu ekonomi, suatu ilmu yang diterapkan akan terevikasi kebenarannya dalam jangka panjang, sampai dengan 2006. Baru mulai muncul keburukan-keburukan landasan-landasannya. Orang sudah mulai tidak suka melihat jalan pikiran manusia yang menganut model ekonomicus.
Beberapa pertanyaan yang tidak bisa dijawab, kegagalan pasar teori ekonomi tidak bisa menjawab mengapa masih banyak orang miskin, teori ekonomi tidak bisa menjawab mengapa hutan dan laut ludes disantap model manusia homonicus, terpecah belah menjadi Rusia yang sekarang beberapa contoh bagaimana pikiran kita dijajah oleh model homoeconomicus nasionalisme, dilimpahkan sedemikian rupa sehingga kita fanatik terhadap bangsa kita ager sesuatu persenjataan yang tersedia leku terjual.
(MP.P) = Upah buruh
Catatan: ini berlaku jika serikat buruh sudah kuat, harga beras, penerimaan petani, hampir-hampir tidak mengalami peningkatan.
  1. PE humanistik sebagai dasar membangun SE Pancasila.
  2. Dasar-dasar IE humanistik kedirian.
  3. Hambatan dan tantangan membengun ekonomi kedirian.
v Karakteristik Ekonomi Klasik:
  1. Landasan teorinya berdasarkan hukum “Say” yang menyatakan penawaran akan menciptakan permintaan.
  2. Perekonomian akan berada di bawah full employment
  3. Harga umum bersifat fleksibel
  4. Setiap aktivitas produksi sekaligus akan berdampak pada peningkatan output dan peningkatan penghasilan pemilik faktor-faktor dengan nilai yang sama
  5. Semua penghasilan dibelanjakan di pasar barang
  6. Tidak perlu intervensi pemerintah
  7. Informasi pasar sempurna dan alokasi sumber ekonomi berjalan secara efisien dan produktif
Menurut David Hume jumlah uang yang beredar berkorelasi positif terhadap perubahan tingkat harga.
Teori lainnya yaitu Teori Cash Balance yang dikemukakan oleh A. Marshall dai Universitas Cambridge. Pandangan A. Marshall sama dengan  teori klassik lainnya karena uang akan cepat likuid. Menurut Cambridge permintaan uang akan dipengaruhi perilaku masyarakat dalam memanfaatkan beberapa jenis kekayaan dan salah satunya uang.
Konsep permintaan dan penawaran uang dapat kamu dapatkan dalam pembahasan berikut.
a. Permintaan Uang (Demand of Money)

Permintaan uang adalah sejumlah uang tertentu yang dibutuhkan oleh masyarakat untuk melakukan transaksi dalam perdagangan atau tujuan tertentu. Permintaan uang datang dari empat pihak, yaitu:
1) pihak perseorangan/konsumen,
2) pihak pengusaha/produsen,
3) pihak investor/penanam modal,
4) pihak pemerintah (dapat bertindak sebagai produsen, konsumen, dan pengatur).

Dalam analisis John Maynard Keynes, masyarakat melakukan permintaan uang untuk memenuhi tiga keinginan, yaitu sebagai berikut.

1) Permintaan uang untuk tujuan transaksi, artinya uang dibutuhkan untuk membayar pembelian-pembelian yang akan mereka lakukan. Memegang uang untuk tujuan transaksi merupakan tujuan yang mendasar, karena dengan pemilikan uang dapat dengan mudah melakukan pembelian barang-barang yang diinginkan. Permintaan uang untuk tujuan transaksi meningkat jika antara penerimaan dan pengeluaran tidak seimbang. Permintaan untuk motif ini dianggap tergantung pada tingkat pendapatan, artinya semakin tinggi pendapatan, semakin banyak uang yang diperlukan oleh perusahaan atau perseorangan untuk tujuan transaksi.
2) Permintaan uang untuk tujuan berjaga-jaga, artinya uang sebagai alat untuk menghadapi kesusahan yang mungkin timbul di masa yang akan datang, karena setiap orang tidak dapat menduga kejadian-kejadian di hari esok. Permintaan uang untuk tujuan ini dipengaruhi oleh tingkat pendapatan masyarakat atau pendapatan nasional.
3) Permintaan uang untuk tujuan spekulasi, artinya uang digunakan untuk kegiatan spekulasi (untung-untungan).
Uang kas diinginkan dengan tujuan dapat melakukan spekulasi pada tingkat bunga yang akan datang. Pada tingkat bunga tinggi, jumlah uang yang digunakan untuk tujuan spekulasi relatif kecil, begitu juga sebaliknya.

Faktor-faktor yang memengaruhi permintaan uang di antaranya sebagai berikut.
1) Adanya keinginan untuk memegang uang atau motif memegang uang.
2) Tingkat pendapatan riil, yaitu tingkat pendapatan yang benar-benar diterima oleh masyarakat dan telah memperhitungkan unsur inflasi.
3) Tinggi rendahnya tingkat bunga.
4) Adanya investasi atau pengembangan usaha sehingga membutuhkan dana/uang.
5) Tingkat harga yang berlaku di pasar.


b. Penawaran Uang (Supply of money)

Penawaran uang adalah sejumlah uang tertentu yang disediakan oleh pemerintah atau bank untuk dapat dimiliki oleh masyarakat. Penawaran uang dapat memengaruhi tingkat harga, tingkat bunga, dan tingkat kegiatan ekonomi suatu negara. Oleh karena itu, kenaikan penawaran uang dalam perekonomian perlu dikendalikan. Tugas tersebut dipegang oleh bank sentral.

Faktor-faktor yang memengaruhi penawaran uang di antaranya sebagai berikut.
1) Kebutuhan pemerintah, untuk memenuhi anggaran, untuk menekan tingkat inflasi (kenaikan harga) dan untuk menambah jumlah uang yang beredar.
2) Keadaan internasional yang tidak stabil.
3) Perkembangan perdagangan luar negeri (kegiatan ekspor dan impor).
4) Sistem perbankan yang berlaku.
5) Penciptaan uang yang baru untuk menambah jumlah uang yang beredar.


1 komentar:

  1. Maaf sebelumnya saya bisa minta tolong untuk menghapus postingan yg berjudul ekonomi makro, karena saya mau menerbitkan buku saya ini dan terdeteksi sebagai plagiat karena anda mengupload tulisan saya ini. terima kasih atas bantuannya

    BalasHapus