Minggu, 09 Juni 2013

PENGERTIAN DESENTRALISASI BY ARIE ZUYA (SESHAKRI)



PENGERTIAN DESENTRALISASI

Desentralisasi menurut PASAL 1 ayat (7) UU Nomor 32 Tahun 2004, diartikan sebagai penyerahan wewenang pemerintahan oleh pemerintah kepada daerah otonom untuk mengatur dan mengurus urusan pemerintahan dalam sistem Negara Kesatuan Republik Indonesia.
Encyclopedia of the Social Siences (1980) menjelaskan bahwa desentralisasi merupakan penyerahan wewenang dari tingkat pemerintahan yang lebih tinggi kepada pemerintahan yang lebih rendah, baik yang menyangkut bidang legislatif, judikatif, atau administratif.
Menurut Hoogerwerf  (1978), Desentralisasi adalah pengakuan atau penyerahan wewenang oleh badan-badan umum yang lebih rendah untuk secara mandiri dan berdasarkan pertimbangan kepentingan sendiri mengambil keputusan pengaturan pemerintahan, serta struktur wewenang yang terjadi dari hal itu.
Dijabarkan juga oleh Koswara (1996) bahwa Desentralisasi pada dasarnya mempunyai makna yaitu melalui proses desentralisasi urusan-urusan pemerintahan yang semula termasuk wewenang dan tanggung jawab pemerintah pusat  sebagian diserahkan kepada pemerintah daerah agar menjadi urusan rumah tangganya sehingga urusan tersebut beralih kepada dan menjadi wewenang dan tanggung jawab pemerintah daerah.
Maddick (1963) mengemukakan bahwa desentralisasi adalah suatu cara untuk meningkatkan kemampuan aparat pemerintah dan memperoleh informasi yang lebih baik mengenai keadaan daerah, untuk menyusun program-program daerah secara lebih responsif dan untuk mengantisipasi secara cepat manakala persoalan-persoalan timbul dalam pelaksanaan.
Lebih lanjut Soejito (1990) menjelaskan bahwa desentralisasi sebagai suatu sistem dipakai dalam bidang pemerintahan merupakan kebalikan dari sentralisasi , dimana sebagian kewenangan pemerintah pusat dilimpahkan kepada pihak lain untuk dilaksanakan.

Semoga beberapa Pengertian Desentralisasi ini dapat bermanfaat buat rekan-rekan yang sedang mencarinya, terimakasih.
Pengertian Desentralisasi
Desentralisasi adalah pelimpahan kekuasaan dan pembuatan keputusan secara meluas kepada tingkatan – tingkatan yang lebih rendah. Keuntungan desentralisasi adalah sama dengan delegasi, yaitu mengurangi beban atasan dalam suatu tugas pekerjan yang berat atau tidak dapat dikerjakan sendiri.
Desentralisasi mempunyai nilai apabila dapat membantu organisasi mencapai tujuan dengan efisien. Faktor – faktor yang mempengaruhi derajat desentralisasi adalah sebagai berikut :
1. Filsafat manajemen
2. Ukuran dan tingkat pertumbuhan ekonomi
3. Strategi dan lingkungan organisasi
4. Penyebaran geografis organisasi
5. Pengawasan yang efektif
6. Kualitas manajer
7. Keaneka – ragaman produk dan jasa
8. Karkteristik – karakteristik organisasi lainnya
Penyusunan Personalia Organisasi
Sumber daya terpenting suatu organisasi adalah sumber daya manusia – orang – orang yang memberikan tenaga, bakat, beraktivitas, dan usaha mereka kepada organisasi.
Penyusunan persoanlia adalah fungsi manajen yang berkenaan dengan penarikan, penempatan, pemberian latihan, dan pengembangan anggota-anggota organisasi. Kegiatan – kegiatan penyusunan personalia sangat eraat hubungannya dengan tugas – tugas kepemimpinan, motivasi, dan komunikasi sehingga pembahasannya sering ditempatkan sebagai bagian dari fungsi pengarahan.
Proses penyusunan personalia :
1. perencanaan sumber daya manusia
2. penarikan pengadaan calon – calon personalia
3. seleksi
4. pengenalan orientasi
5. pelatihan dan pengembangan
6. penilaian pelaksaan kerja
7. pemberian balas jasa dan penghargaan
8. perencanaan dan pengembangan karir
Perencaan sumber daya manusia:
1. penentuan jabatan – jabatan yang harus diisi
2. pemahaman pasar tenaga kerja
3. pertimbangan kondisi, permintaan, dan penawaran karyawan

Sektor Pertanian Penyumbang Tertinggi PDRB Pasaman OLEH SESHAKRI



Sektor Pertanian Penyumbang Tertinggi PDRB Pasaman
padangmedia.com , Sabtu, 10 November 2012 13:23 wib
Bupati Pasaman H Benny Utama SH MH
PASAMAN - Sektor pertanian merupakan penyumbang tertinggi Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) Kabupaten Pasaman, Sumatera Barat tahun 2011. Yakni sebesar Rp2,02 triliun lebih. Setelah itu diikuti dengan Pertambangan, Industri pengelohan, Listrik, gas dan air bersih.
 “PDRB Pasaman untuk 9 sektor itu tercatat sebesar Rp3,741 triliun pada tahun 2011 lalu. Sehingga, PDRB per kapita berdasarkan harga berlaku tercatat Rp14,5 juta dan tahun sebelumnya sebesar Rp12,9 juta,” kata Bupati Pasaman, Benny Utama di Lubuksikaping, Sabtu (10/11).
Dijelaskannya, berbagai potensi jenis bahan galian dan tambang yang dimiliki sangat potensial untuk dikembangkan sebagai basis ekonomi masyarakat. Bahan galian itu terdiri dari galian mineral non logam, galian mineral logam dan batu bara.
“Hanya saja potensi menjanjikan itu saat ini masih terkendala karena berada dalam kawasan Hutan Lindung atau kawasan non budidaya. Karena itu, belum bisa termanfaatkan secara maksimal untuk kemajuan daerah dan kesejahteraan masyarakat,” ujarnya.
Sektor tanaman pangan, perkebunan dan perikanan juga menjadi potensi ekonomi bagi daerah ini selain potensi panas bumi (Geothermal) yang sangat menjanjikan yang terdapat di 6 kecamatan hingga mencapai 750 MW.
Data 2011, luas tanam padi mencapai 46.627 hektare dengan jumlah produksi padi 213.189 ton. Untuk jagung seluas 2.934 hektare dengan jumlah produksi 12.592 hektare. Sementara, tanaman Kakao mencapai 16.272 hektare luas lahan dengan jumlah produksi 15.038 ton. Karet total produksi per tahun mencapai 24.938 ton dengan ketersediaan lahan 26.354 hektare.
Sementara, sektor perikanan per tahun Pasaman bisa memproduksi sekitar 45.030 ton ikan dengan luas areal 5.320 hektare. Terdiri dari komoditi ikan mas, ikan nila dan lele. Dengan konsumsi pakan ikan untuk empat kecamatan, kawasan perikanan (Rao Selatan, Rao, Padanggelugur dan Panti) sebesar 13.200 ton per tahun.
Menurut Bupati, Pasaman memiliki banyak potensi dan peluang investasi seperti pengembangan usaha pusat perdagangan bahan pangan pokok. Terutama beras untuk pasar Sumbar, Sumut dan Riau.
“Pengembangan pabrik pengelahan coklat dan coklat fermentasi, pendirian pabrik pengelohan karet dan produk ikutannya, pengembangan usaha perikanan air tawar serta pembangunan pabrik pakan ikan,” ujarnya. 
Selanjutnya, pengusahaan  pertambangan dan sumber energi terbarukan (Geothermal dan Mini Hidro) serta peningkatan dan pengelolaan wisata alam Rimbo Panti dan Taman Equator/Museum Tuanku Imam Bonjol.

SESHAKRI_PENGERTIAN PDRB



Untuk menghindarkan penafsiran maka pemahaman atas konsep dan definisi yang digunakan sangat diperlukan.
2.1.1. Produk Domestik dan Produk Regional
Semua barang dan jasa sebagai hasil dari kegiatan-kegiatan ekonomi yang beroperasi di wilayah domestik, tanpa memperhatikan apakah faktor produksinya berasal dari atau dimiliki oleh penduduk daerah tersebut, merupakan “Produk Domestik” daerah bersangkutan. Pendapatan yang timbul oleh karena adanya kegiatan produksi tersebut merupakan “Pendapatan Domestik”.
Kenyataan menunjukkan bahwa sebagian dari faktor produksi yang digunakan dalam kegiatan produksi di suatu daerah berasal dari daerah lain atau dari luar negeri, demikian juga sebaliknya faktor produksi yang dimiliki penduduk daerah tersebut dapat ikut serta dalam proses produksi di daerah lain atau di luar negeri. Hal ini menyebabkan nilai produk domestik yang timbul di suatu daerah tidak sama dengan pendapatan yang diterima penduduk daerah tersebut.
Dengan adanya arus pendapatan yang mengalir antar daerah (termasuk juga dari dan ke luar negeri) yang pada umumnya berupa upah/gaji, bunga, deviden dan keuntungan maka timbul perbedaan antara Produk Domestik dan Produk Regional.
Produk Regional adalah Produk Domestik ditambah dengan pendapatan yang diterima dari luar daerah/negeri dikurangi dengan pendapatan yang dibayarkan keluar daerah/negeri tersebut.  Akan tetapi untuk mendapatkan angka-angka tentang pendapatan yang mengalir keluar dan masuk ke suatu daerah (yang secara nasional dapat diperoleh dari neraca pembayaran luar negeri) masih sangat sulit saat ini, hingga Produk Regional ini belum dapat dihitung. Untuk sementara dalam perhitungan ini Produk Regional dianggap sama dengan “Produk Domestik Regional Netto (PDRN) Atas Dasar Biaya Faktor”.
Bila Pendapatan Regional ini dibagi dengan jumlah penduduk yang tinggal di region tersebut, maka dihasilkan Pendapatan Per Kapita.
2.1.2. Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) Atas Dasar Harga Pasar
Angka Produk Domestik Regional Bruto Atas Dasar Harga Pasar dapat diperoleh dengan menjumlahkan nilai tambah bruto (Gross Value Added) yang timbul dari seluruh sektor ekonomi di wilayah itu. Yang dimaksud dengan nilai tambah bruto adalah nilai lebih yang timbul setelah melalui suatu proses produksi atau nilai produksi (output) dikurangi dengan biaya antara. Nilai tambah bruto disini mencakup komponen-komponen faktor pendapatan (upah dan gaji, bunga, sewa tanah dan keuntungan), penyusutan dan pajak tak langsung netto. Dengan menghitung nilai tambah bruto dari masing-masing sektor dan menjumlahkan nilai tambah bruto dari seluruh sektor, akan diperoleh Produk Domestik Regional Bruto Atas Dasar Harga Pasar.
2.1.3. Produk Domestik Regional Neto (PDRN) Atas Dasar Harga Pasar
Produk Domestik Regional Bruto Atas Dasar Harga Pasar dikurangi penyusutan akan diperoleh Produk Domestik Regional Netto Atas Dasar Harga Pasar.  Penyusutan yang dimaksud adalah nilai susut (ausnya) dari barang-barang modal yang terjadi selama barang tersebut ikut serta dalam proses produksi.
2.1.4. Produk Domestik Regional Neto (PDRN) Atas Dasar Biaya Faktor
Perbedaan antara konsep biaya faktor dengan harga pasar adalah karena adanya pajak tidak langsung yang dipungut oleh pemerintah dan subsidi yang diberikan oleh pemerintah kepada unit-unit produksi. Pajak tidak langsung yang dibayar oleh perusahaan terdiri dari iuran wajib ke pemerintah yang diberlakukan sebagai biaya untuk kegiatan produksi. Pajak tidak langsung ini termasuk segala jenis pajak yang dikenakan atas kegiatan produksi, penjualan, pembelian atau penggunaan barang dan jasa oleh perusahaan. Suatu perusahaan/usaha dapat membayar pajak tidak langsung kepada Pemerintah Daerah maupun ke Pemerintah Pusat.
Pajak Tidak Langsung ini meliputi pajak penjualan, bea ekspor, cukai dan lain-lain pajak, kecuali pajak pendapatan dan pajak perseorangan.  Pajak tidak langsung dan subsidi mempunyai pengaruh terhadap harga barang-barang.  Pajak berpengaruh menaikkan harga sedangkan subsidi menurunkan harga.  Pajak tidak langsung neto diperoleh dari pajak tidak langsung dikurangi subsidi.  Produk Domestik Regional Netto Atas Dasar Harga Pasar dikurangi pajak tidak langsung neto, hasilnya adalah Produk Domestik Regional Neto Atas Dasar Biaya Faktor.
2.1.5. Ringkasan Agregat PDRB
Dari uraian di atas, maka konsep-konsep yang dipakai dalam Produk Domestik Regional Bruto adalah sebagai berikut :
  • Produk Domestik Regional Bruto Atas Dasar Harga Pasar (GRDP at Market Prices), dikurangi penyusutan akan sama dengan ;
  • Produk Domestik Regional Neto Atas Dasar Harga Pasar (NRDP at Market Price) dikurangi pajak tidak langsung neto akan sama dengan ;
  • Produk Domestik Regional Neto Atas Dasar Biaya Faktor (NRDP at Factor Cost) ditambahkan pendapatan neto yang mengalir dari / ke daerah lain akan sama dengan ;
  • Pendapatan Regional (Regional Income) dikurangi pajak pendapatan perusahaan (Cooperate Income Tax), keuntungan yang tidak dibagikan (Undistributed Profit), iuran kesejahteraan sosial (Social Security Contribution) ditambah transfer yang diterima oleh rumah tangga, bunga neto atas bunga pemerintah akan sama dengan ;
  • Pendapatan Orang – Seorang (Personal Income) dikurangi pajak rumah tangga, transfer yang dibayarkan rumah tangga, akan sama dengan ;
  • Pendapatan Yang Siap Dibelanjakan (Disposible Income).

Data PDRB KABUPATEN PASAMAN SEBELUM DAN SESUDAH PEMEKARAN BY SESHAKRI




Tabel. 1
Pendapatan Domestik Regional Bruto Daerah Kabupaten Pasaman Sebelum Pemekaran
Atas Harga Berlaku Menurut Lapangan Uasaha ( Jutaan Rupiah )
Sektor
Tahun
1996
1997
1998
1999
2000
2001
2002
Dalam Jutaan Rupiah
Pertanian
223.716,9
254.457,6
489.223,6
604.505,0
406.191,2
456.536,6
515.393,6
Pertambangan
  15.655,6
  18.125,6
23.128,5
27.670,6
21.152,1
23.260,0
25.564,6
Industri Pengolahan
  62.029,3
  67.987,3
89.481,7
105.151,3
37.483,2
41.685,6
46.988,9
Listrik dan Air Bersih
    1.923,6
    2.221,7
2.773,0
3.371,6
3.017,4
3.303,1
4.095,4
Bangunan
  59.739.6
  65.305,3
81.566,3
78.363,9
26.428,0
28.553,0
31.736,5
Perdagangan, Hotel, Restoran
  93,636,3
109.454,2
168.695,0
182.619,3
101.046,2
113.144,6
127.456,2
Angkutan/Komunikasi
  34.249,4
  37.720,3
66.865,7
78.319,3
32.044,4
35.482,0
41.613,7
Bank/Keu/Perum
  29.519,0
33.330,3
55.874,5
61.190,7
34.287,9
38.418,2
42.473,7
Jasa
  110.807,5
122.162,9
238.522,6
300.378,9
151.764,2
163.464,1
185.929,5
Total
631.276,5
710.855,4
1.216.131,0
1.431.024,4
813.424,9
903,847,5
1.021.252,2
Laju Pertumbuhan







Sumber Data:  Pasaman Dalam Angka 2009  BPS - Kabupaten Pasaman




Tabel. 1
Pendapatan Domestik Regional Bruto Daerah Kabupaten Pasaman Setelah Pemekaran
Atas Harga Berlaku Menurut Lapangan Uasaha ( Jutaan Rupiah )
Sektor
Tahun
2003
2004
2005
2006
2007
2008
2009
2010
2011
Dalam Jutaan Rupiah
Pertanian
590.191,2
675.285,2
857.083,7
1.029.453,5
1.177.775,0
1.374.762,6
1.550.568,6
1.766.150,9
2.025.827,6
Pertambangan
28.082,8
30.602,1
34.667,4
43.185,3
53.614,3
57.637,4
62.618,7
67.178,0
71.554,0
Industri Pengolahan
51.272,8
55.837,1
66.385,9
86.568,7
108.939,3
116.713,1
126.703,4
138.331,7
151.043,2
Listrik dan Air Bersih
5.207,9
5.703,1
7.194,9
8.418,4
9.089,3
11.000,8
12.556,6
13.856,2
14.888,8
Bangunan
35.153,8
39.241.3
47.958,9
60.404,0
72.448,2
83.679,2
92.915,9
105.964,2
122.095,3
Perdagangan, Hotel, Restoran
141.301,9
160.029,1
186.805,0
217.490,7
262.564,9
303.021,8
333.266,2
379.632,1
434.942,6
Angkutan/Komunikasi
45.657,9
51.236,8
62.829,4
77.789,0
90.951,1
104.085,8
113.961,7
129.118,9
146.470,2
Bank/Keu/Perum
47.157,9
53.369,4
60.637,7
71.796,4
87.179,3
97.598,1
106.554,5
117.706,2
128.620,2
Jasa
204.221,2
225.096,3
268.552,3
314.314,0
371.612,3
429.406,2
489.959,2
565.470,5
646.130,7
Total
1.296.400,6
1.148.507,7
1.592.115,6
1.909.420,1
2.234.173,8
2.577.904,9
2.889.122,8
3.241.572,6
3.41.
Laju Pertumbuhan









Sumber Data:  Pasaman Dalam Angka 2009  BPS - Kabupaten Pasaman